Optimalisasi Peran Kader Kesehatan melalui Program “Pemantik Ikan Serai” dalam Mencegah KLB Demam Berdarah Dengue
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan serius di Kota Semarang, khususnya Kelurahan Gisikdrono yang memiliki angka kasus tinggi hingga berisiko mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB). Rendahnya optimalisasi kader kesehatan dalam pemantauan jentik, kurangnya sosialisasi, serta minimnya pemanfaatan sumber daya lokal seperti tanaman toga menjadi tantangan utama. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran kader melalui program “Pemantik Ikan Serai” (Peningkatan Kemampuan Petugas Jumantik, Program Ikanisasi, dan Pemanfaatan Tanaman Serai). Metode pelaksanaan meliputi pelatihan kader jumantik tentang pemeriksaan jentik, teknik komunikasi edukasi 3M Plus, pengolahan serai menjadi minyak dan sabun cair, serta budidaya ikan pemakan jentik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kader kesehatan dan kader jumantik RW 12 Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang sebanyak 28 orang. Kegiatan dilaksanakan melalui koordinasi dengan Forum Kesehatan Kelurahan (FKK), sosialisasi, implementasi, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pemantauan jentik, pengolahan serai, serta penerapan ikanisasi. Monitoring Angka Bebas Jentik (ABJ) juga menunjukkan trend membaik, serta masyarakat mulai mengadopsi perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan demikian, program ini efektif meningkatkan kapasitas kader dan menjadi upaya preventif dalam menekan risiko KLB DBD di Kelurahan Gisikdrono.
References
Anggraeni, D., Heridadi, & Widana, I. D. K. (2018). Faktor risiko kejadian Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 2(1), 45–52.
Ariyati, E. (2015). Epidemiologi penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 87–95.
Ayun, Q. (2015). Fase kritis penyakit Demam Berdarah Dengue dan penatalaksanaannya. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 6(3), 211–217.
Bota, J. (2015). Kandungan gizi dan manfaat serai sebagai tanaman obat. Jurnal Farmasi Herbal Indonesia, 3(2), 101–109.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019. Semarang: Dinkes Prov. Jateng.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020. Semarang: Dinkes Prov. Jateng.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2022). Laporan Kasus Demam Berdarah Dengue Kota Semarang Januari 2022. Semarang: Dinkes Kota Semarang.
Idawanni. (2015). Identifikasi senyawa kimia ekstrak serai bumbu (Andropogon citratus D.C) dan efektivitas repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Biologi Tropis, 15(1), 33–41.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Permenkes RI No. 1501 Tahun 2010. Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pratamawati, E. (2012). Peran kader jumantik dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue di tingkat desa. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(1), 27–34.
Purnama, S. G. (2012). Faktor perilaku dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue di masyarakat. Jurnal Ekologi Kesehatan, 11(3), 178–186.
Sari, L., & Novela, R. (2020). Efektivitas ikan pemakan jentik dalam pengendalian vektor Aedes aegypti: Kajian laboratorium dan lapangan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(2), 95–104.
Soedarto. (2012). Demam Berdarah Dengue: Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Soeparmanto, A. (2016). Peran serta kader jumantik dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 5(1), 12–18.
Wahyudewantara, D. (2017). Ketahanan hidup ikan cupang (Betta splendens) dan potensinya sebagai predator jentik nyamuk. Jurnal Iktiologi Indonesia, 17(1), 23–30.
Wangrawa, D. W., Chandrasegaran, K., Upshur, F., Borovsky, D., Sharakhov, I. V., Vinauger, C., Badolo, A., Sanon, A., & Lahondère, C. (2024). Behavioural response of Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) to essential oils of Cymbopogon nardus (L.) and Eucalyptus camaldulensis (Dehnh) and their blend in Y-maze olfactometer. Frontiers in Tropical Diseases, 5. https://doi.org/10.3389/fitd.2024.1443952.



