http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/issue/feedJurnal Penelitian Perawat Profesional2025-09-26T11:03:55+00:00Livanalivana.ph@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong><img src="/public/site/images/nimda/COVER_TUNGGAL_JPPP.jpg" width="194" height="272">Jurnal Penelitian Perawat Profesional</strong> merupakan sarana publikasi karya ilmiah bagi para peneliti kesehatan khususnya perawat profesional. <strong>Jurnal Penelitian Perawat Profesional</strong> diterbitkan oleh Global Health Science Group. <strong>Jurnal Penelitian Perawat Profesional </strong>menerbitkan artikel-artikel yang merupakan hasil penelitian dalam lingkup keperawatan yang berfokus pada temuan ilmiah yang menunjang keperawatan dan (10) pilar keperawatan, meliputi: <em>keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medikal-bedah, keperawatan kritis, keperawatan gawat darurat, keperawatan jiwa, keperawatan komunitas, keperawatan gerontik, keperawatan keluarga, dan kepemimpinan dan manajemen keperawatan.</em> <strong>Jurnal Penelitian Perawat Profesional</strong> diterbitkan pertama kali pada Volume 1 No 1 November 2019. <strong>Jurnal Penelitian Perawat Profesional</strong> terbit 4x dalam setahun, yaitu bulan terbitan Februari, Mei, Agustus, dan November. Artikel yang terbit di <strong>Jurnal Penelitian Perawat Profesional </strong>telah melalui proses telaah sejawat yang memiliki keahlian yang relevan setidaknya 2 (dua) reviewer. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini adalah bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.</p> <p><img src="/public/site/images/admin/COVER_TUNGGAL_JPPP2.jpg"></p>http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/4225Pengaruh Pendidikan Kesehatan Sadari dengan Metode Ceramah Diskusi terhadap Pengetahuan dan Sikap pada Agregat Remaja Putri2025-05-25T08:28:01+00:00Yeni Isnaeniyeniisnaeni09@gmail.comSri Setyowatilivana.ph@gmail.comDian Nur Adkhana Sarilivana.ph@gmail.comPipin Nurhayatilivana.ph@gmail.com<p>Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini kanker payudara bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pendidikan Kesehatan SADARI terhadap pengetahuan dan sikap pada agregat remaja. Penelitian ini menggunakan desain metode pre eksperimental dengan one group pre-post test design. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas XI SMAN 2 Banguntapan berjumlah 150 siswi. Sampel yang didapatkan sebanyak 66 sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu dengan cara undian. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui Efektivitas Pendidikan kesehatan sebelum dan sesudah Pendidikan kesehatan tentang SADARI. Hasil uji Wilcoxon didapatkan (p-value= .000 > 0.05) hal tersebut bermakna adanya pengeruh pengetahuan siswi kelas XI sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan kesehatan tentang SADARI dengan metode ceramah diskusi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dengan metode ceramah diskusi mampu meningkatkan pengetahuan siswi kelas XI di SMAN 2 Banguntapan tentang SADARI untuk deteksi dini kanker payudara.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6457Manajemen Perawatan Pasien dengan Penurunan Curah Jantung ET Causa Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) Killip 3 di Ruang ICCU2025-05-25T08:26:39+00:00Maulida Anggrainimauliaini3@gmail.comNur Chayatinur.chayati@umy.ac.idAdy Tyawarmanadytyaw@gmail.com<p>Non ST segment elevation myocardial infarction merupakan sindrom koroner akut akibat iskemia miokard tanpa elevasi segmen ST pada elektrokardiogram. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen keperawatan pada pasien dengan Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) Killip 3 di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), khususnya dalam penatalaksanaan risiko penurunan curah jantung serta peran edukasi pola hidup sehat dalam mendukung proses pemulihan dan mencegah kekambuhan. Metode penelitian dengan studi kasus seorang pasien laki-laki, 76 tahun, dengan klasifikasi Killip 3 dirawat di ICCU. Analisis data diambil dari asuhan keperawatan dan intervensi yang diberikan, yaitu pemantauan ketat tanda vital dan elektrokardiogram, terapi farmakologis sesuai pedoman acute coronary syndrome, serta edukasi pola hidup sehat dan dukungan keluarga. Setelah lima hari perawatan intensif, kondisi klinis pasien membaik, namun target luaran intervensi risiko penurunan curah jantung belum teratasi, kondisi ini dikarnakan klasifikasi NSTEMI Killip 3 yang dialami pasien. Klasifikasi Killip 3 yang dialami pasien memerlukan waktu rehabilitasi lebih panjang.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6460Efektivitas Pemberian Blanket Warmer pada Pasien Pascaoperasi dengan Hipotermia di Recovery Room: Study Case2025-05-25T08:44:44+00:00Auliyaa Ihda Wardhaniauliyadhani26@gmail.comResti Yulianti Sutrisnorestiyulianti@umy.ac.idYuni Supraptirestiyulianti@umy.ac.id<p>Hipotermia merupakan salah satu komplikasi pasca tindakan pembedahan yang paling sering terjadi. Hipotermia merupakan kondisi ketika suhu tubuh berada dibawah rentang normal 36 ◦C, apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif. Salah satu tindakan non-farmakologis yang dapat dilakukan yaitu pemberian blanket warmer. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya efektivitas pemberian blanket warmer pada pasien pascaoperasi dengan hipotermia di recovery room. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain study kasus dengan melihat efektivitas pemberian blanket warmer terhadap suhu tubuh sebelum dan setelah diberikan intervensi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu random sampling dengan jumlah responden sebanyak 10 partisipan, yang dibagi menjadi 2 kelompok: 5 partisipan merupakan kelompok eksperimen dan 5 partisipan merupakan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerima intervensi berupa pemberian blanket warmer dan kelompok kontrol menerima intervensi berupa selimut kain yang tersedia di rumah sakit. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji independent sample t-test. Hasil analisis indepandent sample t-test diperoleh p-value sebesar 0,000 (p < 0.05) yang dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan suhu tubuh sesudah intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6488Implementasi Genggam Jari untuk Menurunkan Nyeri Sedang pada Anak dengan Chronic Myeloid Leukimia2025-05-25T09:10:59+00:00Atikatunnisa Atikatunnisaatikatunnisa09@gmail.comEtika Dewi Cahyaningrumlivana.ph@gmail.com<p>Chronic Myeloid Leukemia (CML) merupakan suatu jenis kanker yang disebabkan oleh gangguan pada hematopoietic stem cell. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi genggam jari terhadap nyeri dengan skala sedang pada anak penderita Chronic myeloid leukemia (CML). Metode penelitian ini menggunakan deskriptif case study pada anak dengan diagnosa Chronic myeloid leukemia (CML). Implementasi yang dilakukan pada studi kasus ini yaitu penulis menerapkan relaksasi genggam jari pada anak dengan diagnosa Chronic myeloid leukemia untuk menurunkan intensitas nyeri dengan skala sedang di ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2025 sampai 12 Maret 2025. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, pasien yang terlibat dalam penerapan praktik keperawatan sebanyak 1 anak dengan diagnosa Chronic myeloid leukemia. Hasil setelah dilakukan implementasi keperawatan relaksasi genggam jari selama 3x24 jam didapatkan ada penurunan intensitas nyeri dari skala 6 menjadi 4, keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah menurun karena rasa nyeri mulai berkurang.</p>2025-05-25T09:10:59+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6487Hubungan Sosial Budaya, Pengetahuan Sumber Informasi dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian MP-ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan2025-05-26T08:41:56+00:00Krisdayanti Silitongakrisdayantisilitonga25@gmail.comTiarnida Nababantiarnidanababan@unprimdn.ac.idSiti Rahmahlivana.ph@gmail.comLilis Suhaidalivana.ph@gmail.com<p>Pemberian MP-ASI dini dapat mengurangi durasi pemberian ASI eksklusif, yang berpotensi mengurangi manfaat optimal ASI terhadap perkembangan bayi. Praktik ini sering kali dilakukan oleh orang tua atau pengasuh karena berbagai alasan, seperti keyakinan bahwa ASI tidak mencukupi kebutuhan gizi bayi, tekanan budaya, atau ketidaktahuan tentang risiko yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sosial budaya, pengetahuan sumber informasi dengan perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 Bulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan di Balai Desa Membiki Kab. Langkat sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan subjek menggunakan <em>total sampling</em> sebanyak 30 orang. Analisa data penelitian adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat hubungan sosial budaya (p= 0,046), pengetahuan (p=0,036) dan sumber informasi (p=0,025) dengan perilaku pemberian MP-ASI dini pada bayi 0-6 bulan. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan social budaya, pengetahuan dan sumebr informasi dengan perilaku pemberian MP-ASI dini pada bayi 0-6 bulan.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6453Mekanisme Infeksi Giardia Lamblia Parasit Usus Gizi pada Anak Sekolah Dasar2025-05-28T04:52:50+00:00Agisti Putri Darmawanagisdarmawan759@gmail.comDelia Yunita Puterilivana.ph@gmail.comNaufal Ali Firdauslivana.ph@gmail.comPutri Meyna Jayadilivana.ph@gmail.comSiti Hajar Mutia Huseinlivana.ph@gmail.comPopi Sopiahpopisopiah@upi.eduDini Afrianilivana.ph@gmail.com<p>Giardiasis merupakan infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh Giardia lamblia, protozoa usus yang banyak menyerang anak usia sekolah dasar, terutama di wilayah dengan sanitasi buruk. Infeksi ini berkontribusi pada gangguan penyerapan nutrisi, diare kronis, dan penurunan status gizi anak. Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam mekanisme infeksi Giardia lamblia, faktor-faktor risiko penularannya, dampaknya terhadap sistem pencernaan dan status gizi anak, serta strategi pencegahannya. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menelusuri artikel ilmiah dari berbagai database seperti Google Scholar dan ResearchGate, menggunakan kriteria inklusi jurnal 5 tahun terakhir yang relevan dengan topik. Dari 50 jurnal yang diperoleh, 3 jurnal dipilih untuk dianalisis lebih lanjut karena paling relevan dan berkualitas. Hasil kajian menunjukkan bahwa Giardia lamblia menempel pada mukosa usus menggunakan cakram ventral dan flagela, merusak struktur vili, menyebabkan malabsorpsi, inflamasi kronis, serta gangguan metabolisme dan mikrobiota usus. Infeksi ini berdampak signifikan pada pertumbuhan anak, bahkan pada kasus tanpa gejala klinis. Kesimpulannya, giardiasis merupakan ancaman tersembunyi bagi kesehatan anak yang memerlukan pendekatan pencegahan yang komprehensif melalui peningkatan kebersihan pribadi, perbaikan sanitasi lingkungan, edukasi kesehatan, dan intervensi berbasis komunitas</p>2025-05-27T13:01:26+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6476Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Produksi ASI pada Ibu Menyusui2025-05-27T08:51:29+00:00Monica Savitri Suryaverawatyfitrineldasilaban@unprimdn.ac.idVerawaty Fitrinelda Silabanlivana.ph@gmail.comKhairani Khairanilivana.ph@gmail.comMiranda Safitri Br. Tompullivana.ph@gmail.comMegasari Ndrahalivana.ph@gmail.comFina Afrianilivana.ph@gmail.com<p>Kualitas produksi Air Susu Ibu (ASI) yang buruk menjadi masalah utama bagi ibu post partum karena akan mempengaruhi keberhasilan dalam menyusui, Produksi ASI dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah faktor status gizi, paritas dan faktor frekuensi menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas produksi ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kerumutan. Penelitian merupakan kuantitatif dengan jenis deskriptif korelasi menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum hari ke 3-42 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kerumutan sebanyak 129 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan kualitas produksi ASI dengan p-value = 0,037 (p<0,05). Tidak ada hubungan paritas dengan kualitas produksi ASI dengan p-value = 0,037 (p>0,05). Ada hubungan frekuensi menyusui dengan kualitas produksi ASI dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Tidak ada hubungan status pekerjaan dengan kualitas produksi ASI dengan p-value = 1,000 (p>0,05). Ada hubungan penggunaan kontrasepsi dengan kualitas produksi ASI dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas produksi ASI adalah faktor frekuensi menyusui. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan status gizi, frekuensi menyusui, penggunaan kontrasepsi dengan kualitas produksi ASI dan tidak ada hubungan paritas dan status pekerjaan dengan kualitas produksi ASI di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kerumutan.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6461Efektivitas Latihan Intradialytic Range of Motion (ROM) dengan Kombinasi Pursed Lips Breathing (PLB) terhadap Fatigue pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Post-Hemodialisis2025-05-27T11:22:43+00:00Faiqoturrohmah Faiqoturrohmahrohmahfaiq40@gmail.comSyahruramdhani Syahruramdhanisyahruramdhani@umy.ac.idTariyah Tariyahlivana.ph@gmail.com<p>Penyakit ginjal kronik yang memerlukan terapi cuci darah sering menimbulkan kelelahan fisik yang berdampak pada kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi efektivitas latihan gerak rentang sendi yang dikombinasikan dengan teknik pernapasan terhadap penurunan kelelahan pada pasien pasca cuci darah. Desain studi yang digunakan adalah studi kasus dengan satu responden yang mengalami kelelahan berat dan telah menjalani hemodialisis lebih dari satu bulan. Intervensi dilakukan empat kali selama dua minggu, dan evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner <em>FACIT</em> dan hasil menunjukkan penurunan tingkat kelelahan dari kategori berat menjadi sedang<em>. </em>Kuisioner <em>FACIT</em> versi Indonesia telah terbukti valid (r > 0,279) dan reliabel (α = 0,646). Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Temuan ini mendukung efektivitas intervensi nonfarmakologis berupa latihan <em>ROM</em> dengan <em>PLB</em> dalam manajemen kelelahan pasien penyakit ginjal kronik pasca hemodialisis.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6517Proses Perawatan Luka pada Pasien Diabetes Melitus2025-05-28T15:37:24+00:00Putri Rhieyanalivana.ph@gmail.comLevina Nabila Nathanialevinanabilanathania@upi.edu<p>Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat gangguan pada pankreas, sehingga tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tidak dapat memanfaatkan insulin dengan optimal. Tujuan: Tinjauan literatur ini bertujuan untuk menilai berbagai pendekatan perawatan luka yang paling efisien dalam mempercepat proses penyembuhan luka akibat ulkus diabetik. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menelaah literatur yang berkaitan dengan perawatan luka pada penderita diabetes melitus. Penulis menggunakan tiga basis data, yaitu PubMed, Google Scholar, dan Semantic Scholar, dengan kata kunci "Perawatan Luka", "Diabetes Mellitus", dan "Modern Dressing". Artikel yang dipilih adalah yang diterbitkan dalam rentang lima tahun terakhir (2019–2024). Hasil: Dari tujuh jurnal yang membahas penggunaan modern dressing pada luka diabetes yang dianalisis dalam tinjauan ini, ditemukan bahwa metode ini memberikan hasil penyembuhan yang lebih efektif, ditandai dengan percepatan pertumbuhan jaringan luka secara signifikan dibandingkan dengan metode perawatan luka konvensional. Kesimpulan: Berdasarkan ketujuh jurnal yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik balutan modern dalam perawatan luka pada pasien diabetes melitus tipe 2 menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mempercepat proses penyembuhan dibandingkan dengan metode balutan konvensional.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/5750Hubungan Jenis Stresor dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Tahap Akhir2025-05-29T11:26:28+00:00Mutia AnabillahSrimaria13@malahayati.ac.idSri Maria Puji LestariSrimaria13@malahayati.ac.idDewi LutfhianawatiSrimaria13@malahayati.ac.idYuniastin Yuniastinilivana.ph@gmail.com<p>Stres merupakan ketidakseimbangan antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan individu untuk memenuhinya, sementara stresor adalah stimulus yang mana dapat berupa eksternal maupun internal yang mampu memunculkan stres. Beberapa bukti empiris telah membuktikan bahwa mahasiswa memiliki tingkat stres yang cukup tinggi, sehingga memunculkan sebuah istilah stres akademik yaitu suatu kondisi terjadinya ketidaksesuaian antara tuntutan akademik dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa. Jenis stresor dapat berupa beban akademik, tuntutan sosial, dan transisi kehidupan yang signifikan. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan antara jenis stresor dengan tingkat stres pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahap akhir. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik dan rancangan cross sectional. Populasi adalah mahasiswa kedokteran Universitas Malahayati tahap akhir atau yang sedang menjalani semester 4-7. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, sehingga sampel ditentukan sebanyak 154 orang responden. Pengumpulan data berupa kuesioner dengan Perceived Stress Scale (PSS) dan Medical Student Stressor Questioner (MSSQ). Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat yakni uji Spearman. Diperoleh responden sebanyak 154 orang mahasiswa dengan tingkat stres terbanyak berada pada kategori stres sedang yaitu berjumlah 133 orang (86,4%). Jenis stresor Academic Related Stressor (ARS) paling banyak menyebabkan stres sedang (73,4%); Intrapersonal & Interpersonal Related Stressor (IRS) paling banyak menyebabkan stres sedang (63,0%); Teaching & Learning Related Stressor (TLRS) paling banyak menyebabkan stres sedang (81,8%); Social Related Stressor (SRS) paling banyak menyebabkan stres sedang (68,2%); Drive & Desire Related Stressor (DRS) paling banyak menyebabkan stres sedang (67,5%); Group Activities Related Stressor (GARS) paling banyak menyebabkan stres ringan (75,3%). Hasil analisis bivariat membuktikan bahwa jenis stresor (ARS, IRS, TLRS, SRS, dan GARS) memperoleh p value < 0,05 serta koefisien korelasi (r) sekitar 0,454-0,629.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6427Implementasi Totok Wajah pada Kecemasan Post Partum2025-05-29T06:50:24+00:00Vera Diyanalivana.ph@gmail.comLaily Mualifahlailymualifah84@gmail.comAgustina Retno Hapsarilivana.ph@gmail.com<p>Terdapat beberapa Upaya untuk mengurangi kecemasan pada ibu post partum dengan cara terapi komplementer yang dapat merangsang pelepasan hormon endorphin yaitu terapi relaksai totok wajah. Terapi totok wajah digunakan untuk meningkakan relaksasi otot dan menambah produktifitas asi, membuat sirkulasi darah menjadi lancar, serta menurunkan kecemasan. Tujuan: Mengetahui bagaimana implementasi totok wajah pada kecemasan post partum. Metode: Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif. Fokus studi adalah ibu post partum hari ke 3-5 yang berjumlah 1 orang, kelahiran anak pertama. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Pemberian prosedur terapi totok wajah dengan mengukur tingkat kecemasan VASA sebelum dan sesudah diberikan terapi 1 kali salam 1 hari selama 3 hari pada tanggal 25-27 Maret 2024. Pada studi kasus ini instrumen yang digunakan adalah: Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Totok Wajah. Lembar observasi sebelum dan sesudah diberikan terapi totok wajah yang berisi (Nomor, Hari,/Tanggal, Jam, dan Skor VAS-A sebelum dan sesudah dilakukan terapi). Jadi sebelum melakukan implementasi totok wajah kita mengobservasi mimik wajah pasien menggunakan gambar observasi VAS-A. kemudian dimasukan dalam lembar observasi. Hasil: Didapatkan hasil setelah diberikan terapi totok wajah selama 3 hari mampu membantu menurunkan tingkat kecemasan yaitu rata-rata 2 hingga hari ke 3. Kesimpulan: terapi relaksasi totok wajah mampu menurunkan kecemasan pada post partum.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/5751Hubungan Jenis Stresor dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Tahap Transisi2025-05-29T08:49:19+00:00Muthia Deswita Alifahsrimaria@malahayati.ac.idSri Maria Puji LestariSrimaria13@malahayati.ac.idDewi Lutifanawatilivana.ph@gmail.comAchmad Farichlivana.ph@gmail.com<p>Masa transisi dari tahap pre-klinik ke tahap klinik dapat menimbulkan tekanan pada mahasiswa program studi profesi dokter yang diharapkan memiliki pemahaman mengenai ilmu biomedis dan juga klinis, sekaligus berinteraksi secara langsung dengan pasien. Jenis stresor dapat berupa stresor tekanan akademik, stresor terkait hubungan belajar mengajar, stresor hubungan sosial, stresor terkait kelompok, stresor keinginan dan pengendalian, dan stresor terkait hubungan intrapersonal dan interpersonal. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara jenis stresor dengan tingkat stres pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Tahap Transisi. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik dan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Universitas Malahayati Tahap Transisi yang baru menjalani tahap profesi selama 6-12 bulan. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling menggunakan kuesioner MSSQ (Medical Student Stressor Questionnaire) dan PSS (Perceived Stress Scale). Hasil: Didapatkan responden sebanyak 105 mahasiswa dengan tingkat stres terbanyak dalam kategori stres ringan yang berjumlah 65 orang (61.9%). Jenis stresor yang terbanyak menyebabkan stres sedang yaitu ARS 56.2%, SRS 61.0% dan DRS 61.0%, sedangkan yang terbanyak menyebabkan stres ringan 71,4%, TLRS 41,9%, dan GARS 48,6%. Hasil uji bivariat antara jenis stresor (ARS, IRS, SRS, DRS, TLRS, GARS) dengan tingkat stres seluruhnya didapatkan p value 0.000.</p>2025-05-29T08:49:19+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6512Penerapan Kompres Tepid Water Sponge pada Anak dengan Hipertermi: Studi Kasus Respons Fisiologis dan Kenyamanan2025-06-02T08:14:09+00:00Khoeronisa Maulidhiakhoeronisam@gmail.comMurniati Murniatimurniati@uhb.ac.idDevi Tri Nurlivana.ph@gmail.com<p>Kejang demam adalah kejang pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dengan peningkatan suhu tubuh lebih dari 38°C yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial, sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh yang mengakibatkan gangguan fisiologis. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus kejang demam salah satunya adalah hipertermia. Salah satu intervensi mandiri keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia yaitu kompres water Tepid Water Sponge. Tujuan studi kasus ini adalah untuk untuk mengeksplorasi respons fisiologis dan kenyamanan anak setelah penerapan kompres tepid water sponge, khususnya di ruang perawatan anak RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah An.M, usia 4 tahun dan dengan diagnosa kejang demam. Penerapan tepid water sponge selama 10 menit pada anak dengan kejang demam yang mengalami hipertermi menunjukkan penurunan suhu tubuh dari 38°C menjadi 37,5°C. Intervensi ini juga diikuti perbaikan respons fisiologis dan peningkatan kenyamanan anak. Tepid water sponge direkomendasikan sebagai intervensi non-farmakologis yang efektif dan aman untuk menangani hipertermi pada anak dengan kejang demam, serta dapat diintegrasikan dalam asuhan keperawatan klinis.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6515Implementasi Terapi Relaksasi Genggam Jari pada Ny. R dengan Nyeri Akut Post Operasi Sectio Caesarea2025-06-01T09:05:47+00:00Awaliyatun Istiqomahawaliyatunistiqomah10@gmail.comSiti Haniyahhaniwiyana56@gmail.com<p>Pembedahan sectio caesarea menimbulkan rasa nyeri yang berasal dari luka insisi, 75% dari pasien bedah mengalami nyeri sedang sampai berat setelah operasi. Rasa nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien sampai menuju tingkat kenyamanan. Teknik relaksasi genggam jari (finger hold) merupakan teknik relaksasi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun. Teknik ini berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi didalam tubuh. Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode study kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Subjek yang digunakan adalah satu pasien post section caesarea dengan masalah nyeri akut di RSUD Kardinah Kota Tegal. Instrumen penelitian yang digunakan berupa format asuhan keperawatan maternitas. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Hasil penerapan terapi relaksasi genggam jari pada ibu post sc menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan tingkat nyeri dari pengobatan hari pertama hingga pengobatan hari ketiga. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terapi relaksasi genggam jari mampu menurunkan skala nyeri pada ibu post sectio caesarea. Berdasarkan hasil studi kasus yang sudah dilakukan pada pasien terdapat perubahan skala nyeri pada ibu post section caesarea sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi genggam jari. Pemberian terapi relaksasi benson selama 3 hari dapat menurunkan skala nyeri post sectio caesarea.</p>2025-06-01T09:05:47+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6534Efektivitas Teknik Distraksi Menghardik pada Pasien Skizofrenia dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran2025-06-01T10:57:41+00:00Annisa Hayyu Prastiwiannisahayyu07@gmail.comIta Apriliyaniitaapriliyani@uhb.ac.id<p>Kesehatan mental merupakan bagian integral dari kesehatan secara menyeluruh. Salah satu gangguan mental yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan neurobiologis pada otak yang menyebabkan individu mengalami hambatan dalam berpikir, mengelola emosi, serta berinteraksi sosial yang sering kali ditandai dengan gangguan persepsi sensori seperti halusinasi pendengaran yang dapat mengganggu rutinitas sehari-hari dan berdampak negatif pada kualitas hidup pasien sehingga dibutuhkan intervensi yang tepat salah satunya dengan teknik menghardik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik distraksi menghardik dalam mengatasi halusinasi auditori pada pasien skizofrenia. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus pada satu pasien (Tn. F) dengan diagnosis skizofrenia di Soerojo Hospital Magelang pada 19–21 Februari 2025. Proses keperawatan meliputi lima tahapan: pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Intervensi utama yang dilakukan adalah penerapan strategi pelaksanaan (SP) teknik menghardik, yakni pasien diajarkan untuk menutup telinga dan menyatakan bahwa suara halusinasi tidak nyata. Hasil evaluasi menunjukkan penurunan frekuensi halusinasi, meningkatnya kesadaran pasien terhadap gejala, serta kemampuan pasien dalam mengontrol dirinya ketika halusinasi muncul. Kesimpulan dari penelitian ini adalah teknik menghardik merupakan intervensi nonfarmakologis yang efektif untuk membantu pasien skizofrenia dalam mengelola halusinasi pendengaran.</p>2025-06-01T10:57:41+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6559Penatalaksanaan Holistik Perempuan 52 Tahun Dengan HIV dan DM Tipe 2 melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-02T14:10:42+00:00Sayidina Umar Achfistiumar0112@gmail.comReni Zuraidazuraidareni@yahoo.com<p><em>Human Immunodeficiency Virus </em>(HIV) merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Penggunaan antiretroviral (ARV) mengakibatkan resistensi insulin sehingga membuat penderita HIV berisiko menderita diabetes melitus (DM). Menerapkan pelayanan dokter keluarga secara holistik dan komprehensif berbasis <em>Evidence Based Medicine </em>dengan pendekatan <em>patient centered </em>dan <em>family approach. </em>Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan kunjungan rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien Ny. JS, 52 tahun, memiliki aspek risiko internal berupa pengetahuan kurang terkait penyakit HIV dan DM, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol, asupan gizi kurang, tidak mengetahui aktivitas fisik yang sesuai, riwayat GDS tidak terkendali dan status gizi obesitas derajat 1. Aspek risiko eksternal pasien yaitu keluarga pasien memiliki pengetahuan kurang terkait penyakit HIV dan DM serta pola makan yang sesuai dan kepatuhan minum obat masih kurang. Setelah dilakukan intervensi, kadar gula darah yang terkendali dan keluhan pasien yang berkurang, peningkatan pengetahuan pasien mengenai penyakit HIV dan DM, perbaikan pola diet, perbaikan kebiasaan merokok dan alkohol dan perbaikan kebiasaan olahraga atau aktivitas fisik.