Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu terhadap Pencegahan dan Deteksi Dini Kasus Tuberkulosis
Abstract
Banyaknya kasus Tuberkulosis (TBC) di TTS dan mengingat peran kader sekarang sangat diperlukan dalam layanan primer terutama dalam preventif dan promotive maka tim Poltekkes Kemenkes Kupang melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat dalam deteksi dini TBC. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pencegaha dan deteksi dini TBC pada kader dan masyarakat di Desa Oinlasi Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Kegiatan ini dilakukan di Desa Oinlasi Oktober 2024 dengan peserta 30 kader posyandu dan kader TBC serta masyarakat. Kegiatan meliputi 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Metode kegiatan adalah penyuluhan dan demonstrasi skrining TBC pada peserta yang hadir. Evaluasi dilakukan melalui diskusi dan tanya jawab di akhir sesi penyuluhan serta dengan melihat kemauan peserta saat melakukan skrining TBC denagn X-Ray Portable. Penyuluhan untuk peningkatan pengetahuan kader Posyandu dan masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi Dini Kasus TBC dilakukan atas kolaborasi Poltekkes Kemenkes Kupang, Kecamatan Mollo Selatan, Puskesmas Siso, dan Desa Oinlasi. Kegiatan dilakukan di kantor Desa Oinlasi yang dihadiri oleh pihak dari Camat Mollo Selatan, Kepala dan staf Puskesmas Siso, dan Kepala Desa dan staf Desa Oinlasi, serta kader kesehatan dan masyarakat. Sesi penyuluhan disampaikan oleh Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang. Tidak lupa juga Camat Mollo Selatan ikut melakukan dukungan dan penguatan kepada kader dan masyarakat dalam pencegahan Tuberkulosis. Kolaborasi kegiatan ini dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat dan kader dalam melakukan pencegahan TBC dan skrining awal TBC. Dari evaluasi yang dilakukan yaitu melalui tanya jawab dan diskusi setelah sesi penyuluhan maka didapat bahwa kader dan masyarakat mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang disampaikan oleh pemateri, dan lebih terbuka dalam menyampaikan permasalahann yang dihadapi dalam pencegahan dan deteksi awal Tuberkulosis.
References
Adriani, P., Aisyah, I. S., Wirawan, S., Hasanah, L. N., Idris, I., Nursiah, A., Yulistianingsih, A., & Siswati, T. (2022). Stunting Pada Anak. In PT Global Eksekutif Teknologi (Vol. 124, Issue November). PT Global Eksekutif Teknologi. https://www.researchgate.net/publication/364952626
Apriliasari, R., Hestiningsih, R., & Udiyono, A. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian TB Paru Pada Anak (Studi Di Seluruh Puskesmas Di Kabupaten Magelang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 298–307.
Batbual, B., Wanti, W., Sambara, J., Irfan, I., Tat, F., Belarminus, P., & Charles, Y. (2021). The Association between Attitude and Adherence to Take Anti-Tuberculosis Drugs in Tuberculosis Patients in Kupang Health Center, East Nusa Tenggara. Developing a Global Pandemic Exit Strategy and Framework for Global Health Security, 57. https://doi.org/10.26911/AB.Epidemiology.ICPH.08.2021.37
BPS TTS. (2021). Jumlah Kasus Tuberkulosis, Demam Berdarah Dengue, Diare dan Malaria Menurut Kecamatan, 2016-2019. BPS TTS. https://timortengahselatankab.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTU1IzI=/jumlah-kasus-tuberkulosis-demam-berdarah-dengue-diare-dan-malaria-menurut-kecamatan.html
BPS TTS. (2023). Jumlah Kasus Penyakit Menurut Jenis Penyakit 2023. BPS TTS. https://timortengahselatankab.bps.go.id/id/statistics-table/1/MTEwIzE=/jumlah-kasus-penyakit-menurut-jenis-penyakit-2023.html
Dinas Kesehatan Provinsi NTT. (2021). Laporan Penyelidikan Epidemiologi TB Paru Provinsi NTT.pdf.
Hita, & Tanto Hariyanto, L. (2017). Hubungan Antara Konsumsi Rokok Dengan Kejadian Penyakit Tuberculosis (TBC) Di Puskesmas Kawangu Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, 2, 240–250.
Hutama, H. I., Riyanti, E., & Kusumawati, A. (2019). Gambaran Perilaku Penderita TB Paru Dalam Pencegahan Penularan TB Paru Di Kabupaten Klaten. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(1), 491–500.
Indriyani, N., Istiqomah, N., & Anwar, M. C. (2016). Hubungan Tingkat Kelembaban Rumah Tinggal Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. Unnes Journal of Public Health, 5(3), 214. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i3.11311
Kemenkes RI. (1951). Tuberculosis Control Program. New England Journal of Medicine, 244(26), 993–994. https://doi.org/10.1056/NEJM195106282442609
Kemenkes RI. (2019). Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC. https://promkes.kemkes.go.id/apa-itu-toss-tbc-dan-kenali-gejala-tbc
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kemenkes RI.
Kementerian Desa. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. In Kementerian Desa, Pembangaun Daerah Tertinggal, dan Trasmigrasi. Kementerian Desa, Pembangaun Daerah Tertinggal, dan Trasmigrasi. https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/Buku_Saku_Stunting_Desa.pdf
Maar, De, E. W. (2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Geneeskundige Gids, 7(2), 124–138.
Wanti, W., Agustina, A., Singga, S., & Respati, T. (2022). Physical Environmental Conditions and Germ Number in Bedroom of Tuberculosis Patients in Kupang City, East Nusa Tenggara Province. Global Medical & Health Communication (GMHC), 10(2), 122–127. https://doi.org/10.29313/gmhc.v10i2.10144
Wanti, W., Singga, S., Agustina, A., Sila Aoktofianus, & Irfan, I. (2024). Behavior and Home Environment Effect on the Air Germs Number in Tyberculosis patients’ Houses. Window of Health : Jurnal Kesehatan, 8(1), 13–22. https://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/2481
Wanti, W., Solihah, Q., & Djapawiwi, M. (2015). Relationship between House Condition and Tuberculosis Incidence in Timor Tengah Utara District. IJSBAR, 21(1), 344–349. https://www.gssrr.org/index.php/JournalOfBasicAndApplied/article/view/3619
Wulandari, S. (2012). Hubungan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes Journal of Public Health, 1(1), 3–6. https://doi.org/10.15294/ujph.v1i1.180