Penatalaksanaan Holistik Pasien Pria Usia 53 Tahun dengan Demam Tifoid dan Hipertensi Grade 1 melalui Pendekatan Dokter Keluarga

  • Muhammad Reivan Putra Athoriq Universitas Lampung
  • Fitria Saftarina Universitas Lampung
Keywords: demam tifoid, dokter keluarga, hipertensi primer grade 1, penatalaksanaan holistik

Abstract

Demam tifoid, suatu infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp., terus menjadi isu kesehatan yang penting di negara-negara berkembang dan beriklim tropis seperti Indonesia. Jumlah kasus demam tifoid di Indonesia berkisar antara 350 hingga 810 kasus per 100.000 penduduk. Pendekatan dalam mengatasi demam tifoid oleh dokter keluarga tidak hanya berfokus pada pasien secara individu, tetapi juga melibatkan strategi yang mengadopsi pendekatan keluarga dan masyarakat secara menyeluruh untuk mendukung keberhasilan pengobatan dan pengendalian penyakit. Tujuan dilakukannya pelayanan dokter keluarga yang menyeluruh dengan cara mengenali faktor-faktor risiko, masalah klinis, dan perawatan pasien yang didasarkan pada bukti medis dengan pendekatan yang menitikberatkan pada kepentingan pasien, pendekatan keluarga, dan orientasi pada masyarakat. Studi ini adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah untuk menilai lingkungan fisik. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pasien Tn. S usia 53 tahun, memiliki keluhan utama demam sudah 3 minggu yang disertai mual, muntah, nyeri perut, BAB cair, dan lidah yang kotor. Pasien didiagnosis dengan demam tifoid berdasarkan kondisi klinis dan hasil laboratorium yang sesuai dengan evidence based medicine. Pada pasien dilakukan intervensi berupa penyuluhan tentang penyakit demam tifoid dan pedoman gizi seimbang. Setelah intervensi dilakukan, terlihat pengurangan gejala, peningkatan pemahaman, kepatuhan meminum obat dan perubahan perilaku yang positif.

References

Appiah, G. D., Chung, A., Bentsi-Enchill, A. D., Kim, S., Crump, J. A., Mogasale, V., Pellegrino, R., Slayton, R. B., & Mintz, E. D. (2018). Typhoid outbreaks, 1989–: Implications for prevention and control. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 102(6), 1296–1305

Bhandari, J., Thada, P. K., & DeVos, E. (2021). Typhoid fever. StatPearls. Retrieved April 8, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/

Burki, T. (2018). Typhoid conjugate vaccine gets WHO prequalification. The Lancet Infectious Diseases, 18(3), 258.

Cohen, R., Babushkin, F., Shapiro, M., Uda, M., Atiya-Nasagi, Y., & Finn, T. (2018). Case report: Typhoid fever and spotted fever group rickettsiosis presenting concomitantly in an Indian immigrant. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 99(4), 864–866.

Djoko, W. (2015). Buku ajar ilmu penyakit dalam FKUI: Demam tifoid. Interna Publishing.

Gunawan, S. G., & Setiabudy, R. (Eds.). (2016). Farmakologi dan terapi (Edisi ke-6). Badan Penerbit FKUI.

Gunn, J. S., Marshall, J. M., Baker, S., Dongol, S., Charles, R. C., & Ryan, E. T. (2014). Salmonella chronic carriage: Epidemiology, diagnosis, and gallbladder persistence. Trends in Microbiology, 22(11), 648–655.

Institute for Health Metrics and Evaluation. (2020). Typhoid fever–level 4 cause. Global Burden of Disease Collaborative Network. Seattle, WA.

Jenish B., Pawan K. T., dan Elizabeth D. (2021) Typhoid Fever. [Diakses tanggal 8 April 2024]. Tersedia dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/?log$=activity

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Pedoman manajemen hepatitis, diare, dan infeksi saluran pencernaan. Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset kesehatan dasar (RISKESDAS). Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS). (2018). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman pengendalian demam tifoid (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2006). Kementerian Kesehatan RI.

Nakamura, K., Fujita, H., Miura, T., Igata, Y., Narita, M., Monma, N., Hara, Y., Saito, K., Matsumoto, A., & Kanemitsu, K. (2018). A case of typhoidal tularemia in a male Japanese farmer. International Journal of Infectious Diseases, 71, 56–58.

Petrie, J. R., Guzik, T. J., & Touyz, R. M. (2018). Diabetes, hypertension, and cardiovascular disease: Clinical insights and vascular mechanisms. Canadian Journal of Cardiology, 34(5), 575–584. https://doi.org/10.1016/j.cjca.2017.12.005

Sakinah, & Anggraini, D. I. (2016). Tatalaksana demam tifoid tanpa komplikasi pada wanita hamil trimester pertama: Peran intervensi dokter keluarga. Jurnal Medula Unila, 5(2), 53–58.

Unger, T., Borghi, C., Charchar, F., Khan, N. A., Poulter, N. R., Prabhakaran, D., Ramirez, A., Schlaich, M., Stergiou, G. S., Tomaszewski, M., Wainford, R. D., Williams, B., & Schutte, A. E. (2020). International Society of Hypertension global hypertension practice guidelines. Hypertension.

Pramudianto, A., & Evaria. (2018). MIMS Indonesia petunjuk konsultasi (Edisi ke-18). BIP.

.

Published
2025-04-09
How to Cite
Athoriq, M. R. P., & Saftarina, F. (2025). Penatalaksanaan Holistik Pasien Pria Usia 53 Tahun dengan Demam Tifoid dan Hipertensi Grade 1 melalui Pendekatan Dokter Keluarga. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 7(2), 239-254. https://doi.org/10.37287/jppp.v7i2.6154