Upaya Pemberdayaan Remaja melalui Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Siswa

  • Reni Nuryani Universitas Pendidikan Indonesia
  • Puspa Madya Nurhuda Universitas Pendidikan Indonesia
  • Titin Sutini Universitas Padjadjaran
Keywords: deteksi dini kesehatan jiwa, pemberdayaan remaja, siswa

Abstract

Pemberdayaan remaja melalui pelaksanaan deteksi dini kesehatan jiwa siswa di sekolah merupakan salah satu upaya dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan jiwa remaja khususnya pada perilaku remaja. Deteksi dini kesehatan jiwa siswa dilakukan menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk usia 11-18 tahun. Penelitian ini menunjukkan abnormalitas pada gejala emosional (23%), masalah perilaku (22%), hiperaktivitas (14%) dan masalah teman sebaya (13%). Di samping itu, sebagian kecil siswa memiliki perilaku prososial abnormal yaitu sebesar 5%. Hasil deteksi  menunjukkan gejala emosional merupakan masalah kesehatan jiwa remaja paling tinggi dan perempuan memiliki persentase lebih tinggi mengalami masalah kesehatan jiwa dibandingkan remaja laki-laki. Hasil deteksi pda kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pelaksanaan intervensi bagi remaja yang mengalami gangguan jiwa dan menjadi dasar dalam pelaksanaan pemberdayaan siswa di sekolah terkait dengan masalah kesehatan jiwa teman sebaya.

 

References

Barus, G. (2022). Hasil Survei I-NAMHS: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Retrieved from https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental
Florensa, Hidayah, N., Sari, L., Yousrihatin, F., & Litaqia, W. (2023). Gambaran Kesehatan Mental Emosional Remaja. Jurnal Kesehatan, 12(1), 112–117. Retrieved from https://doi.org/https://doi.org/10.46815/jk.v12i1.125
Ismail, I., Wiguna, T., Riyadi, E. I., Simbolon, S., & Subardi. (2018). Petunjuk Pelaksanaan Kesehatan Jiwa di Sekolah Terintegrasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (3rd ed.). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Karteczka-Swietek, K., Opozda-Suder, S., & Strojny, A. (2022, June 1). Psychosocial functioning of adolescents with ADHD in the family, school and peer group: A scoping review protocol. PLoS ONE. Public Library of Science. Retrieved from https://doi.org/10.1371/journal.pone.0269495
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Dalam Angka. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Krisdayanto, J., Fitriani, A., & Sahayati, S. (2022). Pengembangan instrumen kesehatan mental pada remaja sebagai dasar penyusunan digital support system application. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati , 7(3), 306–316. Retrieved from https://doi.org/https://doi.org/10.35842/formil.v7i3.454
Niman, S., Shinta Parulian, T., Guk Guk Nelly Junida, R., Septiono, S., & Warren, O. (2022). Manajemen Emosi sebagai Bentuk Upaya Promosi Kesehatan Jiwa pada Remaja. Jurnal Pengabdiaan Masyarakat Kasih (JPMK), 3(2), 1–6. Retrieved from https://doi.org/https://doi.org/10.52841/jpmk.v3i2.208
Pati, W. C. B., Sirajuddin, M. S., & Apriawal, J. (2022). Pelatihan Regulasi Emosi untuk Menurunkan Kecemasan Pada Remaja Di Kabupaten Konawe (SMAN 1 Anggaberi). Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 3(1), 22–27. Retrieved from https://doi.org/10.35311/jmpm.v3i1.47
Rahmawaty, F., Silalahi, R. P., Berthiana, T., & Mansyah, B. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental pada Remaja: Factors Affecting Mental Health in Adolesents. Jurnal Surya Medika (JSM), 276(281).
Rizkiah, A., Risanty, R. D., & Mujiastuti, R. (2020). Sistem pendeteksi dini kesehatan mental emosional anak usia 4-17 tahun menggunakan metode forward chaining. Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi Dan Komputer, 10(2), 83–93. Retrieved from https://doi.org/https://doi.org/10.24853/justit.10.2.83-93
Saputra, F., Jurisa, E., & Iskandar, I. (2020). Masalah Psikososial pada Remaja di Sekolah Asrama di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Khatulistiwa Nursing Journal, 2(1), 1–12. Retrieved from https://doi.org/https://doi.org/10.53399/knj.v2i1.15
Sarfika, R., Mahathir, Malini, H., & Effendi, N. (2023). Sosialisasi Penanganan Kesehatan Mental Siswa pada Guru BK sebagai Upaya Meningkatkan Layanan BK di Sekolah. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(4), 3419–3427. Retrieved from https://doi.org/10.31764/jmm.v7i4.15905
Supriyadi, S., & Kartini, M. (2022). Intervensi untuk Meningkatkan Resiliensi pada Remaja. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti, 8(1), 16–25. Retrieved from https://doi.org/10.56186/jkkb.99
Suwendri, N. M., & Sukiani, N. K. (2020). Penyimpangan Perilaku Remaja di Perkotaan. KULTURISTIK: Jurnal Bahasa Dan Budaya, 4(2), 51–59. Retrieved from https://doi.org/10.22225/kulturistik.4.2.1892
World Health Organization. (2021). Mental Health of Adolescents. Retrieved 24 July 2024 from Geneva.
Published
2024-10-31
How to Cite
Nuryani, R., Nurhuda, P. M., & Sutini, T. (2024). Upaya Pemberdayaan Remaja melalui Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Siswa. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat, 4(2), 105-110. https://doi.org/10.37287/psnpkm.v4i2.4805