Hubungan antara Ketersediaan Tutup Penampung Air dan Frekuensi Pengurangan Penampung Air dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

  • Muhamad Arif Rianto Universitas Lampung
  • Suharmanto Suharmanto Universitas Lampung
  • Khairun Nisa Berawi Universitas Lampung
  • Susianti Susianti Universitas Lampung
  • Bayu Anggileo Pramesona Universitas Lampung
Keywords: demam berdarah dengue, faktor lingkungan, frekuensi pengurasan, tutup penampung air

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Wilayah kerja Puskesmas Banjarsari Kota Metro mengalami peningkatan signifikan kasus DBD, dari 5 kasus pada tahun 2022 menjadi 87 kasus pada tahun 2024. Faktor lingkungan, khususnya ketersediaan tutup penampung air dan frekuensi pengurasan, diduga menjadi faktor risiko utama kejadian DBD. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara ketersediaan tutup penampung air dan frekuensi pengurasan penampung air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Banjarsari Kota Metro tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 389 responden yang dipilih menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, terdiri dari 57 kasus positif DBD dan 332 kasus negatif DBD. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang teruji validitas (nilai r berada pada rentang 0,467-0,786) dan reliabilitas nya (alpha Cronbach 0,97) dan observasi lapangan. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki tutup penampung air (47,8%) dan tidak melakukan pengurasan secara rutin (49,9%). Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara ketersediaan tutup penampung air dengan kejadian DBD (p-value = 0,018; OR = 2,080; 95% CI = 1,165-3,715). Responden yang tidak memiliki tutup penampung air berisiko 2,080 kali lebih tinggi mengalami DBD. Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi pengurasan penampung air dengan kejadian DBD (p-value = 0,043; OR = 1,888; 95% CI = 1,057-3,371). Responden yang tidak menguras penampung air minimal satu kali seminggu berisiko 1,888 kali lebih tinggi mengalami DBD. Ketersediaan tutup penampung air dan frekuensi pengurasan penampung air merupakan faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Banjarsari Kota Metro. Diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat melalui program promosi kesehatan dan intensifikasi pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 4M Plus.

 

References

Amrieds, E. T., Asfian, P., & A. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan 19 November Wundulako. Skripsi Sulawesi Tenggara : Universitas Halu Oleo.

Ariani, A. P. (2016). Demam Berdarah Dengue (DBD). Yogyakarta: Yuha Medika.

Dinas Kesehatan Kota Metro. (2025). Laporan Kasus Puskesmas Banjarsari Tahun 2025. Metro: Dinkes Kota Metro.

Fitriani, R., Harokan, A., Zaman, C. (2024). Analisis Perilaku Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Pada Masyarakat. Babul Ilmu Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 16(2).

Hafnidar. (2019). Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Penyakut Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Meuraxa Kota Banda Aceh. Buletin Penelitian Kesehatan, 14(3), 163–170.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2025.

Kristanti, M., Nisa, K., Anggileo, B. (2023). Model Prediktor Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Variabel Faktor Lingkungan Dan Perilaku Masyarakat Di Kota Metro. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan. 10(11), 3374–3384.

Mardianita, M., Wahyudi, A., Murni, N. S. (2024). Gambaran Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. 16(1).

Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: Rajawali Pers.

Nur, Y. M., Eliza, E., Haria, W. E. (2020). Faktor-Faktor Predisposisi Yang Berhubungan Dengan Pencegahan DBD Di Tanjung Basung Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Usang. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 9(1), 131–142.

Prayoga Bayu Okta. (2021). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dan Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumur Batu Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2021. Skripsi. Bandar Lampung : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Priesley, F., Reza, M., Rusdji, S. R. (2018). Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menutup, Menguras< dan Mendaur ulang Plus (PSN M Plus) Terhadap Kejadian Demam berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1), 124–130.

Samal, R. F. (2022). Analisis Spasial Dan Faktor Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Tamamaung Kota Makassar. Window Of Public Health Journal, 3(4), 624–634.

Septriani., H. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Ujungberung Indah Kota Bandung Tahun 2021. Tesis. Bandung : Universitas Bhakti Kencana.

Soewarno, S. A., & Kusumawati, A. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gajah Mungkur. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, 13(2), 24.

Widyatama, E. . (2018). Faktor Resiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengeu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pare. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(4), 417–423.

Windarena, D., Rochmaniah, D.A., Angraini, A. D. (2025). Edukasi Demam Berdarah Dalam Kehamilan: Ancaman Ganda Bagi Ibu dan Janin. Jurnal Pengapdian Masyarakat Bidang Ilmu Kebidanan.

Windhasari, S.C., Waworuntu, D.S., Tatura, S. N. (2025). Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Tren Angka Kejadian dan Keparahan Demam Berdarah Dengeu Pada Anak di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode 2020-2022. Medical Scope Journal, 7(1), 39–46.

Published
2025-11-02
How to Cite
Rianto, M. A., Suharmanto, S., Berawi, K. N., Susianti, S., & Pramesona, B. A. (2025). Hubungan antara Ketersediaan Tutup Penampung Air dan Frekuensi Pengurangan Penampung Air dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences, 6(2), 153-160. https://doi.org/10.37287/ijnhs.v6i2.7377

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>