</p>2025-06-02T14:10:42+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6561Pendekatan Holistik Keperawatan Anak dalam Asuhan Kesehatan di Era Modern2025-06-02T15:04:22+00:00Eli Lusianielilusiani16@gmail.comDepi Lukitasarilivana.ph@gmail.com<p>Pendekatan holistik dalam keperawatan anak merupakan suatu strategi yang menempatkan anak sebagai individu utuh yang memiliki kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Di era modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas masalah kesehatan, keperawatan anak dituntut tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga memperhatikan dimensi emosional dan sosial yang mempengaruhi proses penyembuhan. Artikel ini bertujuan untuk membahas secara komprehensif konsep keperawatan anak, prinsip-prinsip pendekatan holistik, strategi implementasi, tantangan yang dihadapi, serta dampak positif yang dihasilkan. Melalui integrasi antara pelayanan profesional, pendekatan empatik, dan keterlibatan keluarga, keperawatan anak berbasis holistik mampu meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.</p> <p> </p>2025-06-02T15:04:22+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6546Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Fungsi Kognitif pada Lansia2025-06-03T13:35:43+00:00Yosua Prasetiayosuaprasetia2@gmail.comLatifah Latifahyosuaprasetia2@gmail.comAdriana Palimboyosuaprasetia2@gmail.comSubhannur Rahmanyosuaprasetia2@gmail.com<p>Lansia mengalami perubahan fungsional yaitu penurunan fungsi kognitif yang menyebabkan perubahan struktur fungsi otak seperti mengalami gangguan dalam berorientas, perhatian, kemampuan berkonsentrasi, berpikir, daya ingat,dan berbahasa. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya aktivitas fisik. Solusi yang dapat mengatasi hal tersebut dengan meningkatkan aktivitas fisik sederhana, aktivitas fisik diduga dapat menstimulasi pertumbuhan saraf yang dapat menghambat penurunan fungsi kognitif pada lansia.Tujuan: Mengetahui hubungan antara aktivitas terhadap fungsi kognitif pada lansia di Panti Perlindungan Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budi Sejahtera.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksplanatif dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Banjarbaru yang berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 114 orang. Jumlah sampel sebanyak 33 orang dan teknik sampling menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Physical Activities Scale for Elderly (PASE) dan Mini Mental State Examination (MMSE). Analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar Lansia di Panti Budi Sejahtera melakukan aktivitas fisik yang baik yaitu sebanyak 19 orang (57,6%) dan sebagian besar memiliki fungsi kognitif normal yaitu sebanyak 18 orang (54,5%). Hasil uji chi square menunjukkan p value sebesar 0,001 (<0,05)Simpulan: ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap fungsi kognitif pada Lansia di Panti Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budi Sejahtera.</p>2025-06-03T12:20:51+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6547Hubungan Kadar Gula Darah dan Lama Terdiagnosis Diabetes dengan Tekanan Darah pada Pasien Diabetes Tipe 22025-06-03T16:31:27+00:00Catherine Trinitacatherine.trinita@gmail.comOniqie Ayu Dhea Mantocatherine.trinita@gmail.comCynthia Eka Fayuning Tjomiadicatherine.trinita@gmail.com<p>Pada penderita DM, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) sehingga terjadi resistensi cairan intravaskular yang berakibat pada peningkatan volume cairan tubuh serta diikuti dengan kerusakan sistem vaskular yang menyebabkan peningkatan resistensi arteri perifer. Kedua keadaan ini yang menjadi dasar terjadinya hipertensi. Mengetahui hubungan kadar gula darah dan lama terdiagnosis diabetes dengan tekanan darah pada pasien diabetes tipe 2 di Pukesmas Bukit Rawi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sample menggunakan Teknik total sampling dengan jumlah sample 94 orang. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Sebagian besar responden memiliki kadar gula darah pada rentang 110-199 (Kategori Sedang) yaitu 40 orang (43%), lama terdiagnosis diabetes >6 bulan, yaitu 56 orang (60%), dan tekanan darah pada rentang >160 (Tekanan Darah Sistolik) dan >100 (Tekanan Darah Diastolik) pada kategori Hipertensi Tingkat II, yaitu 31 orang (33%). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Hubungan Kadar Gula Darah dan Lama Terdiagnosis Diabetes dengan Tekanan Darah Pada Pasien Diabetes Tipe 2 Di Pukesmas Bukit Rawi.</p>2025-06-03T16:31:27+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6532Stres, Aktifitas Fisik dan Nyeri Haid pada Remaja2025-06-03T17:09:01+00:00Sevy Astriyanaphysio.astriyana.s@stikesnas.ac.idFatchurrohmah Ines Prabandarilivana.ph@gmail.com<p>Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu masalah yang sering dikeluhkan oleh lebih dari 54,89% remaja putri di Indonesia. Kurang olahraga serta faktor psikologis seperti stress juga dapat menjadi penyebab dismenorea dan gangguan siklus menstruasi. Aktifitas fisik berupa latihan seperti yoga, aerobic, peregangan mampu menurunkan nyeri, namun latihan yang berlebihan dapat mengganggu menstruasi. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan stress, aktivitas fisik dan kejadian nyeri haid pada remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan cross-sectional design dengan jumlah reponden 80 remaja putru di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner aktifitas fisik dan <em>Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42</em> berbahasa Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi <em>Spearman rho</em>. Hasil penelitian menunjukan: 1)tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian dismenorrea (p value 0,246); 2) Ada hubungan antara strees dengan kejadian dismenore pada remaja (p value 0,042). Kesimpulan dari penelitian ini adalah strees mempengaruhi kejadian dismenore pada remaja, sedangkan aktifitas fisik tidak memiliki hubungan dengan kejadian dismenorrea. Namun walaupun demikian, tingkat aktivitas fisik mampu memperngaruhi keparahan dismenore.</p> <p><em> </em></p>2025-06-03T17:09:01+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6274Kajian Studi Keselamatan Pasien melalui Edukasi dan Observasi Kepatuhan SOP Risiko Pasien Jatuh2025-06-03T17:44:37+00:00Pancoro Wahyu Wibisonopancorowahyuw@gmail.comIndri Heri Susantilivana.ph@gmail.com<p>Keselamatan pasien merupakan salah satu isu global, terutama saat keberadaan pasien di rumah sakit. Penerapan keselamatan pasien di rumah sakit memerlukan peran perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling dominan dan langsung bertemu pasien selama 24 jam, oleh sebab itu perlu melihat sejauh mana peran perawat dalam mencegah insiden keselamatan pasien. Kejadian jatuh merupakan suatu hal yang tidak diharapkan yang biasanya disebabkan seperti faktor lingkungan, faktor psikologis, faktor usia dan keadaan umum pasien yang dapat menyebabkan cedera fisik. Maka sangatlat penting bagi perawat untuk lebih menerapkan SOP resiko jatuh dan pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan pasien tetang resiko jatuh. Adapun dalam penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa masih banyaknya pasien dan keluarga yang belum sepenuhnya mengetahui adanya tujuan edukasi serta penanganan awal dalam pencegahan risiko jatuh. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan pasien dan keluarga sebelum dan setelah diberikan edukasi tentang resiko jatuh menggunakan kuisioner FRAQ dan mengobservasi kepatuhan perawat terhadap SOP resiko jatuh Di Ruang Ruang Asoka Rsud Prof Dr. Margono Soekarjo. Responden yang digunakan dalam penelitian yaitu sebanyak 10 pasien dan 10 perawat pendidikan kesehatan yang dilengkapi dengan media leaflet disertai dengan cara pemasangan segitiga resiko jatuh dan memberi tahu pasien dan keluarga apabila pasien terindikasi resiko jatuh maka di rekam medis pasien akan di tempel stiker fals risk. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dari yang sebelumnya 40% paham tentang risiko jatuh menjadi 80%. Hasil observasi didapatkan kepatuhan perawat terhadap SOP risiko pasien jatuh sudah masuk kategori baik yaitu 86%. Penelitian ini menunjukkan pentingnya edukasi pasien dan kepatuhan perawat terhadap SOP untuk meningkatkan keselamatan pasien terkait resiko jatuh.</p>2025-06-03T17:44:36+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6542Penatalaksanaan Holistik Gizi Kurang dan Stunting pada Balita Usia Dua Tahun Empat Bulan dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-03T18:43:56+00:00Muhammad Hasbi Sahbanimuhammadhasbisahbani@gmail.comTutik Ernawatitutikernawati@ymail.com<p><em>Stunting</em> adalah kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya dengan usia yang sama. Menerapkan pelayanan dokter keluarga dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berbasis <em>Evidence-Based Medicine </em>yang bersifat <em>family approach, patient-centred dan community oriented. </em><strong> </strong>Studi yang dilakukan adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien di puskesmas. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien An. AL berusia 28 bulan tinggal bersama nenek, kakak, dua orang paman dan kedua orangtuanya. Orang tua pasien mengeluhkan bahwa kondisi tumbuh kembang anaknya tidak seperti anak seusianya di lingkungan rumahnya. Pasien di diagnosis sebagai gizi kurang dan <em>Stunting</em>. Pada kasus ini telah dilakukan evaluasi yaitu terdapat penurunan gejala klinis dan peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga pasien. Telah dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan dokter keluarga pada An. ALdan keluarga yang disesuaikan dengan EBM. Intervensi yang dilakukan telah menambah pengetahuan dan mengubah beberapa perilaku pasien dan keluarganya, yang ditandai dengan perbaikan pada diagnosis holistik akhir.</p>2025-06-03T18:43:56+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6584Systematic Review: Penilaian Postur Kerja Menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) pada Petani dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)2025-06-04T07:44:59+00:00Deffina Widya YasminDeffinayasmin.dy@gmail.comFitria Saftarinalivana.ph@gmail.comTerza Aflika Happylivana.ph@gmail.comRani Himayanilivana.ph@gmail.com<p><em>Musculoskeletal Disorders</em> (MSDs) merupakan keluhan yang dirasakan pada otot rangka yang dikarenakan terjadinya kerusakan pada sendi, ligamen, tendon, ataupun tulang rawan. Keluhan MSDs pada petani umumnya dirasakan pada tubuh bagian atas, seperti pergelangan tangan, leher, pinggang, dan punggung. <em>Rapid Upper Limb Assessment</em> (RULA) merupakan alat ukur untuk menilai postur kerja yang berfokus utamanya pada tubuh bagian atas, sehingga dapat digunakan untuk menilai postur kerja dari petani. Penelitian ini menggunakan metode <em>systematic review</em> dengan pencarian artikel ini menggunakan kata kunci muskuloskeletal, petani, dan RULA. Kriteria inklusi melibatkan pekerja di sektor agrikultur seperti petani atau pekerja kebun, penilaian postur kerja dengan menggunakan metode RULA, diterbitkan dalam 10 tahun terakhir, dan terdapat pembahasan mengenai MSDs. Artikel ditemukan melalui penelusuran dalam beberapa <em>database</em> elektronik, seperti PubMed, ScienceDirect, GARUDA, dan Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan dari 390 artikel yang diidentifikasi, terdapat 12 artikel yang memenuhi kriteria dan ditelaah, kemudian didapatkan hasil bahwa sebagian besar keluhan MSDs pada petani dirasakan di tubuh bagian atas, sehingga memerlukan alat ukur yang berfokus pada tubuh bagian atas. Kesimpulannya penilaian postur kerja menggunakan metode RULA pada petani merupakan alat ukur yang sesuai karena metode ini berfokus pada penilaian tubuh bagian atas.</p> <p> </p>2025-06-04T07:44:59+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6581Peran Kader Posyandu Balita dalam Memonitor Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan Balita2025-06-04T12:27:38+00:00Tri Sakti Widyaningsihimoet.sakti@gmail.comMaria Wisnu Kanitamwkanita@gmail.comNovita Kurnia Wulandarinovita.kurnia.wulandari@gmail.com<p>Tumbuh kembang merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berbeda namun keduanya saling berkaitan. Pada masa ini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang sering ditemukan meliputi gangguan fisik, perkembangan motorik , bahasa dan perilaku. Gangguan pertumbuhan fisik pada anak dapat berupa wasting, stunting, overweight, sedangkan gangguan perkembangan anak dapat berupa penyimpangan perilaku, keterlambatan motoric kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Pemerintah dalam menangani kasus gangguan tumbuh kembang melakukan tindakan pencegahan awal yaitu dengan skrinning yang dapat dilakukan di posyandu. Posyandu dengan beberapa programnya dalam menangani tumbuh kembang anak yang dilaksanakan oleh kader posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran kader posyandu balita dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita di Posyandu Kelurahan Banyuanyar. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Jumlah sampel 20 kader posyandu dan 56 balita. Instrumen pertama penelitian berupa kuesioner peran kader posyandu dilakukan uji expert yaitu ahli di bidang keperawatan komunitas. Instrument kedua dan ketiga berupa Buku Kesehatan ibu dan anak (KIA) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena merupakan alat ukur yang sudah baku. Hasil Uji Chi Square didapatkan p-value 0,000. Terdapat hubungan antara peran kader posyandu balita dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita.</p>2025-06-04T12:27:37+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6539Pengaruh Senam Kaki Diabetik dengan Bola Plastik terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 22025-06-06T17:05:59+00:00Ratna DewiNsratna@esaunggul.ac.idYosefi Anantiyosefiananti23@gmail.comBudi Mulyanabudimulyana@esaunggul.ac.idVisya Septianavisya.septiana@esaunggul.ac.id<p>Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan metabolik yang prevalensinya meningkat setiap tahunnya di berbagai negara di dunia. Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien DM Tipe 2 adalah neuropati perifer yang ditandai dengan penurunan kemampuan menerima rangsangan taktil pada area kaki. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu cara pencegahan yang telah terbukti efektif adalah pelaksanaan latihan fisik berupa senam kaki dengan menggunakan bola plastik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam kaki diabetik dengan menggunakan bola plastik terhadap sensitivitas kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan pretest-posttest with control group, dengan melibatkan 40 responden penderita DM Tipe 2 yang diambil dengan menggunakan Metode Total Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Neuropathy Symptom Score (NSS) dan lembar penilaian Neuropathy Deficit Score (NDS). Karakteristik penelitian ini terdapat pada pemeriksaan tingkat sensitivitas kaki dengan menggunakan garpu tala, dimana sebelumnya belum ada penelitian dengan menggunakan alat pemeriksaan tersebut. Hasil uji Paired T test dan Wilcoxon Test dibuktikan dengan diperolehnya nilai (p value 0,000 < 0,05). Kesimpulan, pelaksanaan senam kaki diabetik pada penderita DM tipe 2 dengan menggunakan bola plastik terbukti efektif dalam meningkatkan sensitivitas kakinya. Oleh karena itu, penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai salah satu strategi pada penderita DM tipe 2 dalam upaya meningkatkan sensitivitas kaki melalui latihan senam kaki dengan menggunakan bola plastik.</p>2025-06-06T17:05:59+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6569Penatalaksanaan Holistik Kasus Hipertensi dan Hiperurisemia pada Pria 60 Tahun Menggunakan Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-06T17:31:08+00:00Letifa Rahmadanirahmadaniletifa@gmail.comReni Zuraidazuraidareni@yahoo.com<p>Pasien lanjut usia sering kali dikaitkan dengan penyakit kronis seperti hipertensi serta hiperurisemia. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai faktor terkait gaya hidup dan lingkungan pasien. Studi ini ditujukan untuk mencari faktor risiko, masalah medis, dan tata laksana holistik sesuai pendekatan kedokterteran keluarga. Data diambil melalui alloanamnesis, pemeriksaan fisik pasien, dan visitasi rumah. Keadaan pasien dinilai dari hasil diagnosis holistik awal dan akhir. Faktor-faktor risiko internal dan eksternal yang teridentifikasi pada pasien kemudian dilakukan intervensi yang sesuai oleh peneliti. Setelah intervensi dilakukan, terdapat perbaikan nilai kadar asam urat dan tekanan darah, peningkatan nilai pengetahuan pasien sebanyak 3 poin dan keluarga pasien sebanyak 5 poin, perbaikan asupan gizi dan menu makan, perbaikan aktivitas fisik serta meningkatnya kepatuhan pasien dalam minum obat dan kontrol.</p>2025-06-06T17:31:07+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6580Hubungan Kunjungan ANC terhadap Komplikasi Persalinan2025-06-07T10:14:42+00:00Nita Indah Lestarinitaindah54@gmail.comWiwit Indriyani Aslinaaslinawiwitindriyani@gmail.comYulia Retno Safitriyuliaretno@stikesrustida.ac.id<p>Antenatal Care (ANC) merupakan upaya preventif penting dalam mendeteksi dini risiko kehamilan dan mencegah komplikasi persalinan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kelengkapan kunjungan ANC dengan kejadian komplikasi persalinan di Puskesmas Kalibaru Kulon. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif, dan data sekunder diperoleh dari rekam medis ibu bersalin pada tahun 2025. Sampel penelitian sebanyak 107 ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi. Temuan mengindikasikan mayoritas partisipan ibu (74,8%) tidak memenuhi standar kelengkapan kunjungan ANC, dan 68,2% di antaranya tercatat mengalami komplikasi obstetri. Berdasarkan uji chi-square, ditemukan korelasi yang signifikan secara statistik (p=0,001) antara kepatuhan terhadap jadwal kunjungan ANC yang lengkap dan terjadinya komplikasi persalinan. Dapat disimpulkan bahwa kunjungan ANC yang tidak lengkap berhubungan erat dengan meningkatnya risiko komplikasi saat persalinan. Dengan demikian sangat direkomendasikan agar ibu hamil senantiasa melaksanakan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara teratur guna mengidentifikasi dan mengatasi potensi komplikasi sejak dini.</p>2025-06-07T10:14:42+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6558Pengaruh Metode Buzz Group terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Pernikahan Dini2025-06-10T02:59:21+00:00Wahyu Retno Gumelarwrgumelar@gmail.comHeny Ekawatiunamubarok@gmail.comFatimatuz Zahrofatimatuzima6@gmail.com<p>Fenomena pernikahan dini saat ini sedang mengalami peningkatan. Indonesia menempati peringkat ke-37 dunia dalam kasus pernikahan anak. Angka pernikahan anak di Indonesia sebesar 23%, dengan satu dari empat perempuan menikah sebelum 18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode buzz group terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang pernikahan dini di Desa Kalen Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Desain penelitian menggunakan Pre-Eksperimental dengan pendekatan one group pre-post test design. Populasi sebanyak 53 responden, menggunakan teknik Simple Random Sampling didapatkan sebanyak 47 responden. Data penelitian ini diambil menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan remaja tentang pernikahan dini. Setelah ditabulasi data yang dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kemaknaan p= <0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan perlakuan dari 47 remaja sebagian besar (61,7%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Setelah diberikan perlakuan sebagian besar (76,6%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Berdasarkan hasil diatas dengan nilai signifikasi p = 0,000. Artinya ada pengaruh pengaruh yang signifikan pada pengetahuan remaja tentang pernikahan dini sesudah diberikan metode Buzz Group. Metode Buzz Group dapat meningkatkan pengetahuan seseorang karena seseorang remaja yang tidak nyaman menyampaikan pendapatnya dalam kelompok dapat menggunakan kelompok kecil untuk menjaga suasana bersahabat sambil tetap memperhatikan orang lain.</p>2025-06-10T02:59:21+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6616Debulking Thyroidectomy pada Laki-Laki 71 Tahun dengan Komorbid Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Hipertensi Menggunakan Segmental Thoracic Spinal Anesthesia (TSA)2025-06-10T03:23:54+00:00Alvan Muhammad Hibatullah Santosoalvanmuhammadd@gmail.comImam Ghozalilivana.ph@gmail.com<p>Debulking thyroidectomy pada pasien usia lanjut dengan komorbiditas seperti PPOK dan hipertensi memiliki risiko tinggi terhadap komplikasi anestesi umum. Teknik anestesi regional, seperti anestesi spinal segmental toraks, telah mendapatkan popularitas karena potensinya untuk mengurangi risiko-risiko yang terkait. Pada laporan kasus ini, Seorang pria usia 71 tahun dengan keluhan benjolan dileher dan memiliki Riwayat PPOK, dan hipertensi kronis dijadwalkan menjalani debulking thyroidectomy. Anestesi spinal torakal dilakukan engan melakukan blok subarachnoid yang dilakukan pada vertebrae thoracal setinggi T2-T3 menggunakan jarum spinocan 25G. Setelah menembus ligamentum flavum, stilet dikeluarkan sambil menggerakkan jarum sampai terdapat backflow dari cairan serebrospinal. Kemudian, diberikan 1ml bupivacaine hypobaric 0.5% serta fentanyl 20mcg. Pada saat dilakukan insisi tidak terjadi adanya gejolak hemodinamik yang berarti. Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dalam keadaan stabil. Pada kunjungan 1 hari post-operasi di ruang perawatan didapatkan keadaan pasien stabil. Anestesi spinal torakal dapat menjadi pilihan anestesi yang aman dan efektif pada pasien usia lanjut dengan PPOK dan hipertensi yang menjalani debulking thyroidectomy. Pendekatan ini membantu mengurangi risiko komplikasi respiratorik yang umum dijumpai pada anestesi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas penggunaan TSA sebagai alternatif teknik anestesi pada tindakan debulking thyroidectomy pada pasien usia lanjut dengan komorbid PPOK dan hipertensi, guna meminimalkan risiko komplikasi perioperatif yang berhubungan dengan anestesi umum.</p>2025-06-10T03:22:03+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6592Trauma Mata Akibat Tradisi Perang Sarung: Laporan Kasus2025-06-10T04:10:56+00:00Dewanti Widya Astaridewantiwidya@gmail.com<p>Perang sarung merupakan tradisi lokal yang masih marak dijumpai, namun memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya trauma mata serius, termasuk vulnus laceratum kornea. Penanganan kasus ini memerlukan kolaborasi multidisipliner antara tenaga medis dan keperawatan untuk menjamin intervensi yang holistik. Tujuan: Melaporkan kasus trauma mata kiri pada remaja laki-laki akibat perang sarung. Penelitian ini merupakan studi kasus deskriptif pada remaja laki-laki 16 tahun dengan trauma mata kiri akibat perang sarung. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan telaah rekam medis, dengan fokus pada kondisi klinis, intervensi keperawatan, serta evaluasi respons pasien secara holistik dan kolaboratif. Pasien menunjukkan kondisi pada mata kiri berupa vulnus laceratum cornea full thickness ukuran 7 mm x 1 mm, visus Light Perception (LP) dengan proyeksi buruk, serta kekeruhan pada lensa. Asuhan keperawatan difokuskan pada manajemen nyeri, pencegahan infeksi, dukungan psikologis, serta edukasi pre dan post-operatif. Evaluasi keperawatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman pasien terhadap kondisi serta rencana terapi. Peran perawat sangat krusial dalam pemantauan kondisi, manajemen nyeri, serta edukasi pasien dan keluarga. Edukasi masyarakat mengenai bahaya perang sarung perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.</p>2025-06-10T04:10:56+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6609Hubungan Status Fisik ASA dan Lama Puasa dengan Kejadian PONV pada Pasien Pasca Anestesi2025-06-10T04:42:20+00:00Putu Atika Parwatiatikaparwati6@gmail.comSang Ketut Artanitasriwahyuni88@gmail.com<p>PONV menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien, yang dapat menjadi hambatan untuk pemulihan pasca operasi. Terjadinya PONV dapat diakibatkan dengan berbagai faktor. Faktor risiko PONV dapat dibagi menjadi tiga, yaitu faktor pasien, faktor risiko anestesi dan faktor risiko operasi. Melalui penelitian ini ingin diketahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian PONV pasca anestesi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi yang diambil adalah pasien pasca anestesi di RS TK II Udayana, pemilihan sampel dengan consecutive sampling dengan jumlahs ampel sebanyak 97 responden. Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner kemudian dianalisis univariat dilakukan dengan menentukan distribusi frekuensi dan persentase karakteristik umum responden, analisis bivariat dengan chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor risiko PONV dengan kejadian PONV. Hasil penelitian adanya faktor yang berhubungan dengan kejadian PONV yaitu lama puasa (p < 0,001) dan status fisik ASA (p 0,003). Pada penelitian ini mayoritas terjadinya PONV pada seseorang yang berpuasa > 8 jam dan memiliki status fisik ASA II.</p>2025-06-10T04:42:20+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6601Efektivitas Dexketoprofen 100 mg Bolus IV untuk Manajemen Nyeri pada Pasien Endoskopi Urologi dengan Masalah Kardiovaskuler2025-06-10T04:56:36+00:00Agus Baratha Suyasaagusbaratha596@gmail.comNi Nyoman Ari Kundari Dewilivana.ph@gmail.comLuh Gde Nita Sri Wahyuningsihnitasriwahyuni88@gmail.comNi Luh Putu Lusiana Devilivana.ph@gmail.com<p>Nyeri menimbulkan perasaan tidak nyaman untuk pasien khususnya pada pasien yang sedang menjalani tindakan endoskopi urologi. Dexketoprofen merupakan salah satu contoh dari obat analgetik golongan NSAIDs, biasanya digunakan untuk perawatan nyeri pada pasien pre, intra dan pasca pembedahan. Belum ada ditemukan penelitian mengenai efektivitas pemberian dexketoprofen sebagai analgesik tunggal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas dexketoprofen 100 mg bolus IV untuk manajemen nyeri pada pasien endoskopi urologi dengan masalah kardiovaskuler. Jenis penelitian adalah Pre-Eksperimental, dengan rancangan penelitian Intact-Group Comparison. Sampel pada penelitian ini yaitu berjumlah 100 orang responden, yaitu 50 sebagai kelompok perlakuan dan 50 lainnya sebagai kelompok kontrol yang diambil dengan teknik non probability sampling dengan jenis purporsive sampling. Data dikumpul menggunakan lembar observasi melalui pengamatan langsung oleh peneliti, dan dianalisis dengan inferensial statistik. Penelitian ini menemukan bahwa nilai p < 0,001 yang berarti secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara kelompok dexketoprofen dengan kelompok ketorolac pada responden dengan endoskopi urologi.</p>2025-06-10T04:56:36+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6602Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerjasama Tim Kesehatan untuk Keselamatan Pasien Pra Anestesi di Ruang Instalansi Bedah Sentral2025-06-10T05:12:59+00:00Ni Nyoman Ari Kundari Dewiarikundari000@gmail.comAgus Baratha Suyasanitasriwahyuni88@gmail.comPutu Inge Ruth Suantikalivana.ph@gmail.com<p>Manajemen keselamatan sangat diperlukan dalam setiap tindakan medis, salah satunya adalah tindakan yang diberikan pada pasien pra anestesi. Pelayanan yang prima dapat diberikan pada pasien tentu dengan adanya kerjasama yang baik diantara tim kesehatan. Banyak hal dikaitkan dapat meningkatkan kerjasama antara tim kesehatan. Sejauh ini belum ada penelitian mengenai faktor-faktor yang memperngaruhi kerjasama tim kesehatan untuk keselamatan pasien pra anestesi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui atau menganalisis faktor-faktor yang memperngaruhi kerjasama tim kesehatan untuk keselamatan pasien pra anestesi di Ruang Instalansi Bedah Sentral. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 68 responden. Data dikumpul menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan inferensial statistik. Faktor komunikasi, faktor kesempatan pelatihan, dan faktor komitmen mempengaruhi kerjasama tim kesehatan untuk keselamatan pasien pra anestesi di Ruang Instalasi Bedah Sentral.