Penatalaksanaan secara Komprehensif Pasien Laki-Laki Usia 20 Tahun dengan Skizofrenia melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga
Abstract
Skizofrenia termasuk dalam empat besar masalah kesehatan yang dihadapi dunia saat ini. Hal ini sesuai dengan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memperkirakan 280 juta orang menderita depresi, 301 juta orang menderita gangguan kecemasan, 40 juta orang menderita penyakit bipolar, dan 24 juta orang menderita skizofrenia. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan pelayanan kedokteran keluarga berdasarkan evidence based medicine pada pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta tatalaksana pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah dengan patient centered, family approach dan community oriented. Studi yang dilakukan adalah sebuah laporan kasus. Kunjungan rumah, pemeriksaan status mental, dan autoanamnesis dan alloanamnesis digunakan untuk mengumpulkan data primer. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Diagnostik holistik pertama, prosedur, dan kesimpulan kunjungan menjadi dasar penilaian. Hasil penelitian ini yaitu berupa intervensi dengan menggunakan media poster dan mengajak pasien bersosialisasi. Pemahaman yang lebih mendalam tentang penyakit dan perubahan perilaku yang mempengaruhi kemanjuran pengobatan adalah salah satu hasil yang dicapai. Kesimpulan penelitian ini adalah pengobatan keluarga telah digunakan untuk mendiagnosis dan merawat pasien dengan cara patient centered,family approach, dan community oriented.
References
Elvira SD, Hadisukanto G. (2012). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Hendarsyah F. Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan Gejala-Gejala Positif dan Negatif. (2016). J Medula Unila.4(3):57;60.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (2017). Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Menteri Kesehat Republik Indonesia. 162, 364.
Kemenkes RI. (2019). Laporan Provinsi Lampung Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Maslim R. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas Dari PPDGJ-III Dan DSM-5. Jakarta: Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Muliyani M, Isnani N, Putra Solihin RAAHS. (2020). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Tingkat Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di Poli Jiwa Rsud. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. J Kaji Ilm Kesehat dan Teknol.2(1):35-9.
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PP PDSKJI). (2012). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Jiwa/Psikiatri. PP PDSKJI.
Refnandes R, Almaya Z. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia. NERS J Keperawatan.17(1):54.
Ren Y, Wang H, Xiao L.(2023). Improving myelin/oligodendrocyte-related dysfunction: A new mechanism of antipsychotics in the treatment of schizophrenia? Int J Neuropsychopharmacol. 16(3):691-700.
RISKESDAS. (2018). Situasi Kesehatan Jiwa Di Indonesia. InfoDATIN. Published online 2018:12.
Saputri RP, Sulistyawati EE, Untari MK. (2019). Analisis Rasionalitas Penggunaan Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda Tahun 2016. Pharmacon J Farm Indones. 15(1):19-28.
Sari AF, Giena VP, Effendi S. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Jarak Tempat Tinggal Dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Provinsi Bengkulu Tahun 2018. Chmk Nurs Sci J. 3(2):69-79
Sari DD, Mayasari D, Graharti R. (2019). Skizofrenia Paranoid pada Laki-laki Usia 45 Tahun dengan Penatalaksanaan Holistik Kedokteran Keluarga. Majority. 8(2):7-13.
Utomo TL. (2023). Hubungan Antara Faktor Somatik, Psikososial, Dan Sosiokultur Dengan Kejadian Skizofrenia Di Instalasi Rawat Jalan RSJD Surakarta. 1(2):2-17.
World Health Organization.(2022). Mental Disorders. Tersedia pada : https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders