Peningkatan Kesehatan Mental Anak Usia Sekolah melalui Stimulasi Perkembangan Aspek Emosi
Abstract
Tahapan perkembangan psikososial anak usia sekolah adalah berada pada fase industri yaitu kemampuan menghasilkan karya, berinteraksi dan berprestasi dalam belajar. Jika anak sekolah sekolah tidak mampu mencapai perkembangannya secara optimal maka anak sekolah akan mengalami rendah diri. Stimulasi perkembangan emosi anak usia sekolah merupakan aspek penting dalam mendukung pertumbuhan psikososial karena dapat mempengaruhi kemampuan sosial di masa depan. Tanpa stimulasi yang tepat anak dapat mengalami hambatan dalam perkembangan yang dapat menyebabkan masalah seperti rendah diri dan ketidakpercayaan diri. Tujuan pengabdian ini untuk menstimulasi perkembangan aspek emosi anak usia sekolah. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah melaksanakan stimulasi pada 30 anak usia sekolah dengan pemberian stimulasi tentang aspek perkembangan emosi anak usia sekolah yang meliputi aspek emosi positif dan emosi negatif. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aspek emosi sebesar 8,18% emosi pada anak usia sekolah. Oleh karena itu stimulasi perkembangan aspek emosi ini direkomendasikan sebagai promosi kesehatan untuk meningkatkan perkembangan aspek emosi anak usia sekolah pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat.
References
Affrunti, N. W., & Woodruff-Borden, J. (2017). Emotional control mediates the association between dimensions of perfectionism and worry in children. Child Psychiatry & Human Development, 48, 73-81.
Aulia, H. (2024). Upaya Meningkatkan Perkembangan Emosional Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Citra Pendidikan, 4(3), 1960-1967.
Batubara, L. F., Agustini, R., & Lubis, J. N. (2023). Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak melalui Metode Cerita. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(5), 5961-5972.
Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Data and Statistics on Children’s Mental Health. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/childrensmentalhealth/data.html.
El Faisal, A. I., & Netrawati, N. (2023). Emotional Intelligence Differences Between Male and Female Adolescents. Educational Guidance and Counseling Development Journal, 6(1), 51-58.
Fadlin, I. (2021). Perkembangan Psikologis Anak Usia Pendidikan Dasar; Emosional, Kognitif, dan Psikomotor. Jurnal Al-Fikrah, 10(2), 180-192.
Hairani, S., Neviyarni, N., & Irdamurni, I. (2021). Ruang lingkup perkembangan emosi siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1829-1835.
Husnianita, V. M., & Jannah, M. (2021). Perbedaan Regulasi emosi di tinjau dari jenis kelamin pada kelas X Sekolah Menengah Atas boarding school. Character Jurnal Penelitian Psikologi, 8(5), 229-238.
Ilham, I. (2020). Perkembangan emosi dan sosial pada anak usia sekolah dasar. eL-Muhbib jurnal pemikiran dan penelitian pendidikan dasar, 4(2), 162-180.
Indriyana, P., & Lestari, R. (2019). Perilaku agresif pada anak sekolah dasar (Doctoral dissertation, Universitas muhammadiyah surakarta).
Istiana, D., Keliat, B. A., & Nuraini, T. (2011). Terapi kelompok terapeutik anak dengan orang tua dan guru meningkatkan perkembangan mental anak usia sekolah. Jurnal Ners, 6(1), 93.
Khadijah, M. A., & Jf, N. Z. (2021). Perkembangan sosial anak usia dini teori dan strateginya. Merdeka kreasi group.
Keliat, B. A., Helena, N., & Farida, P. (2011). Manajemen keperawatan psikososial & kader kesehatan jiwa. Jakarta: Egc.
Keliat,B,A. Mulia,M & Fitriani. N. (2019) Promosi Kesehatan Jiwa Terapi Kelompok Terapeutik, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (2023) portal data jumlah siswa Sekolah Dasar. https://data.kemdikbud.go.id/dataset.
Marsari, H., Neviyarni, N., & Irdamurni, I. (2021). Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1816-1822.
Pangaribuan, H., Supriadi, S., Arifuddin, A., Jurana, J., Supetran, I. W., Patompo, F. D., & Lenny, L. (2022). Edukasi Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah dan Pelaksanaan Kelompok Terapeutik di SD Pesantren Hidayatullah Tondo:(Laporan Kegiatan Pengabdian Masyarakat). Jurnal Kolaboratif Sains, 5(1), 52-67.
Septiawan, M. R. (2022). Hubungan Perkembangan Mental-Emosional Terhadap Sibling Rivalry Pada Anak Preschool. Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK), 5(1), 12-20.
Shives, L. R. (2007). Basic concepts of psychiatric-mental health nursing. Lippincott Williams & Wilkins.
Stuart, Gail W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing(10ed) . Philadelphia: Elsevier Mosby.
Tazkia, H. A., & Darmiyanti, A. (2024). Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dasar di Lingkungan Sekolah. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(3), 8-8.
Wati, L., Siagian, Y., & Kurniasih, D. (2020). Faktor dominan yang mempengaruhi Sibling rivalry pada anak usia toddler. Jurnal Keperawatan, 10(1), 1-10.
Wetik, S., & Laka, A. (2022). Stimulasi Perkembangan Psikososial Sebagai Upaya Peningkatan Fase Industri Pada Anak Usia Sekolah. Lasallian Abdimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1), 31-35.
Wetik, S. V. (2016). Peningkatan Perkembangan Anak Usia Sekolah Melalui Terapi Kelompok Terapeutik Dengan Pendekatan Model Stres Adaptasi Stuart Dan Health Promotion Model= Increased development of school age children through therapeutic group therapy approach stuart stress adaptation and health promotion model. Skripsi. Program Studi Ners Spesialis Jiwa.
Wulanningrum, D. N. (2011). Hubungan antara Urutan Kelahiran dalam Keluarga dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja di SMA Muhammadiyah I Klaten.
Zolkoski, S. M., & Bullock, L. M. (2012). Resilience in children and youth: A review. Children and youth services review, 34(12), 2295-2303.