</p>2025-06-10T05:08:02+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6604Penilaian Praanestesia Kardiovaskular pada Bedah Geriatri2025-06-10T05:31:11+00:00Ni Luh Putu Lusiana Devilusianadevi888@gmail.comI Ketut Setiabudilivana.ph@gmail.comLuh Gde Nita Sri Wahyuningsihnitasriwahyuni88@gmail.comI Gusti Ayu Nandita Arta Putrilivana.ph@gmail.comI Wayan Agus Maharyawanlivana.ph@gmail.comNi Nyoman Ari Kundari Dewilivana.ph@gmail.com<p>Asesment pra anestesi merupakan bagian vital. Asesment pra anestesi wajib dilakukan pada pasien lanjut usia (lansia) demi optimalisasi secara perioperative. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana potensial risiko kardiovaskuler yang muncul pada pasien lansia selama pembedahan. Penelitian kuantitatif deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 40 orang pasien lansia yang menjalani pembedahan. Teknik sampling yang digunakan yakni total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisa data yang digunakan adalah Analisa univariate yakni distribusi frekuensi dan proporsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien lansia yang dilakukan pembedahan termasuk pada kategori ASA II sebanyak 55%, dengan penggunaan obat rutin dan riwayat penyakit sebelumnya seperti DM dan hipertensi. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa mayoritas pasien tidak dilakukan pemeriksaan EKG sebanyak 88%.</p>2025-06-10T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6605Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Pengelolaan Nutrisi pada Pasien Diabetes Melitus: Suatu Tinjauan Literatur2025-06-12T03:05:09+00:00Suci Mardiah Sarisucimardiahsari@gmail.comFatiah Rahmadanilivana.ph@gmail.comPerawati Perawatilivana.ph@gmail.com<p>Diabetes melitus tipe dua adalah penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang umum terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Pengelolaan penyakit ini tidak bisa bergantung pada terapi obat saja, pengaturan pola makan yang tepat juga penting dalam terapi diabetes melitus ini. Sayangnya, banyak pasien masih kesulitan menjalankan diet secara konsisten. Seiring kemajuan teknologi, kecerdasan buatan mulai dimanfaatkan untuk mendukung pengelolaan nutrisi pasien diabetes secara lebih personal dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pengelolaan nutrisi pada pasien diabetes melitus melalui metode tinjauan pustaka. Literatur diperoleh dari beberapa database seperti PubMed, Google Scholar, dan Science Direct, dengan batasan tahun terbit 2015–2025. Dari hasil pencarian awal, diperoleh 18 artikel yang relevan, dan setelah proses seleksi berdasarkan kriteria inklusi, sebanyak 7 artikel dipilih untuk dianalisis lebih lanjut.. Hasil: kajian ini menunjukkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan, khususnya melalui teknologi digital twin dan sistem prediktif berbasis data pasien, mampu meningkatkan kontrol glukosa darah, menurunkan resistensi insulin, serta membantu pasien mencapai remisi. Teknologi ini juga mempermudah penyesuaian diet secara individual dan real-time. Dengan demikian, kecerdasan buatan memiliki potensi besar sebagai pendekatan inovatif dalam mendukung pengelolaan nutrisi pasien diabetes melitus secara lebih efektif dan berkelanjutan</p>2025-06-12T03:05:09+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6611Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Penyendawaan pada Bayi dengan Kejadian Gumoh2025-06-12T13:26:06+00:00Ami Natasyairiadiusman@gmail.comDebi Novita Siregardebinovitasiregar@unprimdn.ac.idVita Anggreanidebinovitasiregar@unprimdn.ac.idYoulanda Andrya Sarilivana.ph@gmail.comChairun Nisa Pohanlivana.ph@gmail.comHelismawati Loilivana.ph@gmail.com<p>Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu. Gumoh bukan muntah yang diawali dengan rasa mual dan penuh di perut. Gumoh biasanya terjadi pada bayi secara spontan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang penyendawaan pada bayi dengan kejadian gumoh di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Siantar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Siantar sebanyak 153 orang. Teknik pengumpulan data Pada Penelitian ini yaitu mengumpulkan data langsung dari hasil wawancara kepada responden menggunakan kuesioner yang telah dikembangkan berdasarkan variabel penelitian dengan menggunakan teknik total sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 responden sebagian besar berpengetahuan kurang tentang penyendawaan bayi sebanyak 32 responden (53,3%). Kejadian gumoh pada bayi sebagian besar tidak normal (frekuensi >4 kali/hari) sebanyak 42 responden (70%). Ada hubungan pengetahuan ibu tentang penyendawaan bayi dengan kejadian gumoh dengan p-value 0,041 (p<0,05). Kesimpulan : penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan ibu tentang penyendawaan pada bayi dengan kejadian gumoh di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Siantar</p>2025-06-12T13:26:06+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6571Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Sikap terhadap Pemberian ASI Eksklusif2025-06-12T16:43:42+00:00Nabila Azzahraelvfeediamonasaragih@unprimdn.ac.idElv. Feedia Mona Saragihlivana.ph@gmail.comYanti Flora Simanjuntaklivana.ph@gmail.comUtamy Ninda Putrilivana.ph@gmail.comNur Ainun Mardiahlivana.ph@gmail.comFelian Naibaholivana.ph@gmail.com<p>ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan seperti susu formula, sari buah ataupun madu, pada bayi usia 0-6 bulan. ASI Eksklusif bukan hanya merupakan makanan terbaik untuk bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap terhadap pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Silangit Kecamatan Siborongborong Tapanuli Utara. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui di Puskesmas Silangit Kecamatan Siborongborong Tapanuli Utara. Jumlah ibu menyusui sebanyak 30 responden dengan teknik total sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan dengan sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif dengan p-value = 0,040 (p<0,05) dan ada hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusifdengan p-value = 0,001 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Silangit Kecamatan Siborongborong Tapanuli Utara. Diharapkan penelitian ini menjadi bahan referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dengan meningkatkan akses informasi kesehatan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif.</p>2025-06-12T16:43:42+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6593The Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja2025-06-12T16:52:45+00:00Putu Wahyu Sri Juniantari Sandywahyuputu90@gmail.comAditha Angga Pratamalivana.ph@gmail.comCindy Meilinda Sarilivana.ph@gmail.com<p>Kesehatan reproduksi remaja merupakan isu krusial dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya di daerah pedesaan seperti Kabupaten Buleleng. Kurangnya informasi yang akurat, komunikasi yang terbatas antara orang tua dan remaja, serta pengaruh kuat dari teman sebaya dan media digital turut berkontribusi terhadap kerentanan remaja terhadap miskonsepsi mengenai kesehatan reproduksi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan informasi kesehatan reproduksi pada remaja, termasuk akses terhadap media digital, komunikasi dengan orang tua, pengaruh teman sebaya, dan pendidikan berbasis sekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah survei kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional), dengan sampel sebanyak 400 siswa SMA yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner tertutup berskala likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta disebarkan langsung kepada responden melalui sekolah-sekolah yang dipilih. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat antara akses media digital dan kebutuhan informasi kesehatan reproduksi (r = 0,68; p < 0,001), diikuti oleh pengaruh teman sebaya (r = 0,52; p < 0,001), dan komunikasi orang tua (r = 0,44; p = 0,001). Semua variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan kebutuhan informasi kesehatan reproduksi.Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan model intervensi berbasis sekolah dan keluarga untuk meningkatkan literasi kesehatan reproduksi remaja di wilayah pedesaan Indonesia.</p>2025-06-12T16:52:45+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6614Penerapan Teknik Menghardik untuk Mengontrol Halusinasi Pendengaran pada Pasien Skizofrenia2025-06-12T17:02:09+00:00Faizah Afdaliafaizahafdalia97@gmail.comRirin Isma Sundariririnismasundari@uhb.ac.id<p>Penelitian pada pasien skizofrenia umumnya berfokus pada pemahaman gejala utama seperti halusinasi, terutama halusinasi pendengaran, serta bagaimana gangguan ini memengaruhi persepsi dan interaksi sosial. Studi-studi menunjukkan bahwa halusinasi pada skizofrenia berkaitan dengan aktivitas abnormal di otak, khususnya di area pendengaran dan regulasi emosi. Penelitian juga mengeksplorasi efektivitas terapi, baik farmakologis seperti antipsikotik maupun psikososial seperti terapi kognitif, dalam mengurangi intensitas halusinasi dan memperbaiki fungsi sosial pasien. Studi kasus ini bertujuan untuk mengatasi dan menangani halusinasi pendengaran yang dialami oleh pasien. Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah deskriptif naratif. Subjek penelitian terdiri dari satu pasien yaitu Tn. A, yang telah didiagnosis menderita skizofrenia dengan halusinasi pendengaran. Sumber informasi diperoleh melalui pengkajian, observasi, serta wawancara mendalam dengan pasien, merumuskan masalah, menyusun rencana perawatan, melakukan pelaksanaan, dan mengevaluasi perawatan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan setelah pasien diajarkan teknik menghardik, dalam waktu sekitar 3 hari, pasien melaporkan bahwa ia sudah tidak lagi mendengar bisikan-bisikan seperti yang dialaminya saat pertama kali dirawat di rumah sakit.</p>2025-06-12T17:02:09+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6617Factors Influencing the use of Long-Term Contraceptive Methods in Adult Women2025-06-13T04:38:40+00:00Rahmat Tridhandy Sahputrajuniorsimadun@gmail.comRatna Dewi Puspita Sarilivana.ph@gmail.comWinda Trijayanthi Utamalivana.ph@gmail.com<p>The world's population has increased many times over the last 200 years, so that the number is now recorded at more than seven billion people. The size of the population is not evenly distributed, therefore it is necessary to have something that can prevent population spikes. Family Planning Policy aims to control population growth through efforts to reduce the birth rate. Many women have difficulty in choosing the type of contraception. This is not only due to the limited availability of methods, but also due to ignorance about the requirements and safety of these contraceptive methods. The purpose of this study was to analyze the factors that influence women to choose the long-term contraceptive method. The design of this study used an analytic observational type with a cross sectional approach. The sampling technique is Consecutive sampling. The number of samples in this study were 60 women of childbearing age who used the long-term contraceptive method and 60 women of childbearing age who used the long-term contraceptive method.Results: The results showed that Age had a P-Value of 0.714, Education had a P-Value of 0.004, Employment had a P-Value of 0.711, Knowledge had a P-Value of 0.015, Number of children had a P-Value of 0.030, Attitudes had a P-Value of 0.037, Role Health Workers have a P-Value of 0.027, Husband's Support has a P-Value of 0.031, Social Culture has a P-Value of 0.032. The conclusion in this study is that there is an influence of Education, Knowledge, Number of Children, Attitudes, Role of Health Workers, Husband's Support and Socio-cultural Affairs on the selection of the long-term contraceptive method, while Age and Occupation have no influence in choosing the long-term contraceptive method.</p>2025-06-12T17:45:35+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6598Hubungan Pengetahuan dan Keterampilan Perawatan Ibu dengan Kecepatan Penyembuhan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir2025-06-14T19:50:38+00:00Linda Agnes Susanti Waulindaagnessusanti73@gmail.comVerawaty Fitrinelda Silabanverawatyfitrineldasilaban@unprimdn.ac.idAlfina Damayantilivana.ph@gmail.comDame Melva M. Siahaanlivana.ph@gmail.comJessica Indriani Sinagalivana.ph@gmail.com<p>Perawatan kesehatan neonatal memiliki beberapa aspek penting, merawat tali pusat pada neonatus menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Tali pusat pada neonatus yang tidak dilakukan perawatan dengan baik dapat berakibat pada infeksi terhadap bayi baru lahir bahkan berujung kematian. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan keterampilan ibu dengan kecepatan penyembuhan tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Gloria tahun 2024. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian berjumlah 50 ibu yang memiliki bayi baru lahir, yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dengan kecepatan penyembuhan tali pusat (p = 0,015) serta keterampilan ibu dalam perawatan tali pusat dengan kecepatan penyembuhan (p = 0,029).</p>2025-06-14T19:48:27+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6669Pengaruh Komunikasi Terapeutik dengan Intensitas Nyeri Saat Persalinan2025-06-16T07:09:10+00:00Ani Anisafaniani@gmail.comAstri Yuliandiniastriyuliandini16@gmail.comSitti Nurul Hikma Salehnurulhikmasaleh93@gmail.com<p>Nyeri persalinan merupakan pengalaman fisiologis yang intens dan subjektif, dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikologis. Salah satu pendekatan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri adalah komunikasi terapeutik, yang bertujuan memberikan kenyamanan emosional dan menurunkan kecemasan ibu bersalin. Tujuannya Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap intensitas nyeri saat persalinan di RSUD Batara Siang Pangkep. Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel berjumlah 32 ibu bersalin yang dipilih dengan teknik total sampling. Intervensi berupa komunikasi terapeutik diberikan selama proses persalinan. Pengukuran nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) sebelum dan sesudah intervensi, lalu dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed-Rank Test. Sebelum intervensi, mayoritas responden mengalami nyeri berat (56,3%) dan sangat berat (21,9%). Setelah komunikasi terapeutik, intensitas nyeri menurun secara signifikan dengan mayoritas responden mengalami nyeri sedang (65,6%) dan munculnya kategori nyeri ringan (3,1%). Uji statistik menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05), yang menandakan adanya pengaruh signifikan. Komunikasi terapeutik terbukti efektif menurunkan intensitas nyeri persalinan secara signifikan.</p>2025-06-16T07:09:09+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6673Systematic Review: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sectio Caesarea2025-06-16T10:08:59+00:00Tiara Triwansa Putritiaratriwansap@gmail.comRatna Dewi Puspita Sarilivana.ph@gmail.comMaya Ganda Ratnalivana.ph@gmail.comReni Zuraidalivana.ph@gmail.com<p>Tingkat persalinan melalui <em>section caesarea (</em>SC) menunjukkan peningkatan yang signifikan secara global, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, prevalensi persalinan dengan SC di Indonesia mencapai 17,6%. Angka ini meningkat 9,8% dibandingkan dengan tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan SC pada ibu bersalin. Penelitian ini penting untuk tenaga kesehatan dalam melakukan analisis faktor tersebut dalam mendukung suatu persalinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>systematic</em> <em>review </em>dengan pencarian artikel melalui Google Scholar, GARUDA, Pubmed, dan Scopus dengan rentang tahun 2020-2025. Hasil penelitian menunjukkan dari 2.751 artikel yang diidentifikasi, sebanyak 1.021 artikel pada rentang tahun 2020-2025. Sebanyak 520 artikel dikecualikan karena tidak memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditetapkan. Setelah dilakukan analisis, didapatkan 6 artikel yang diteliti dan didapatkan hasil bahwa usia ibu, obesitas, jarak kehamilan, jumlah persalinan, kelainan posisi janin, persalinan yang lama, pecah ketuban dini, plasenta previa, kehamilan berisiko, riwayat operasi atau persalinan, dan kondisi gawat darurat yang dapat mengharuskan pasien menjalani tindakan <em>sectio caesarea</em>. Kesimpulannya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi <em>sectio cesarea</em> terdapat dari faktor ibu, janin, dan persalinan itu sendiri.</p>2025-06-16T10:08:59+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6668Pengaruh Edukasi Menggunakan Media Audiovisual terhadap Pengetahuan Siswa Terkait Pacaran Berisiko pada Siswa Sekolah Menengah Pertama2025-06-17T03:57:31+00:00I Made Moh. Yanuar Saifudinyanuar.ikadek@gmail.comRoland Lekatompessyrolandlekatompessy96@gmail.comZikri Alhalawizikrialhalawi@ners.untan.ac.idIkbal Fradiantoikbal.fradianto@ners.untan.ac.id<p>Perilaku pacaran berisiko di kalangan remaja awal merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan intervensi edukasi yang tepat dan menarik. Remaja pada usia ini cenderung menormalisasi perilaku tidak sehat dalam hubungan karena kurangnya informasi yang akurat dan relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi menggunakan media audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan siswa terkait pacaran berisiko. Penelitian menggunakan desain kuasi-eksperimen one-group pretest-posttest dengan melibatkan 42 siswa SMP di Kota Pontianak sebagai partisipan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner pengetahuan pacaran berisiko dengan 10 item pertanyaan dikotomis. Intervensi berupa video edukasi berdurasi 3 menit yang dirancang berbasis teori pembelajaran multimedia dan teori kognitif sosial. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank menunjukkan peningkatan skor pengetahuan yang signifikan secara statistik (p < 0.001), dengan rata-rata skor meningkat dari 64.05 menjadi 76.67 setelah intervensi. Hasil ini menunjukkan bahwa edukasi berbasis audiovisual efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai pacaran berisiko, serta dapat dijadikan strategi edukasi kesehatan yang relevan dan dapat diterapkan secara luas dalam konteks sekolah.</p>2025-06-17T03:57:31+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6545Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi Musik Klasik terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi2025-06-17T05:38:03+00:00Afnita Khoiron Nisalivana.ph@gmail.comDiana Laselivana.ph@gmail.comLoina Maharani Saragihlivana.ph@gmail.comNovida Sihombinglivana.ph@gmail.comRadiyanto Radiyantolivana.ph@gmail.comKristina L Silalahikristinasilalahi@unprimdn.ac.id<p>Penyakit hipertensi mengharuskan penderitanya untuk harus senatiasa menjaga dan mengubah gaya atau pola hidup. Penderita hipertensi dapat mengalami kecemasan karena perubahan gaya hidup dan proses perjalanan penyakit serta pengobatan. Menganalisa apakah ada pengaruh pemberian terapi relaksasi musik klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan penderita hipertensi di Rumah Sakit Umum Royal Prima Royal Prima merupakan tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Royal Prima dengan desain penelitian ekperimen semu dengan satu kelompok pre-test dan satu kelompok post-test. Penderita hipertensi rawat inap menjadi sampel dalam penelitian berjumlah 26 orang. melalui teknik accidental smpling. Data hasil penelitian diolah dengan univariat dan bivariat melalui uji Wilcoxon signed rank test. Uji Wilcoxon menjelaskan bahwa adanya sebuah pengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien hipertensi setelah dilakukannya pemberian terapi relaksasi musik klasik dengan perolehan nilai Pvalue 0,004 dan Z -3,450. Kesimpulannya adalah ada pengaruh pengaruh pemberian terapi relaksasi musik klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien hipertensi</p> <p> </p>2025-06-17T05:38:02+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6583Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita TB Paru2025-06-17T06:12:43+00:00Suminarti Suminartisunarti@umprimdn.ac.idSari Yanti Manurunglivana.ph@gmail.comWinda Orliani Darwislivana.ph@gmail.comSunarti Sunartikristinasilalahi@unprimdn.ac.id<p>Tuberkulosis Paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling sering menyerang sistem pernapasan. Pendertita TB Paru dan ikeluarga sering merasakan kecemasan terhadap proses perjalanan penyakit yang dialami. Selama proses perawatan, kecemasan tidak hanya dirasakan oleh seorang pasien, namun dapat juga dialami oleh keluarga yang anggotanya dirawat di rumah sakit. Kecemasan yang dirasakan pasien terkadang membuat pasien memutuskan untuk melanjutkan proses pengobatanmengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru di Puskesmas Nanga Tayap Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat merupakan tujuan penelitian yang dirumusakan. Penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Nanga Tayap iKabupaten Ketapang. Teknik ipengambilan sampel total sampel berjumlah 62 pasien, dengan ketentuan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TB Paru yang berobat di Puskesmas Nanga Tayap Kabupaten Ketapang. Data penelitian dikumpulkan melalui pembagian kuesioner dan dioleh dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil uji statistik Chi–Square disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru.</p>2025-06-17T06:10:21+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6625Penerapan Terapi Reminiscence pada Lansia dengan Depresi Tingkat Sedang: Sebuah Laporan Kasus2025-06-18T07:36:48+00:00Puput Nugrahapuput20001@mail.unpad.ac.idSheizi Prista Sarisheizi@Unpad.ac.idWitdiawati Witdiawatiwitdiawati10014@mail.unpad.ac.id<p>Gangguan depresi pada lansia merupakan fenomena yang beragam dan kompleks karena gejala yang yang muncul seringkali tidak dikenali atau diabaikan. Berbagai macam obat psikotropik banyak digunakan untuk mengobati depresi pada lansia, namun penggunaan jangka panjang pada lansia memberikan dampak yang buruk terhadap kognitif dan perlu dipertimbangkan. Terapi reminiscence merupakan salahsatu terapi nonfarmakologi yang memiliki efek positif untuk mengurangi depresi lansia. Tujuan : Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk melihat pengaruh penerapan terapi reminiscence terhadap tingkat depresi pada lansia. Metode : Laporan kasus menggunakan metode case report dimana peneliti fokus pada satu kasus. Subyek dalam laporan kasus ini merupakan seorang lansia (Ny. Y) usia 65 tahun yang tinggal di unit pelaksana teknis daerah pusat (UPTD) pelayanan sosial griya lansia Ciparay. Terapi dilakukan sebanyak tujuh sesi selama 14 hari dengan durasi selama 30-40 menit yang dilakukan secara wawancara masa lalu dan data yang didapatkan dianalisis berdasarkan interpretasi hasil Geriatric Distress Syndrome (GDS). Hasil : Total skor hasil pengkajian Geriatric Distress Syndrome (GDS) yang dilakukan setelah melakukan intervensi mengalami penurunan sebanyak dua poin yaitu dari sembilan (mengindikasi depresi sedang) menjadi tujuh (mengindikasi depresi ringan). Simpulan : Penerapan terapi reminiscence pada lansia memberikan dampak yang positif terhadap penurunan tingkat depresi. Laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi data tambahan dalam menyusun intervensi nonfarmakologi berbasis bukti pada lansia yang mengalami depresi.</p>2025-06-18T07:36:48+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6635Holistic Management of Mrs. D 68 Years Old with Hypercholesterolemia and Hyperuricemia Through Medical Approach Family2025-06-18T12:12:59+00:00Ilham Muhammad Sinumilhamsinum4@gmail.comFitria Saftarinalivana.ph@gmail.com<p>Factors such as age, gender, family history, unhealthy lifestyle, lack of physical activity can be associated with cardiovascular risk and impact on hypercholesterolemia. Application of family doctor services based on evidence-based medicine to patients by identifying risk factors, clinical problems, and patient management based on a patient problem solving framework with a patient centered and family approach. This is a case report study. Data were obtained from physical examination, and medical records. The assessment was based on a holistic diagnosis from the beginning, process, and end of the study both quantitatively and qualitatively. Mrs. D, 68 years old, came to Health Center with complaints of toe joint pain and neck pain. Patients are worried that their complaints can interfere their activities. Non-medical and medical interventions were carried out on patients and their families with education regarding the patient's illness during three home visits. The evaluation results obtained were that patient complaints decreased and knowledge of patients and their families regarding hyperuricemia and hypercholesterolemia increased. Holistic and comprehensive management of the patient's problems, Mrs. D has been carried out by providing counseling to increase the knowledge of the patient and patient's family.</p>2025-06-18T12:12:05+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6651Pendekatan Holistik Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe II dengan Ulkus Pedis pada Wanita 72 Tahun2025-06-19T11:56:48+00:00Michael Adamfati Junior Zegamichaeladamfati@gmail.comTA Larasatita.larasati@fk.unila.ac.id<p>Diabetes melitus adalah penyakit metabolik dimana kadar glukosa darah melebihi normal dan ulkus diabetik menjadi salah satu komplikasi diabetes yang sering terjadi. Diabetes melitus merupakan penyakit menahun sehingga peran pasien dan keluarga penting dalam penanganan penyakit tersebut. Pendekatan kedokteran keluarga perlu dilakukan dalam penanganannya. Studi ini bertujuan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta menyusun strategi tatalaksana holistik melalui pendekatan kedokteran keluarga. Studi ini merupakan sebuah laporan kasus dengan data primer didapat melalui autoanamnesis, alloanamnesis, pemeriksaan fisik, serta kunjungan ke rumah pasien. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pada kasus ini dilakukan diagnosis dan tata laksana holistik sesuai dengan teori dan jurnal terkait kemudian dilakukan intervensi dengan konseling menggunakan media powerpoints. Secara klinis pasien didiagnosis dengan diabetes melitus tipe II (ICD 10:E11) : Ulkus Pedis (ICD 10:L98.4). Pada evaluasi didapatkan pemahaman yang lebih baik terkait penyakit yang diderita serta perubahan perilaku yang berdampak pada keberhasilan terapi yaitu mengalami penurunan kadar gula darah. Penilaian pemahaman dilakukan dengan menggunakan post-test dan didapatkan hasil peningkatan pengetahuan sebesar 50 poin dan pasien mengalami penurunan kadar gula darah sebesar 120 mg/dL.</p> <p> </p>2025-06-19T11:56:48+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6643Peningkatan Harga Diri melalui Terapi Okupasi Kerajinan Tangan pada Pasien ODGJ2025-06-20T04:24:07+00:00Sitti Sulaihahsitti.sulaihah31@gmail.comMoh Buhorilivana.ph@gmail.comM. Suhronlivana.ph@gmail.comFaisal Amirlivana.ph@gmail.comAtik Puji Rahayulivana.ph@gmail.com<p>Kesehatan jiwa merupakan kesehatan mental dimana keadaan seseorang dalam kesehatan fisik dan emosional yang baik, kemampuan mereka untuk menghadapi rintangan hidup dan menerima orang lain apa adanya, dan pandangan positif mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Panti Kesehatan Jiwa As Shifa melalui observasi kepada pasien ODGJ didapatkan bahwa masih ada pasien ODGJ yang memiliki harga diri dengan kategori rendah. Kegiatan pasien ODGJ di Yayasan Panti Kesehatan Jiwa As Shifa ini sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan harga diri pasien ODGJ sebelum dan setelah diberikan terapi okupasi kerajinan tangan. Desain penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan melalui observasi tingkat harga diri. Populasi yang digunakan yakni Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Yayasan Panti Kesehatan Jiwa As Shifa jumlah sampel 3 dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Variabel independent adalah terapi okupasi dan variabel dependent adalah harga diri pasien ODGJ. Sumber data dikumpulkan melalui observasi tingkat harga diri sebelum dan sesudah intervensi. Data yang diperoleh ditelaah melalui proses reduksi, penyajian, dan analisis deskriptif, dengan membandingkan kondisi harga diri pasien sebelum dan setelah terapi. Hasil penelitian didapatkan terdapat peningkatan harga diri pasien ODGJ sebelum dan setelah diberikan terapi okupasi sebesar 83% menunjukkan bahwa adanya perbedaan harga diri pada pasien ODGJ sebelum dan setelah diberikan terapi okupasi.