Dampak Paparan Asap Rokok dan Status Gizi terhadap Kejadian ISPA pada Balita

  • Linda Aprianti Universitas Bhakti Kencana
  • Novitasari Tsamrotul Fuadah Universitas Bhakti Kencana
  • Yuyun Sarinengsih Universitas Bhakti Kencana
  • Denni Fransiska Helena Universitas Bhakti Kencana
Keywords: ISPA, paparan asap rokok, status gizi

Abstract

ISPA merupakan penyakit menular pada balita yang banyak menyebabkan kematian pada usia 1- 5 tahun. Kejadian ISPA di Indonesia menempati peringkat 10 besar penyakit hingga 13 juta balita meninggal tiap tahunnya di Negara Indonesia.Salah satu faktor penyebab ISPA paparan asap rokok dan status gizi. Penelitian bertujuan mengetahui Hubungan Paparan Asap Rokok Dan Status Gizi Terhadap Kejadian ISPA Pada Balita di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung. Metode penelitian deskriptif korelatif pendekatan cros sectional. Tehnik pengambilan sampel accidental sampling. Populasi 503 balita 1-5 tahun, sampel 100 pada bulan Mei 2024. Instrumen menggunakan kuesioner paparan asap rokok, standar antropometri dan data rekap ISPA. Distribusi frekuensi untuk univariat dan uji statistic yang digunakan Uji Chi Square untuk bivariat. Hasil penelitian balita terdiagnosa ISPA sebagian besar (60%), balita terpapar asap rokok hampir seluruh (89%) dan balita status gizi baik hampir seluruh (86%). Terdapat Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Dan Status Gizi dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Nilai Fisher’s Exact Test 0.004 & 0.001. Kejadian ISPA Di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung disebabkan oleh faktor makanan tidak sehat dikonsumsi oleh balita maka dari itu kesehatan balita kurang optimal sehingga terdiagnosa ISPA. Disarankan pihak puskesmas melakukan edukasi mengenai faktor penyebab ISPA ialah paparan asap rokok dan status gizi.

References

Asamal, V. L., Sumekar, A., & Kristiani, E. R. (2022). Hubungan paparan asap rokok dengan kejadian ISPA pada balita di Dusun Banyumeneng Gamping Sleman Yogyakarta. Mikki: Majalah Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Indonesia, 11(1), 25–34. https://doi.org/10.47317/mikki.v11i1.432

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat (2015). Kasus ISPA pada balita usia 1 sampai dengan 5 tahun.

Hassan2. (017). Faktor Resiko Terjadinya Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita. Jurnal Ilmiah Serambi Sehat.

Kementrian Kesahatan Republik Indonesia (2011) Kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di Jawa Barat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (2020) Faktor ISPA Pada Balita usia 1 sampai dengan 5 tahun.

Kurniawan, M., Tri Wahyudi, W., & Arifki Zainaro, M. (2021). Hubungan Paparan Asap Rokok Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah Abstrak : the Correlation of Cigarette Smoke Exposure With Uri Case on Toddlers At the Working Area of B. Malahayati Nursing Journal, 3, 82–91.

Mulat, D. T. C., & Suprapto, S. (2018). Studi Kasus Pada Pasien Dengan Masalah Kesehatan Ispa Dikelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 6 (2), 10–14. https://doi.org/10.35816/jiskh.v6i2.55

Riyanto, R., & Kusumawati, A. (2016). Pengaruh Kedung Banteng Banyumas. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, 14(3), 15–23. http://jurnalnasional.ump.ac.i/index.php /medisains/article/download/1614/2120.

Tri, Novia., Netty., Anggraeni Septi. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Anak Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Barjanmasin. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(2), 6.

Virgo, G., Cholisah, N., & Indrawati. (2022). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris. Jurnal Ners, 6(23), 86–90.

Published
2024-07-28