Perbandingan Seroprevalensi Toxoplasma Gondii pada Ayam di Peternakan Tradisional dan Peternakan Modern
Abstract
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Toxoplasma gondii. Toksoplasmosis dapat menginfeksi semua hewan ternak unggas termasuk ayam dan menjadi hospes perantara. Cara penularan ke manusia diantaranya adalah melalui tertelannya kista di dalam daging mentah atau yang dimasak kurang sempurna dan sebelumnya telah terinfeksi oleh Toxoplasma gondii. Salah satu daging yang sering dikonsumsi adalah daging ayam yang berasal dari peternakan ayam tradisional dan modern. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan seroprevalensi Toxoplasma gondii pada ayam di peternakan tradisional dan peternakan modern di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dengan menggunakan kit Red To-MAT sebagai instrument penelitian. Sampel pada penelitian ini yaitu 24 sampel serum darah ayam dari peternakan tradisional dan 24 sampel serum darah ayam dari peternakan modern. Analisis statistik yang digunakan adalah Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seroprevalensi yang positif terinfeksi Toxoplasma gondii pada ayam di peternakan tradisional sebesar 95,8% (23 sampel) dan pada ayam di peternakan modern sebesar 8,3% (2 sampel). Data dianalisis dengan uji Chi-Square dan didapatkan p value sebesar 0,00. Terdapat perbedaan yang bermakna antara seroprevalensi Toxoplasma gondii pada di peternakan ayam tradisional dan modern di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.
References
Alizadeh AM, Sahar J, Bahar S, Fataneh HB, Zahra S, Hedayat H. (2018). A review on inactivation methods of Toxoplasma gondii in foods. Department of Parasitology, Faculty of Veterinary Medicine, Islamic Azad University. 112(6):306-309.
Bagaskoro G. (2019). Deteksi serologis toksoplasmosis pada sapi di Kabupaten Pringsewu menggunakan metode To-Mat (Toxoplasma Modified Agglutination Test). Bandar Lampung: Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Black, M. W., & Boothroyd, J. C. (2000). Lytic cycle of Toxoplasma gondii Microbiology and molecular biology reviews : MMBR, 64(3), 607–623. https://doi.org/10.1128/MMBR.64.3.607-623.2000
Catharina, Dida F, Dini RH, Nadya UNF, Nur OJP. 2018. Toksoplasmosis. Lab Sistematika Hewan Sub Parasitologi Fakultas Biologi Ugm. Tersedia dari https://zoonosis.biologi.ugm.ac.id/toksoplasmosis/
Dinas Perkebunan Dan Peternakanan. (2019). Buku saku peternakanan dan kesehatan hewan 2019. Bandar Lampung: Pemerintah Provinsi Lampung.
Dwinata IM, Ida BMO, Nyoman AS, Damriyasa. (2012). Seroprevalensi dan isolasi Toxoplasma gondii pada ayam kampung di Bali. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. 13(4): 340-244.
Ernawati. (2014). Toxoplasmosis ,terapi dan pencegahannya. Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya.
Halonen KS dan Louis MWT. 2013. Toxoplasmosis. Department of Microbiology, Montana State University, Bozeman. 114: 125–145.
Hanafiah M. (2010). Studi infeksi toksoplasmosis pada manusia dan hubungannya dengan hewan di Banda Aceh. Banda Aceh. Hlm. 87–92.
Insan ANM. (2017). Perbandingan seroprevalensi Toxoplasma gondii pada ayam bukan ras dan ayam ras di Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Iskandar T. 2010. Tinjauan tentang toksoplasmosis pada manusia dan hewan. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis. Hlm 58–63.
Jeffers V, Zoi T, Kami K, William JSJ. 2018. A Latent Ability to Persist: Differentiation in Toxoplasma gondii. Department of Pharmacology and Toxicology, Indiana University School of Medicine, Indianapolis. 75(13): 2355–2373.
Kementrian Pertanian Balai Veteriner Lampung. (2016). Toxoplasma modified agglutination test. Bandar Lampung: Kementrian Pertanian.
Kochanowsky JA dan Anita AK. (2018). Toxoplasma gondii. Midland Road, London : The Francis Crick Institute.
Lima TS, dan Lodoen MB. (2019). Mechanisms of Human Innate Immune Evasion by Toxoplasma gondii. Front. Cell. Infect. Microbiol. 9:103.
Musriyati. (2018). Identifikasi ookista Toxoplasma gondii pada sayuran selada (Lactuca sativa) yang disajikan pedagang burger kaki lima di wilayah Surakarta. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi.
Must K, Marjo KH, Toomas O, Hannes L, Pikka J. (2017). Toxoplasma gondii seroprevalence varies by cat breed. Institute of Veterinary Medicine and Animal Sciences, Estonian University of Life Sciences, Tartu: PLoS ONE 12.
Riyanda APP. (2017). Seroprevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak kambing di Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Rouatbi, Mariem, Amairia S, Yosra A. (2019). Toxoplasma gondii infection and toxoplasmosis in North Africa: a review. Manouba: EDP Tenter.
Sari BRY dan Adang MG. 2014. Prevalensi seropositif IgM/IgG toksoplasma pada wanita pranikah dan tinjauan faktor risiko kepemilikan kucing. Yogyakarta: Mutiara Medika.
Stelzer, Basso W, J. Benavides LM, Ortega MP, Maksimov JG, FJ. Conraths, et al. 2019. Toxoplasma gondii infection and toxoplasmosis in farm animals: Risk factors and economic impact. Germany: a Friedrich-Loeffler-Institut, Federal Research Institute for Animal Health, Institute of Epidemiology.
Subekti DT, Artama WT, Iskandar T. (2004). Perkembangan kasus dan teknologi diagnosis toksoplasmosis. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis, 253–64.
Tenter, Astrid M, Anja R, Heckerotha, Louis MW. (2000). Toxoplasma gondii: from animals to humans. Amerika Serikat: Elsevier science.
Wulandari, R. (2017). Seroprevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak sapi di Bandar Lampung. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Yowani S, Endang K, Marlia SW. 2007. Karakterisasi Toxoplasma gondii isolat Indonesia. Bali : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana.