Pentingnya Belajar sambil Bermain Merangkai Origami pada Anak Masa Endemi dii SD Inpres Tamamaung III Makassar

  • Nour Sriyanah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
  • Suradi Efendi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
  • Andi Satrianan Akademi Keperawatan Lapatau Bone
Keywords: bermain origami, perkembangan kreativitas, usia sekolah

Abstract

Perkembangan kreativitas terjadi di usia sekolah. Belajar Sambil Bermain Origami adalah rangsangan yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak secara optimal. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk menganalisis pengaruh Origami terhadap perkembangan kreativitas di usia sekolah di sekolah dasar kelas 2, Tamamaung III. Metode dari pengabdian masyarakat ini yaitu metode penyuluhan, pemaparan melalui teknik merangkai origami secara langsung pada anak-anak sekolah dasar kelas 2, Tamamaung III yang berjumlah 23 orang. Populasi adalah anak-anak usia tujuh tahun di sekolah dasar kelas 2, Tamamaung III, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Data dikumpulkan dengan memberikan kertas origami kepada anak-anak untuk menguji tingkat kreativitas sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penyuluhan ini menunjukkan bahwa ada efek peningkatan kreatifitas dari bermain origami terhadap perkembangan kreativitas usia sekolah dengan tingkat signifikan (90,0%). Dapat disimpulkan bahwa bermain Origami dapat mengembangkan kreativitas anak usia sekolah. Setiap anak harus difasilitasi dengan memberikan kesempatan, mendukung dan aktivitas yang dapat meningkatkan pengembangan kreativitas mereka yang berguna bagi mereka dan orang lain.

References

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Salemba Medika.
Fajar Pradipta, R., & Arif Dewantoro, D. (2019). Origami dan Kemampuan Motorik Halus Mahasiswa Cacat Intelektual. 5(5), 531–545. www.ijicc.net
Fatmawati, L., Syaiful, Y., & Ratnawati, D. (2019). Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada Anak Prasekolah. Journal of Health Sciences, 12(02), 15–29. https://doi.org/10.33086/jhs.v12i02.996
Hirai M. (2006). Origami untuk Sekolah Dasar. Kawan Pustaka.
M.L. Fiol, N. Dasquens, and M. P. (2011). “Student-teachers introduce origami in kindergarten and primary schools: Froebel revisited.” Origami, 5 Proc. Int. Conf. on Origami, Science, Mathematics and Education (5OSME), 151–165.
N. A. Nengsih. (2020). Origami sebagai tindakan adjuvant atraumatic care terhadap tingkat kecemasan anak yang menjalani hospitalisasi. J. Nurs. Educ. Pract., 1, 11–22.
Respitawulan, N. Afrianti, and Y. P. (2017). “Konstruksi Origami Sebagai Strategi Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia Dini.” ” Prosiding SNaPP: Sosial, Ekonomi Dan Humaniora, 7, 120–126.
Supartini Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC.
Tekin, G., & Sezer, Ö. (2010). Applicability of play therapy in Turkish early childhood education system: Today and future. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 5, 50–54. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.07.049
W.M., Y. M. & B. (2002). Young children’s learning of size comparison strategies: effect of origami exercises. The Journal of Genetic Psychology, 163 (4), 78–459.
Published
2022-10-29
How to Cite
Sriyanah, N., Efendi, S., & Satrianan, A. (2022). Pentingnya Belajar sambil Bermain Merangkai Origami pada Anak Masa Endemi dii SD Inpres Tamamaung III Makassar. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat, 2(2), 239-244. https://doi.org/10.37287/psnpkm.v2i2.1285

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>