Pemberdayaan Siswa Pemantau Jentik dalam Upaya Penurunan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)”

  • Sri Astutik Andayani Universitas Nurul Jadid
  • Emelya Yuliana Sugianto Universitas Nurul Jadid
  • Fitri Ani Arifah Universitas Nurul Jadid
  • Inayatul Karimah Universitas Nurul Jadid
  • Immatur Ruqoyyah Klinik Azzayniah Pesantren Nurul Jadid
Keywords: DBD, pemantau jentik, pemberdayaan

Abstract

Pesantren Nurul jadid dengan jumlah santri kurang lebih sepuluh ribu jiwa yang bermukim tentu memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi dan lingkungan yang rawan terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam beberapa tahun terakhir, pesantren ini mengalami peningkatan kasus DBD di kalangan santri dan staf, yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, kurangnya kesadaran tentang pentingnya pencegahan DBD, dan rendahnya partisipasi dalam upaya pemantauan jentik. Program pengabdian kepada masyarakat ini dirancang untuk mengatasi masalah tersebut melalui pemberdayaan siswa sebagai pemantau jentik dalam upaya penurunan kasus DBD di pesantren. Bentuk pengabdian yang dilakukan meliputi sosialisasi dan edukasi tentang DBD dan pencegahannya, pelatihan praktis bagi siswa tentang cara mengidentifikasi dan memantau jentik nyamuk, pembentukan tim pemantau jentik dari siswa yang telah dilatih, pelaksanaan kegiatan pemantauan rutin di lingkungan pesantren, serta evaluasi dan monitoring secara berkala. Solusi yang ditawarkan melalui program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran santri serta staf pesantren tentang DBD dan langkah-langkah pencegahannya, membekali siswa dengan keterampilan praktis untuk melakukan pemantauan jentik, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari ancaman DBD. Kesimpulan dari program pengabdian ini adalah bahwa pemberdayaan siswa sebagai pemantau jentik dapat secara efektif mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk, meningkatkan partisipasi aktif santri dalam upaya pencegahan DBD, dan menurunkan jumlah kasus DBD di lingkungan pesantren. Program ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pesantren, siswa, dan tim PKM dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi seluruh penghuni pesantren

References

Bestari, R. C., & Siahaan, P. P. (2018). Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demam berdarah dengue (DBD) terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti. Biomedika, 10(1), 1-5.

Budi, A., & Rahmawati, R. (2019). Epidemiologi Demam Berdarah Dengue di Jawa Tengah: Analisis Data Sekunder dari Dinas Kesehatan. Jurnal Epidemiologi, 5(2), 123-130

Fadilah, D. (2022). Evaluasi Dampak Program Pemberdayaan Kesehatan Terhadap Kesadaran Masyarakat di Daerah Endemis DBD. Jurnal Epidemiologi Kesehatan, 20(3), 150-158.

Hidayat, E. M., Linasari, D., Rahma, S. S. M., Nulaela, L. (2021). Entomological Index and Vector Distribution of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Based on Container Characteristics in Kelurahan Cipageran Cimahi. Advances in Health Sciences Research, 37, 236-241. https://doi.org/10.2991/ahsr.k.2107 23.055

Kemenkes RI. (2020). Keterencanaan aksi kegiatan (RAK) 2020-2024.

Kemenkes RI. (2021). Strategi nasional penanggulangan dengue 2021-2025.

Kemenkes RI. (2023). Laporan tahunan 2022 demam berdarah dengue.

Kurniawan, Y. (2020). Analisis Dukungan Stakeholder dalam Program Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 18(2), 101-109.

Lesmana, O., & Halim, R. (2020). Gambaran tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Kenali Asam Bawah Kota Jambi. Jurnal Kesmas Jambi, 4(2).

Luqmana, I., Putra, I., Yunus, R., Kurnia, B. I., & Thiago, A. F. (2019). Penyuluhan Jumantik di Dusun Ploso I, Karangtritis, dan Klayu II, Desa Sumberwungu. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(1), 9–16.

Monintja, T. C. N. (2015). Hubungan antara karakteristik individu, pengetahuan dan sikap dengan tindakan PSN DBD masyarakat Kelurahan Malalayang I Kecamatan Malalayang Kota Manado. JIKMU, 5(2b), 503-516.

Murtiyarini, I., Nurti, T., & Sari, L. A. (2017). Efektifitas media promosi kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia perkawinan.

Pratamawati, D. A. (2012). Peran juru pantau jentik dalam sistem kewaspadaan dini demam berdarah dengue di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 6(6).

Rahmawati, E. (2020). Risiko penularan demam berdarah dengue pada sekolah dasar di Kota Kupang. Laporan penelitian, Poltekkes Kemenkes Kupang.

Santoso, E. (2021). Penguatan Kapasitas Masyarakat dalam Menanggulangi Penyakit Melalui Program Pengabdian Masyarakat. Jurnal Ilmu Kesehatan Komunitas, 6(2), 90-97.

Sari, R. N. (2020). Koordinasi dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Masyarakat: Studi Kasus di Puskesmas Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 17(1), 23-30.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Menkes Imbau “Satu Rumah” Ada “Satu Jumantik”. www.kemkes.go.id

Suryani, D. & Prasetyo, A. (2021). Pentingnya Koordinasi dalam Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 14(1), 45-52

Tomori, L., Legi, J., & Lontoh, E. (2020). Hubungan Peran Serta Kader Kesehatan Dengan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Perkamil Kota Manado. Journal Of Community & Emergency, 8(2

Utami, L. & Hartati, S. (2021). Keterlibatan Komunitas dalam Program Kesehatan: Studi Kasus di Pesantren. Jurnal Kesehatan Komunitas, 7(2), 88-96

Wijayanti, A., & Hadi, S. (2021). Peran Stakeholder dalam Program Pemberdayaan Masyarakat di Sektor Kesehatan. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 15(2), 112-120.

Published
2024-09-26
How to Cite
Andayani, S. A., Sugianto, E. Y., Arifah, F. A., Karimah, I., & Ruqoyyah, I. (2024). Pemberdayaan Siswa Pemantau Jentik dalam Upaya Penurunan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)”. Jurnal Peduli Masyarakat, 6(3), 1211-1218. https://doi.org/10.37287/jpm.v6i3.4346