Edukasi Terapi Cuci Hidung dengan Cairan NACL 0,9 untuk Mengatasi Gangguan Rasa Nyaman terhadap Penderita Rhinitis Alergi
Abstract
Rhinitis Alergi adalah inflamasi pada mukosa hidung yang disebabkan dari reaksi alergi setelah terpaparnya alergen, yang ditandai dengan beberapa gejala yang muncul seperti bersin-bersin, pruritus nasal, dan adanya sekret bening pada hidung, gejala lain yang juga sering terjadi ialah mata merah dan terasa gatal, dan postnasal drip. Terapi cuci hidung dengan cairan Nacl 0,9% merupakan metode efektif untuk mengurangi gejala dari Rhinitis Alergi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat, khususnya penderita rhinitis alergi, tentang manfaat serta teknik yang benar dalam melakukan terapi cuci hidung dengan cairan NaCl 0,9%. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi cermah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi praktik cuci hidung. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan edukasi kepada masyarakat di RT 09 RW 04 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Jumlah peserta ada 28 yang ibu-ibu pengajian. Evaluasi kegiatan dilihat dari tanya Jawab, untuk merespon sejauh mana tingkat pemahaman peserta sosialisasi Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta memperoleh peningkatan pemahaman tentang pentingnya cuci hidung dalam mengatasi gangguan kenyamanan akibat rhinitis alergi. Selain itu, peserta mampu mempraktikkan teknik cuci hidung dengan benar dan merasa lebih nyaman setelah melakukan terapi. Kesimpulannya, edukasi dan praktik cuci hidung dengan cairan NaCl 0,9% merupakan langkah preventif dan terapeutik yang efektif dalam meningkatkan kualitas hidup penderita rhinitis alergi.
References
Akhouri, S., & House, S. A. (2025). Rinitis Alergi. StatPearls Publishing LLC. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538186/
Hidayatulloh, A. I., Sriyani, Y., & Rachmini, F. (2022). Efektivitas Cuci Hidung Dengan Cairan Nacl 0,9 % Terhadap Gejala Rinitis Alergi. Jurnal Keperawatan BSI, 10(2), 198–205.
Pratama, R. B. (2021). Manajemen Terapi Rhinitis. Jurnal Medika Hutama, 02(03), 973–977.
Triola, S. (2019). Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0 , 9 % Terhadap Ekspresi Gen IL-1Beta dan TNF-Alpha Mukosa Hidung Penderita Rinosinusitis Kronis di RSUP Dr M Djamil Padang. Health & Medical Journal, 1(2), 17–27. https://doi.org/10.33854/heme.v1i2.236
Waslikhah, S., Nurhayati, N., & Susanti, R. (2024). Penyuluhan Jenis Terapi Komplementer pada Ibu dan Anak sebagai Alternatif Pengobatan Non Farmakologis. Seminar Nasional Dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo, 3(1), 695–702.
Widiasih, N. N., Jayanti, P. D., & Widyastuti, S. K. (2023). Confirmation Of Diagnosis And Treatment For A Rhinitis Allergy Case In A Dog (Peneguhan diagnosa dan terapi kasus rhinitis alergi pada anjing). Veterinary Science and Medicine Journal, 5(10), 244–253.
Widiatmaja, I. G. B. P., Raharjo, S. S., Widyaningsih, V., & Harditya, K. B. (2023). Efektivitas Terapi Akupunktur Terhadap Kualitas Hidup Pasien Rhinitis Alergika: Meta Analisis. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 7(2), 104–115.
Wijaya, N. I. S. (2021). Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi dalam Mencegah Terjadinya Komplikasi Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Samata. Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT), 1(1), 11–15. https://doi.org/10.56742/nchat.v1i1.3