</p>2025-06-20T04:24:07+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6683Efektifitas Progam Penyuluhan “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” (PHBS) terhadap Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah Literature Review2025-06-21T23:03:56+00:00Qomaruddin Wakhidqomaruddinwakhid@gmail.comRatna Ratnalivana.ph@gmail.comAkbar Amin Abdullahlivana.ph@gmail.com<p>Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak usia sekolah dan dapat dicegah melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap penurunan kejadian diare pada anak usia sekolah melalui tinjauan sistematis literatur. Penelusuran dilakukan terhadap berbagai artikel yang dipublikasikan antara tahun 2022 hingga 2025 melalui beberapa basis data daring menggunakan kata kunci terpilih. Jumlah artikel yang ditemukan: 245 artikel, Setelah proses penyaringan dan seleksi (duplikasi dihapus, tidak relevan disingkirkan, full-text tersedia, sesuai kriteria inklusi): Jumlah artikel yang digunakan dalam telaah akhir: 15 artikel. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa program penyuluhan yang dilakukan secara berkelanjutan, kontekstual, dan melibatkan partisipasi aktif siswa memberikan dampak signifikan terhadap penurunan angka kejadian diare. Penyuluhan yang menggunakan media visual dan praktik langsung memiliki efektivitas lebih tinggi dalam meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku anak. Lingkungan fisik sekolah yang mendukung serta keterlibatan guru dan orang tua juga berperan penting dalam keberhasilan intervensi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa program penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat yang terintegrasi secara menyeluruh mampu meningkatkan kualitas kesehatan siswa dan menurunkan kejadian diare secara bermakna.</p>2025-06-20T08:39:17+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6626Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dokter dengan Kesesuaian Peresepan Obat Berdasarkan Indikator WHO2025-06-20T13:28:59+00:00Magdalena Yosefin Saputramagdalenayosefin@gmail.comRasmi Zakiah Oktarlinarasmi.zakiah@fk.unila.ac.idDyah Wulan Sumekar Rengganis Wardanidyah.wulan@fk.unila.ac.idTA Larasatita.larasati@fk.unila.ac.id<p>Resep merupakan dokumen yang harus ditulis secara akurat dan jelas untuk mencegah salah baca. Resep yang salah dapat menyebabkan kerugian atau bahkan kematian bagi pasien. Pengetahuan merupakan pemahaman teoretis dan praktis yang dimiliki manusia. Sikap adalah konsistensi perasaan dan gagasan seseorang, serta perilakunya dalam berinteraksi sosial. Pengetahuan dan sikap memiliki peran yang penting dalam proses pengambilan keputusan yang rasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dokter dengan kesesuaian peresepan obat berdasarkan indikator WHO. Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah 40 dokter umum di Puskesmas Kota Bandar Lampung. Variabel bebas penelitian ini merupakan pengetahuan serta sikap dokter. Variabel terikat adalah kesesuaian peresepan obat berdasarkan indikator WHO. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder, yaitu kuesioner yang dibagikan ke dokter umum serta lembar resep. Data dianalisis secara univariat dan bivariat, serta uji chi-square dilakukan untuk uji statistik. Hasil penelitian didapati adanya pengaruh pengetahuan (p=0,011) dan sikap (p=0,004) terhadap kesesuaian peresepan obat berdasarkan indikator WHO.</p>2025-06-20T13:28:59+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6692Penatalaksanaan Holistik ada Perempuan Lansia Pedagang Sayur Dengan Hiperkolesterolemia, Anemia, dan Dispepsia melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-21T03:16:22+00:00Diora Gabrile Madumeymadumey@gmail.comTA Larasatita.larasati@fk.unila.ac.id<p>Hiperkolesterolemia, anemia defisiensi besi, dan dispepsia merupakan masalah kesehatan yang umum dan berdampak signifikan, namun dapat dikendalikan melalui perubahan gaya hidup dengan dukungan keluarga. Studi ini merupakan laporan kasus yang bertujuan mengidentifikasi faktor risiko internal, eksternal, dan masalah klinis, serta menatalaksana pasien secara holistik berbasis kedokteran keluarga dan Evidence-Based Medicine. Data diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan homevisit. Setelah intervensi, tercapai peningkatan kepatuhan, pengetahuan, serta perubahan perilaku pasien dan keluarga. Penatalaksanaan dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan holistik yang patient centered, family oriented, dan community oriented sesuai prinsip kedokteran keluarga dan bukti ilmiah terkini.</p>2025-06-21T03:16:22+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6684Hubungan Penerapan Komunikasi Terapeutik Perawat pada Keluarga Pasien dengan Kepuasan terhadap Pelayanan Kesehatan di Ruang Rawat Inap Anak2025-06-21T03:33:35+00:00Lucyyana Putrilucyyana.putri1509@student.unri.ac.idFathra Annis Naulifathranauli@lecturer.unri.ac.idNur Aulianur.aulia@lecturer.unri.ac.id<p>Komunikasi terapeutik adalah bentuk interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan untuk membangun hubungan saling percaya. Pentingnya bagi perawat untuk menjalin hubungan kepercayaan dengan klien dan keluarga melalui suatu komunikasi terapeutik, yang berguna dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga dapat memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan klien. Kepuasan klien akan berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan dalam menangani permasalahan pasien. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga pasien di ruang rawat inap anak RSUD Arifin Achmad. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 61 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang diberikan perawat baik sebanyak 31 responden (50,8%) dan komunikasi terapeutik perawat kurang baik sebanyak 30 responden (49,2%). Sebagian besar responden menyatakan sangat puas sebanyak 41 responden (67,2%) dan cukup puas sebanyak 20 responden (32,8%). Dan hasil uji Chi Square diperoleh p value (0,011) < α (0,05). Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada keluarga pasien dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kepuasan dalam pelayanan kesehatan.</p>2025-06-21T03:33:34+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6685Penatalaksanaan Holistik pada Pria Usia 31 Tahun dengan HIV melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-21T11:58:24+00:00Dewi Patresia Sihombingdewipatresias86@gmail.comReni Zuraidalivana.ph@gmail.comFarida Listianilivana.ph@gmail.com<p>Pria memiliki kecenderungan kurang terlibat dalam layanan pengobatan HIV dan memiliki gambaran kesehatan yang lebih buruk daripada wanita. Maka dari itu, melakukan pendekatan yang berpusat pada pasien, peningkatan akses terhadap pengobatan, perawatan berkelanjutan, dan meningkatkan keterlibatan komunitas yang bebas stigma diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pengidap HIV. Penulis hendak mengidentifikasi faktor risiko internal dan eksternal, masalah klinis, dan penatalaksanaan holistik dan komprehensif sesuai pendekatan dokter keluarga, yaitu patient centered, family-approach, dan community oriented. Studi ini merupakan sebuah laporan kasus. Data diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisik, kunjungan rumah, dan rekam medis. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Seorang pria, usia 31 tahun, terdiagnosis HIV sejak Mei 2024 dan rutin mengonsumsi ARV setelah mengikuti skrining voluntary conseling and testing (VCT). Pasien tidak memiliki keluhan. Pasien memiliki riwayat berganti pasangan dan hubungan seksual pria dengan pria tanpa pengaman. Didapatkan faktor risiko internal pasien berupa pengetahuan, nutrisi berlebih, dan aktivitas fisik yang kurang. Faktor eksternal berupa ketidaktahuan keluarga dan sanitasi rumah. Setelah dilakukan pendekatan dokter keluarga, didapatkan peningkatan pengetahuan mengenai HIV pada pasien, perbaikan asupan gizi, peningkatan aktivitas fisik, dan usaha memperbaiki sanitasi rumah.</p>2025-06-21T11:58:24+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6663Pengembangan Model Prediktif Akurat untuk Deteksi Dini Kanker Payudara: Analisis Algoritma Pohon Keputusan dan Optimasi Hiperparameter dengan SMOTE2025-06-21T12:35:06+00:00Exda Hanung Lidianaexdahanung@gmail.comHanif Mustikasarih99mustikasari@gmail.comMieska Despitasarimieska.despitasari@brin.go.idNurhayati Nurhayatinurh038@brin.go.idIsmail Setiawanmail.setiawan@gmail.com<p>Kanker payudara merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan deteksi dini untuk meningkatkan harapan hidup pasien. Tantangan signifikan dalam pengembangan sistem diagnostik adalah data medis yang sering tidak seimbang, di mana kasus kanker seringkali merupakan kelas minoritas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model prediktif akurat untuk deteksi dini kanker payudara, dengan menganalisis kinerja algoritma pohon keputusan dan mengoptimalkan berbagai parameter kuncinya, sembari mengatasi ketidakseimbangan data menggunakan teknik penambahan sampel minoritas sintetis. Eksperimen dilakukan pada dataset kanker payudara dengan memvariasikan status penggunaan teknik penambahan sampel, jumlah tetangga, jumlah pohon, kriteria pemisahan, kedalaman maksimum pohon, strategi pemangkasan, strategi pengambilan keputusan, serta eksekusi paralel. Kinerja model dievaluasi komprehensif menggunakan berbagai metrik seperti akurasi, nilai Kappa, dan kemampuan mendeteksi kelas minoritas. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan teknik penambahan sampel secara signifikan meningkatkan identifikasi kasus kanker. Konfigurasi optimal yang melibatkan kriteria pemisahan tertentu dan jumlah pohon yang lebih banyak menghasilkan kinerja diagnostik yang konsisten. Optimalisasi kedalaman pohon dan pemangkasan krusial dalam menghindari ketidaksesuaian model, dan eksekusi paralel mempercepat proses komputasi. Model yang dikembangkan mencapai akurasi 81.20% dan nilai Kappa 0.622. Penelitian ini menegaskan pentingnya optimasi parameter model dan penanganan data tidak seimbang untuk meningkatkan akurasi deteksi dini kanker payudara, mendukung pengembangan alat diagnostik yang lebih andal.</p>2025-06-21T12:24:43+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6686Penatalaksanaan Holistik Anak Usia 11 Tahun dengan Parotitis Epidemika melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-21T18:56:28+00:00Takhfa Nur Asyifatakhfaasyifa@gmail.comTutik Ernawatilivana.ph@gmail.com<p>Parotitis epidemika merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus, ditandai dengan pembengkakan kelenjar saliva yang bersifat self-limiting dan menimbulkan rasa nyeri. Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan saliva atau droplet di udara. Penatalaksanaan umumnya bersifat simptomatik, meliputi pemberian analgesik, kortikosteroid pada kasus berat, asupan cairan yang cukup, diet lunak, dan istirahat total. Studi ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan pelayanan dokter keluarga yang bersifat patient-centered, family-approach, dan community-based dengan berbasis Evidence-Based Medicine (EBM). Metode yang digunakan adalah laporan kasus pada pasien anak usia 11 tahun dengan diagnosis parotitis epidemika. Data dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, kunjungan rumah, serta telaah rekam medis pasien. Hasil studi menunjukkan adanya faktor risiko internal seperti usia, pengetahuan, pola hidup bersih dan sehat, hygiene pribadi, serta pola makan yang kurang baik. Faktor eksternal mencakup kurangnya pengawasan keluarga terhadap kebiasaan konsumsi jajanan anak. Intervensi dilakukan secara holistik menggunakan media edukatif berupa poster informasi penyakit. Kesimpulan dari studi ini menunjukkan bahwa penatalaksanaan parotitis secara holistik, berbasis EBM, dan melibatkan peran keluarga serta komunitas dapat meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga, mendorong perubahan perilaku sehat, serta mencegah komplikasi lebih lanjut.</p>2025-06-21T18:56:28+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/5135Profil Pasien Neurodermatitis di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Tahun 2019-20212025-06-21T19:46:16+00:00Fauziah NurFauziahnur0106@gmail.comSatya Wydya Yennylivana.ph@gmail.comGusti Revillalivana.ph@gmail.comGardenia Akhyarlivana.ph@gmail.comTaufik Ashallivana.ph@gmail.comFathiyyatul Khairalivana.ph@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi profil pasien neurodermatitis di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas tahun 2019-2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas pada Januari 2019-Desember 2021. Teknik yang digunakan adalah total sampling dan besar sampel penelitian ini adalah 51. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan usia terbanyak pasien neurodermatitis berusia 56-65 tahun yaitu 33,3%. Jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan 58,8%. Pekerjaan terbanyak yaitu PNS dan ibu rumah tangga masing-masing 27,5%. Keluhan pasien terbanyak yaitu gatal 68,6%. Lokasi lesi paling banyak ditemukan tungkai bawah yaitu 43,1%. Terapi oral terbanyak yaitu setirizin 86,3%. Terapi topikal yang banyak digunakan yaitu emolien 76,5%. Kesimpulan penelitian ini didapatkan bahwa usia 56-65 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan PNS dan ibu rumah tangga, keluhan gatal, lokasi lesi tungkai bawah, terapi oral setirizin dan terapi topikal emolien merupakan yang paling banyak ditemukan pada pasien neurodermatitis.