Terapi Bermain bagi Tuna Grahita di SLB Negeri 2 Singaraja Bali

  • Ketut Eka Larasati Wardana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
  • Kadek Ayu Suarmini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
  • Desak Ketut Sugiartini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
  • Ni Komang Emi Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
Keywords: motorik kasar dan halus, retardasi mental, teknik bermain

Abstract

Anak dengan retardasi mental perlu peningkatan diri dalam kemampuan perawatan sehari-hari atau daily living activity. Pelaksanaan perawatan sehari-hari perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dan perlu dukungan dari berbagai pihak untuk peningkatan kemampuan motoric kasar dan halus. Salah satunya dengan teknik permainan untuk membantu peningkatan kemampuan dirinya. Metode dari pelaksanaan ini adalah menggunakan dua tahap. Tahap pertama dengan penilaian kemampuan kemudian tahap kedua dengan perkembangan perilaku adaptif. Sasaran dari pelaksanaan pengabdian ini adalah seluruh anak dengan retardasi mental di SLB Negeri 2 Singaraja. Pelaksanaan ini dibantu oleh berbagai pihak meliputi Kepala Sekolah, Guru dan mahasiswa untuk melaksanakan pengabdian masyarakat. Mengukur kegiatan anak dengan penilaian kuesioner vineland social maturity scale (VSMS). Hasil dari pengabdian dimulai ditemukan bahwa anak dengan retardasi mental sedang ringan bisa melakukan aktifitasnya perawatan sehari-hari semakin meningkat. Sedangkan anak dengan retardasi mental berat masih belum mengalami perubahan dalam perawatan diri sehari-hari melalui teknik bermain.

Kata kunci: motorik kasar dan  halus; retardasi mental; teknik bermain

PLAYING  THERAPY FOR CHILDREN MENTAL RETARDATION IN SLB NEGERI 2 SINGARAJA BALI

ABSTRACT

Children with mental retardation need to improve themselves in their daily care activities. The implementation of daily maintenance needs to be carried out continuously and needs support from various parties to improve gross and fine motor skills. One of them with game techniques to help improve his abilities. The method of this implementation is to use two stages. The first stage is the ability assessment, then the second stage is the development of adaptive behavior. The target of the implementation of this service is all children with mental retardation in SLB Negeri 2 Singaraja. This implementation was assisted by various parties including the Principal, Teachers and students to carry out community service. Measuring children's activities with the Vineland Social Maturity Scale (VSMS) questionnaire. The results of the dedication started to be found that children with mild mental retardation can carry out their activities daily care is increasing. While children with severe mental retardation still have not experienced changes in daily self-care through play techniques.

Keywords: gross and fine motor skill; mental retardation;  play technicues

References

Adimayanti, E., Siyamti, D., & Susilo, T. (2019). Program Bimbungan Melalui Terapi Bermain Untuk Mengembangkan Perilaku Adaptif Pada Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 2(2).

Akbar, S. N. (2017). Terapi Modifikasi Perilaku Untuk Penanganan Hiperaktif Pada Anak Retardasi Mental Ringan. Ecopsy, 4(1), 41–51. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20527/ecopsy.v4i1.3414

Arfandi, Z., Susilo, E., Widodo, G. G., Program, M., Ilmu, S., Stikes, K., … Waluyo, N. (2014). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kemampuan perawatan diri pada anak retardasi mental di slb negeri ungaran, 26.

Hastuti, D., Sakti, K. W., & Rahmawati, C. (2018). Bermain Origami Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Retardasi Mental Sedang. In Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Vol. 1, pp. 169–181). Bandung: STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi.

Hurlock, E. B. (2012). Perkembangan Anak 1. Jakarta: Erlangga.

Indardi, N. (2015). Pengulangan Teknik Permainan Kasti Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Tunagrahita Ringan. Jurnal of Physical Education, Health and Sport, 2(1), 44–49. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/jpehs.v2i1.3942

Lisnawati, L., Shahib, M. N., & Wijayanegara, H. (2014). Analisis Keberhasilan Terapi Bermain terhadap Perkembangan Potensi Kecerdasan Anak Retardasi Mental Sedang Usia 7 – 12 Tahun. MKB, 46(2), 73–82. https://doi.org/10.15395/mkb.v46n2.277

Mahdalela. (2013). Ananda Berkebutuhan Khusus: Penanganan Perilaku Sepanjang Rentang Perkembangan (Graha Ilmu). Yogyakarta.

Rahmayati, S. D., Anggriyani, L., & Kulsum, D. U. (2018). Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Down Syndrome di SLB Negeri Citeureup Tahun 2018. In Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Bandung: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani CImahi.

Rina, A. P. (2016). Meningkatkan Life Skill pada Anak Down Syndrome dengan Teknik Modelling. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 5(3), 215–225. https://doi.org/https://doi.org/10.30996/persona.v5i03.851

Setiadi. (2018). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sharma, S., Raina, S. K., Bhardwaj, A. K., Chaudhary, S., Kashyap, V., & Chander, V. (2016). Prevalence of Mental Retardation in Urban and Rural Populations of the Goiter Zone in Northwest India. Indian Journal of Public Health, 60(2). https://doi.org/10.4103/0019-557X.184545

Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Somantri, S. (2012). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Adiatama.

Wini, D. T., Widianai, E., & Rahayu, W. Y. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Perawatan Diri Pada Anak Retardasi Mental di SDLB Negeri Kota Malang. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3(3).

Published
2020-07-03
How to Cite
Wardana, K., Suarmini, K., Sugiartini, D., & Wahyuni, N. (2020). Terapi Bermain bagi Tuna Grahita di SLB Negeri 2 Singaraja Bali. Jurnal Peduli Masyarakat, 2(2), 65-72. https://doi.org/10.37287/jpm.v2i2.112

Most read articles by the same author(s)