Pengaruh Fototerapi terhadap Hiperbilirubinemia pada Bayi Baru Lahir
Abstract
Hiperbilirubinemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah >5mg/dL, yang secara klinis ditandai oleh adanya ikterus, dengan faktor penyebab fisiologik dan non-fisiologik. Berdasarkan data riset kesehatan dasar menunjukan angka bilirubin tinggi pada bayi baru lahir Indonesia sebesar 51,47%, di Sumatra barat 47,3%, Semarang 13,7% dengan faktor penyebabnya antara lain Asfiksia 51%, BBLR 42,9% Sectio Cesaria 18,9% Prematur 33,3%, kelainan kongenital 2,8%, sepsis 12%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan tindakan fototerapi untuk menurunkan kadar bilirubin darah pada pasien bayi Ny. N di Ruang Perinatologi RSUD Ajibarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk menarik kesimpulan yang luas, dapat dikatakan juga bahwa penelitian yang mencoba mendeskripsikan gejala dan kejadian baik saat ini atau aktual. Setelah diberikan fototerapi selama 10 jam, masalah ikterik neonatus teratasi pada hari ke-3 yang ditandai dengan tidak tampak kuning pada wajah, sklera mata, dan badan sampai diatas lutut. Sebelum dilakukan fototerapi derajar kramer 3 setelah dilakukan fototerapi derajat kramer 0. Pemberian tindakan fototerapi terbukti efektif untuk menurunkan kadar bilirubin darah penderita hiperbilirubinemia.
References
Bunyaniah, D. (2013). Pengaruh Fototerapi terhadap Derajat Ikterik pada Bayi Baru Lahir di RSUD Dr. Moerwadi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dewi, A. K. S., Kardana, I. M., & Suarta, K. (2016). Efektivitas Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP Sanglah. Sari Pediatri, 18(2). https://doi.org/10.14238/sp18.2.2016.81-6
Indrayani, T., Riani, A., & Lubis, R. (2020). Hubungan Fototerapi Dengan Penurunan Kadar Billirubin Total Pada Bayi Baru Lahir Di RS Aulia Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2019. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(1), 448–460. https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.420
Lian, A. W. S., Daud, S. M., Hean, T. S., Mun, C. Y., & Kutty, F. M. (2016). Management Of Neonatal Jaundice In Primary Care. Malaysian Family Physician, 11(2), 16–19.
Mendri, & Prayogi, S. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dan Bayi Risiko Tinggi. Pustaka Baru.
Nikmatur, R., & Walid, S. (2017). Proses Keperawatan Teori Dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media.
Pace, E. J., Brown, C. M., & DeGeorge, K. C. (2019). Neonatal hyperbilirubinemia: An evidence- based approach. The Journal of Family Practice, 68(1).
Potter, A., & Perry, A. G. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik. EGC.
Prasetyo, A. T. (2019). Estimasi Laju Pertumbuhan, Mortalitas, dan Eksploitasi Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) Di Perairan Samudera Hindia Yang Didaratkan Di TPI Pondokdadap, Sendang Biru, Malang, Jawa Timur. Universitas Brawijaya.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
TIM Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI.
TIM POKJA SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Yanti, D. A., Sembiring, I. M., . S., Br Ginting, J. I. S., & Yusdi, S. (2021). Pengaruh Fototerapi Terhadap Penurunan Tanda Ikterus Neonatorum Patologis Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi, 4(1), 16–21. https://doi.org/10.35451/jkf.v4i1.792
Yasadipura, C. C., Suryawan, I. W. B., & Sucipta, A. A. M. (2020). Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di RSUD Wangaya, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis, 11(3), 1277–1281. https://doi.org/10.15562/ism.v11i3.706



