Implementasi Edukasi Mobilisasi Dini terhadap Kekuatan Otot pada Anak dengan Gangguan Mobilitas Fisik
Abstract
Kejang berulang atau epilepsi merupakan gangguan pada pola aktivitas di otak yang menyebabkan hilangnya kesadaran pada orang yang mengalaminya. Meski seringkali disertai dengan hilangnya kesadaran, namun ada juga beberapa jenis kejang yang tidak menyebabkan hilangnya kesadaran. Aktivitas di neuronal di otak yang abnormal dam terus-menerus bisa menyebabkan terjadinya kejang epilepsi. Tujuan dari dilakukannya studi kasus ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan otot setelah dilakukan edukasi mobilisasi dini pada anak dengan epilepsi, studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan kualitatif, sedangkan pengumpulan data yang digunakan ada beberapa metode yang diantaranya merupakan pemeriksaan fisik, wawancara maupun pemantauan kondisi pasien. SOAP merupakan analisa data yang dilakukan dalam studi kasus ini. Penyajian data dan analisis dalam studi kasus ini berupa deskriptif naratif yang bertujuan untuk mengetahui output yang didapat dalam studi kasus. Klien di studi kasus ini yaitu An. C dengan diagnosa medis epilepsi dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa adanya perubahan berupa peningkatan kekuatan otot yang semula dengan skala 3 setelah dilakukan edukasi dan latihan mobilisasi dipatkan skala 5 pada anak dengan epilepsi.
References
Batticaca, B.F (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Klien dengan Gangguan Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Doenges, M.E (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Elizabeth. J.2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Dinkes Jateng. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jateng. Semarang: DinkesProvinsi Jateng.
Evelyn C. Pearce. (2016). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Ut.
Hidayat, A.A (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika
Kliegman, B. (2008). Nelson Ilmu Keperawatan Anak ed. 15, alih bahasa Indonesia, A.Samik Wahab. Jakarta: EGC.
Pinzon, R. (2007). Dampak Epilepsi pada aspek kehidupan penyandangnya. SMF Saraf RSUD Dr. M. Haulussy, Ambon, Indonesia.
Kemenkes Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Retrieved from www.depkes.go.id
Lavina A, Widodo DP, Nurdadi S, Tridjaja B.Faktor faktor yang memengaruhi Gangguan Perilaku Pada Anak Epilepsi . Sari Pediatri (2015).
Mubarak, & dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Edisi 1). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
World Health Organization. (2014). Helmets: A Road Safety Manual for Decision- Makers ad Practitioners. In Global Road Safety Partnership.



