Perbandingan Induksi Misoprostol dengan Oksitosin terhadap Lama Persalinan pada Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini
Abstract
Salah satu penyebab kematian ibu dapat disebabkan infeksi. Infeksi yang dialami ibu sebagian besar dikarenakan adanya masalah pada kehamilan dan persalinan, salah satunya adalah ketuban pecah dini (KPD). Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbandingan rerata waktu lama persalinan antara induksi misoprostol dengan oksitosin pada kehamilan dengan ketuban pecah dini secara spesifik pada populasi sampel di RSUD Abdul Moeloek. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, Sampel penelitian sebesar 36 subjek yang diperoleh dengan teknik consecutive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu rekam medis. Kelompok misoprostol terdiri dari 18 ibu hamil dan kelompok oksitosin terdiri dari 18 ibu hamil. Data dianalisis menggunakan uji t-test independent dengan α = 0,05. Rata-rata lama persalinan secara signifikan lebih lama pada kelompok misoprostol (13,83±5,53 jam) dibandingkan dengan kelompok oksitosin (5,14±3,35 jam); perbedaan antara kedua kelompok signifikan secara statistik P=0,000 (Selisih: 8,69; IK 95%: 5,59-11,78). Terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata waktu lama persalinan induksi misoprostol dan oksitosin pada kehamilan dengan ketuban pecah dini di RSUD Abdul Moeloek.
References
Acharya, T., Devkota, R., Bhattarai, B., & Acharya, R. (2017). Outcome of misoprostol and oxytocin in induction of labour. SAGE Open Medicine, 5, 205031211770080. https://doi.org/10.1177/2050312117700809
Amalia, A., & Sukohar, A. (2012). Rational drug prescription writing. Juke Unila, 4(7), 22–30.
Arrowsmith, S., & Wray, S. (2014). Oxytocin: its mechanism of action and receptor signalling in myometrium. Journal Nueroendocrinol, 26(6), 356–369.
Crane, J. M. G., Delaney, T., & Hutchens, D. (2003). Oral misoprostol for premature rupture of membranes at term. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 189(3), 720–724. https://doi.org/10.1067/S0002-9378(03)00768-3
Cunningham, L., Kenneth, J., & Steven, L. (2014). Induction and augmentation of labor.
Dania, D., & Wahyono, T. (2014). Perbandingan efektivitas misoprostol dosis 50 µg dan 100 µg terhadap keberhasilan kelahiran induksi di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pharmaciana, 4(1), 1–6.
Depkes Lampung. (2015). Profil kesehatan provinsi lampung 2015. Depkes Lampung.
Dianggra, P. (2009). Perbandingan induksi misoprostol dengan induksi oksitosin terhadap lama persalinan pada kehamilan postterm di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten.
Edison, E. (2016). Hubungan kategori berat badan lahir rendah dengan nilai APGAR di RSUP dr. M. Djamil Padang periode Januari-Desember 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1), 1–6.
Himpunan Kedokteran Fetomaternal. (2016). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Ketuban pecah dini.
Islamiah, A., & Sukohar, A. (2013). Hubungan kategori berat badan lahir rendah dengan nilai APGAR di RSUP dr. M. Djamil Padang periode Januari-Desember 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1), 1–5.
Manuaba, I. G., & Bagus, I. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.
Morris, J., & Winikoff, H. (2017). FIGO’s updated recommendations for misoprostol used alone in gynecology and obstetrics. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 138(3), 363–366.
Palinkas, S., & Horwitz, T. (2013). Purposeful sampling for qualitative data collection and analysis in mixed method implementation research. administration and policy in mental health and mental health services research. Elsevier, 42(5), 533–544.
Rashmi, R., & Pradhan, A. (2016). Oxytocin and oral misoprostol for labor induction in prelabor rupture of membranes. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology, 379–383. https://doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20160374
Reni, & Runarsih. (2017). Efektifitas Pemberian Misoprostol Pervaginam Dengan Oksitosin Intravena Terhadap Kemajuan Persalinan Pada Ibu Bersalin Indikasi Kpd Di Rs Islam Asy-Syifaa Bandar Jaya Tahun 2016. Jurnal Kebidanan, 3(3), 121–126.
Retnaningsih, H. (2018). Hamil Postterm Di Rsud Wonosari Tahun 2017 Hamil Postterm Di Rsud Wonosari.
Setiadi, A. P., Wibowo, Y. I., Anggara, I. G. Y., & Dhitama, I. M. Y. (2021). Kajian penggunaan misoprostol oral dan vagina sebagai penginduksi persalinan. Jurnal Kesehatan, 12(1), 1–6.
Siti, M., Retno, W., & Dewi, K. (2020). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terjadinya Ketuban Pecah Dini (Kpd) Di Rumah Sakit Pamanukan Medical Center Kabupaten Subang Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Dan Kebidanan, 9(1), 1–15.
Sudarto, T. (2016). Risiko terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil dengan infeksi menular seksual. Jurnal Vokasi Kesehatan, 3(3), 330–335.
Sulistyowati, S. (2013). Ketuban pecah dini (KPD/PROM): Kejadian, diagnosis, penanganan, dan komplikasi.
Susanti, S., & Ani, K. (2018). Analisis kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Klinik Pratama Melania Pademangan Jakarta Utara tahun 2017. Jurnal Forum Ilmiah, 3(2), 59–70.
Tang, O., & Gemzell, D. (2017). Misoprostol: pharmacokinetic profiles, effects on the uterus and side effects. International Journal of Gynecology and Obstetrics, 99(2), 190–197.
Tanto, Frans, & Sonia. (2014). Kapita Selekta.
Yuliasari, D. (2017). Hubungan ketuban pecah dini (KPD) dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015. Jurnal Analis Farmasi, 2(2), 1–5.