Pendampingan Pembuatan Peta Sebaran Penyakit bagi Pegawai Puskesmas
Abstract
Efektifitas program surveilans penyakit merupakan fungsi utama pelayanan dari puskesmas. Oleh karena itu, kemampuan spasial seorang pegawai puskesmas sangat diperlukan untuk mendukung penyediaan informasi epidemiologi dan program pengendalian penyakit. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan meningkatan penguasaan dan keterampilan pemetaan penyakit pegawai Puskesmas Kebon Handil Kota Jambi dengan aplikasi Quantum GIS (QGIS). Metode pelaksanaan kegiatan PkM adalah workshop//pelatihan langsung kepada 10 peserta. Pelatihan menggunakan modul dan dibimbing langsung oleh dosen fasilitator. Adapun untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan peserta dilakukan pre-post test. Hasil kegiatan pelatihan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan peserta tentang fungsi QGIS mengalami peningkatan sebelum pelatihan dominan pengetahuan peserta kurang (60,0%) dan setelah pelatihan pengetahuan menjadi dominan baik (60%) dengan tingkat keterampilan menggunakan aplikasi GIS sangat baik berdasarkan hasil/luaran karya peserta. Indikator penilaian mencakup tata cara menambahkan layer peta (basemap), memasukkan data penyakit sesuai wilayah, jumlah dan jenis kasus penyakit, dan menambahkan fitur analisis penyakit (heatmap) yang menampilkan area dengan konstrasi penyakit (rendah, sedang, tinggi). Dengan demikian, tim PkM menyimpulkan bahwa petugas puskesmas mampu mengikuti petunjuk dan menunjukkan penguasaan materi pelatihan QGIS.
References
Akbar, P. S., Hariez, T. M., & Sakti, D. A. K. (2023). Edukasi Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai Upaya Pencegahan Penyakit pada Puskesmas Rampal Celaket. Journal of Community Engagement in Health and Nursing, 1(2), 75–79. https://doi.org/10.30643/jcehn.v1i2.309
Arwanti, D., Sabilu, Y., & Ainurafiq. (2016). Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Di Puskesmas Se-Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1–8.
Clarke, K. C., McLafferty, S. L., & Tempalski, B. J. (1996). On Epidemiology and Geographic Information Systems: A Review and Discussion of Future Directions. Emerging Infectious Diseases, 2(2), 85–92. https://doi.org/10.3201/eid0202.960202
Hacker, K., & Kaufmann, R. (2024). Chronic Disease Mapping, an Important Strategy and Tool for Health Promotion. Preventing Chronic Disease, 21(8), 1–4. https://doi.org/10.5888/pcd21.240110
KEMENKES. (2024). Website Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. In Kemenkes.go.id (pp. 1–2). https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-kesehatan-indonesia-saat-ini
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan, (2014).
Makful, M. (2019). The effectiveness of Geographic Information System training for surveillance officers in Sukabumi district. ASEAN Journal of Community Engagement, 3(1), 28–50. https://doi.org/10.7454/ajce.v3i1.88
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan, (2023).
Rimonda, R., Saputra, F. F., Paradhiba, M., & Artika, A. (2024). Gambaran Pelaksanaan Surveilans DBD di Puskesmas Meurebo Berbasis Pendekatan Sistem dan Atribut Surveilans. Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida, 11(2), 162–174.
Sigit, N., & Imam, C. W. (2022). Penyuluhan Kader Kesehatan Dalam Pemanfaatan Sistem. SELAPARANG, 6(1), 65–68. https://doi.org/https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i1.7226
Waller, L. A., & Carlin, B. P. (2010). Disease Mapping. In Chapman Hall CRC Handb Mod Stat Methods. https://doi.org/10.1201/9781420072884-c14.