</p>2025-06-21T19:46:16+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6681Systematic Review: Pengaruh Pemberian Cawthorne Cooksey Exercise dalam Meningkatkan Keseimbangan dan Mengurangi Dizziness pada Kasus Vestibular Disorder2025-06-22T00:40:02+00:00Vania Angelinalivana.ph@gmail.comFatchurrohmah Ines Prabandariphysio.ines@stikesnas.ac.idSevy Astriyanalivana.ph@gmail.com<p>Vestibular disorder merupakan gangguan yang mempengaruhi sistem vestibular yang bertanggung jawab dalam keseimbangan tubuh untuk dapat menyadari kedudukan terhadap ruangan sekitar. Keseimbangan tubuh manusia dicapai melalui informasi sensorik yang terintegrasi secara harmonis dari visual, propioseptif, dan vestibular. Jika terjadi gangguan pada sistem vestibular maka akan menimbulkan berbagai keluhan yang akan membatasi kemampuan seseorang dalam kehidupan sehari hari. Gangguan vestibular bermanifestasi berbagai gejala termasuk dizziness, vertigo, dan ketidakseimbangan. Tujuan: mengetahui pengaruh pemberian Cawthorne Cooksey Exercise untuk meningkatkan keseimbangan dan mengurangi dizziness pada kasus vestibular disorder. Metode: systematic review dari studi randomized controlled trial. Pencarian artikel jurnal menggunakan search engine google chrome dari bulan September 2024 – Oktober 2024 dengan kata kunci pada 6 database Pubmed, MEDLINE, Proquest, SAGE Journals, Science Direct, dan Google Scholar. Hasil: Tinjauan terhadap 6 jurnal menemukan bahwa Cawthorne Cooksey Exercise terbukti efektif meningkatkan keseimbangan dan mengurangi dizziness, dengan durasi 30-60 menit per sesi, 2-7 kali seminggu selama 2-6 bulan. Perbandingan antar intervensi yang diberikan menunjukkan bahwa efektivitas latihan dapat ditingkatkan melalui modifikasi dan pemantauan selama intervensi. Kesimpulan: Intervensi Cawthrone Cooksey Exercise efektif dalam meningkatkan keseimbangan dan menurunkan keluhan dizziness yang dialami oleh pasien dengan gangguan vestibular.</p>2025-06-22T00:40:02+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6700Modifikasi Therapy Thought Stopping, Mindfulness dan Manajemen Stres Berbasis Digital: Harapan dan Solusi Masalah Psikososial bagi Pecandu Judi Online “Literatur Review”2025-06-22T05:56:05+00:00Udi Wahyudiudi120872@gmail.comIta Pursitasariithapur@gmail.comSusmadi Susmadisusmadiude@gmail.com<p>Permasalahan psikososial akibat kecanduan judi online semakin meningkat seiring dengan kemudahan akses digital. Dampak negatif seperti gangguan kecemasan, depresi, stres, dan disfungsi sosial memerlukan intervensi yang efektif dan mudah diakses. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi modifikasi terapi thought stopping, mindfulness, dan manajemen stres berbasis digital sebagai solusi terhadap permasalahan psikososial pada pecandu judi online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meta-analisis yang didasarkan pada hasil kajian dari berbagai literatur. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh artikel yang dipublikasikan adalah dengan menggunakan basis data dari Google Scholar, Publish or Ferish, Mendeley, Google Book, PubMed. Hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa penerapan terapi thought stopped dapat membantu mengendalikan dorongan impulsif, mindfulness berperan dalam meningkatkan kesadaran diri dan manajemen emosi, sedangkan manajemen stres berbasis digital menawarkan dukungan yang fleksibel dan mudah diakses. Integrasi ketiga pendekatan ini dalam platform digital berpotensi menjadi solusi komprehensif yang efektif dalam mengatasi masalah psikososial bagi pecandu judi online. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan lebih lanjut terkait implementasi intervensi berbasis digital agar dapat diintegrasikan dalam layanan rehabilitasi.</p>2025-06-22T05:56:05+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6716Penerapan Terapi Batuk Efektif dan Nebulizer untuk Mengurangi Sesak Napas pada Anak W dengan TB Paru2025-06-22T12:17:18+00:00Dwi Indri Priyanaindripriyana21@gmail.comMurniati Murniatilivana.ph@gmail.comDevi Tri Nur Khasanahlivana.ph@gmail.com<p>Tuberkulosis (TB) paru pada anak dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan, salah satunya adalah sesak napas akibat akumulasi sekret yang tidak efektif dikeluarkan. Penatalaksanaan keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan non-farmakologis untuk membantu mengeluarkan sekret. Penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus menerapkan pendekatan proses keperawatan. Subjek penelitian ialah seorang anak perempuan berusia 15 tahun (An. W) dengan diagnosa medis TB paru serta permasalahan keperawatan utama bersihan jalan napas tidak efektif. Intervensi yang diberikan berupa terapi batuk efektif yang dikombinasikan dengan pemberian nebulizer, dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan frekuensi napas dan produksi sputum sebelum dan sesudah intervensi. Pada hari pertama, frekuensi napas menurun dari 28 menjadi 26 kali/menit dan tidak ada sputum yang dikeluarkan (0 cc). Hari kedua, frekuensi napas menurun dari 25 menjadi 23 kali/menit dengan produksi sputum 1 cc. Hari ketiga, frekuensi napas menurun dari 24 menjadi 21 kali/menit dengan produksi sputum tetap 1 cc. Hasil ini menunjukkan adanya penurunan frekuensi napas dan peningkatan pengeluaran sputum setelah intervensi. Terapi batuk efektif yang dikombinasikan dengan nebulizer terbukti efektif dalam menaikkan bersihan jalan napas terhadap anak dengan TB paru.</p>2025-06-22T12:17:18+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6735Clinical Pathway dan Dampaknya terhadap Lama Rawat Inap (Los) dan Efektivitas Biaya di Rumah Sakit: Tinjauan Literatur2025-06-23T08:45:57+00:00Ananda Arantika Widi Asmaralivana.ph@gmail.comAkhmad Safi'isafiirsinudemak@gmail.comAde Armada Sutedjalivana.ph@gmail.comAchmad Zakarialivana.ph@gmail.com<p>Clinical pathway merupakan panduan tertulis berbasis bukti yang mengintegrasikan pelayanan pasien secara multidisipliner untuk diagnosis tertentu dalam jangka waktu yang ditetapkan. Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah untuk menganalisis efektivitas implementasi clinical pathway dalam menurunkan length of stay (AVLOS) dan meningkatkan efektivitas biaya. Penelitian ini merupakan studi Literatur Review. Kata kunci yang digunakan adalah “Clinical Pathway” AND “Length of Stay (ALOS)” AND “Efektivitas Biaya” AND “Rumah Sakit”. penelusuran artikel diperoleh dari database PubMed dan Google Scholar, diterbitkan antara tahun 2014 hingga 2025, berbahasa Indonesia atau Inggris, tersedia dalam bentuk full text, dilakukan di rumah sakit, dan membahas pengaruh clinical pathway terhadap LOS dan efektivitas biaya. Dari 128 artikel yang diidentifkasi, sebanyak 11 artikel terpilih dan dianalisis menggunakan diagram alur PRISMA. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa seluruh artikel melaporkan penurunan LOS setelah implementasi clinical pathway. Selain itu, sebanyak 9 dari 11 artikel menunjukkan penurunan biaya perawatan melalui efisiensi lama hari rawat inap. Penerapan clinical pathway yang konsisten, berbasis bukti, dan melibatkan kolaborasi lintas disiplin merupakan strategi penting dalam optimalisasi mutu layanan rumah sakit dan efisiensi sistem kesehatan.</p>2025-06-23T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6736Hubungan Lama Puasa dengan Kejadian Mual Muntah pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea dengan Tindakan Spinal Anestesi2025-06-23T14:14:00+00:00Jasmiati Jasmiatiatijasmi520@gmail.comTophan Heri Wibowobowo_4@yahoo.comMurniati Murniatimurniati@uhb.ac.id<p>PONV merupakan komplikasi umum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan signifikan dan mengganggu proses pemulihan pasien. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara lama waktu berpuasa sebelum anestesi dan kejadian mual muntah pasca tindakan operasi (PONV) pada pasien yang menjalani tindakan operasi caesarea menggunakan anestesi spinal di RSUD dr. Soedirman Kebumen. Memakai desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, 80 responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Data dikumpulkan melalui wawancara mengenai lama puasa dan observasi mual muntah setelah operasi, kemudian dianalisis dengan uji Spearman Rank. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden berpuasa selama 6-8 jam (55%), dengan 57,5% dari mereka mengalami mual muntah pasca operasi. Meskipun ada indikasi bahwa lama puasa dapat berkontribusi pada ketidaknyamanan, analisis statistik menunjukkan Tidak terjalin hubungan yang signifikan antara lama puasa dan kejadian mual muntah (p-value=0,466; p-value>0.05). Temuan ini mengindikasikan bahwa faktor lain juga berperan penting dalam kejadian PONV. Kesimpulannya, penelitian ini menyatakan tidak terjalin korelasi yang kuat antara lama puasa dengan kejadian mual dan muntah pada pasien post operasi sectio caesarea.</p>2025-06-23T14:14:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6479Perbedaan Pengaruh Pemberian Video dan Demonstrasi terhadap Keterampilan Penanganan Fraktur Tertutup Siswa SMA2025-06-23T15:32:46+00:00Mareta Nawang Saputrinawangmareta@gmail.comAnissa Cindy Nurul Afnianissacindy88@gmail.comGatot Suparmantomasgat@yahoo.co.idSutiyo Dani Saputrosutiyods@ukh.ac.id<p>Proporsi cedera patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas meningkat di seluruh dunia, dan patah tulang tertutup adalah salah satunya. Lingkungan sekolah merupakan tempat dengan risiko tinggi terjadinya cedera patah tulang tertutup yang sebagian besar terjadi karena cedera atau benturan keras, seperti kecelakaan, olahraga, atau karena jatuh. Hal ini membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Pentingnya pemahaman penolong dan penanganan yang baik maka perlu adanya pelatihan keterampilan tentang pertolongan penanganan patah tulang tertutup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan setelah diberikan video dan demonstrasi terhadap keterampilan penanganan fraktur tertutup pada siswa di sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment dengan rancangan Posttest-Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 1 Ngemplak Boyolali, Indonesia. Pengambilan sampel dengan simple random sampling mendapatkan 88 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 44 responden kelompok intervensi dan 44 responden kelompok kontrol. Analisis bivariat menggunakan uji Mann-Whitney. Setelah diberikan edukasi dengan demonstrasi, keterampilan kelompok demosntrasi memiliki nilai maksimum 98 (2,3%) dan minimum 64 (4,5%), sedangkan kelompok videol memiliki nilai maksimum 79 (6,8%) dan minimum 52 (2,3%). Uji Mann-Whitney terhadap tingkat keterampilan penanganan fraktur tertutup pada kelompok demonstrasi dan kelompok video menunjukkan nilai p-velue sebesar 0,000 (P-velue < 0,05). terdapat perbedaan pengaruh video dan demonstrasi terhadap keterampilan penanganan fraktur tertutup pada siswa SMA.</p>2025-06-23T15:32:45+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6738Penatalaksanaan Holistik Wanita Usia 64 Tahun dengan Gout Arthritis dan Hiperkolesterolemia melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-23T16:20:08+00:00Geri Indra Herlambanggeriindra@gmail.comFitria Saftarinalivana.ph@gmail.com<p>Gout arthritis merupakan penyakit progresif yang bersifat kronik akibat deposisi kristal monosodium urat (MSU) di persendian, ginjal, dan jaringan ikat karena hiperurisemia. Gout dapat dikendalikan melalui pola hidup sehat dan dibutuhkan dukungan dari keluarga sehingga perlu penatalaksanaan holistik. Hiperkolesterolemia merupakan patogenesis terjadinya penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan sindrom metabolik. Faktor risiko peningkatan kadar kolesterol adalah konsumsi makanan berlemak tinggi, merokok, dan kelebihan berat badan. Tatalaksana berupa farmakologi disertai intervensi gaya hidup, seperti diet, olahraga, dan penghentian merokok. Penerapan pelayanan dokter keluarga berbasis <em>evidence based medicine</em> pada pasien untuk mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien dengan pendekatan patient centered dan family approach. Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses dan akhir secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien memiliki kekhawatiran dalam aktivitas, gangguan makanan, dan pengetahuan yang kurang mengenai penyakitnya. Pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien masih rendah. Setelah dilakukan intervensi, didapatkan perubahan pengetahuan pasien mengenai penyakitnya, penurunan kadar asam urat dan kolesterol, keluhan pasien berkurang, perubahan pola diet pasien, kebiasaan olahraga atau aktivitas fisik.</p>2025-06-23T16:20:07+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6733Analisis Beban Kerja terhadap Kepuasan Perawat dalam Penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME) di Unit Rawat Jalan2025-06-23T21:58:25+00:00Muhlizardy Muhlizardymuhlizardy92@aiska-university.ac.idAsti Nurhayatilivana.ph@gmail.comLatifah Isnainilivana.ph@gmail.comNafisa Zahranilivana.ph@gmail.com<p>Percepatan digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia mendorong implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) di berbagai fasilitas kesehatan. Namun, adopsi RME seringkali menambah beban kerja perawat yang berdampak pada tingkat kepuasan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kepuasan perawat dalam penggunaan RME di unit rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 22 perawat dipilih menggunakan teknik total sampling. Analisa data menggunakan spearman rank (Rho) dengan ketentuan α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara beban kerja dan kepuasan perawat (r = -0,724; p = 0,000), yang berarti semakin tinggi beban kerja, semakin rendah kepuasan perawat terhadap penggunaan RME. Temuan ini mendukung teori NASA-TLX dan Technology Acceptance Model (TAM), serta memberikan kontribusi terhadap pengembangan strategi peningkatan efektivitas sistem RME dan kesejahteraan kerja perawat di layanan rawat jalan.</p> <p> </p>2025-06-23T21:58:25+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6670Penerapan Strategi Pelaksanaan Prinsip 5 Benar pada Pasien Risiko Perilaku Kekerasan2025-06-24T11:56:33+00:00Oktaviana Oktavianaoktaviana3813@gmail.comIta Apriliyanilivana.ph@gmail.com<p>Gangguan jiwa yakni isu kesehatan yang dipengaruhi oleh beragam faktor seperti aspek biologis, psikologis, sosial, genetik, serta ketidakseimbangan fisik maupun kimiawi dalam tubuh. Penderita gangguan ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. skizofrenia yakni kelainan pada fungsi otak yang bersifat kronis, memiliki banyak penyebab, dan menampilkan berbagai gejala selama perjalanan penyakitnya. Skizofrenia dapat memunculkan gejala positif maupun negatif, termasuk risiko munculnya perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan ditandai dengan tindakan yang mengancam keselamatan fisik, baik atas diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar. Penelitian bertujuan mengidentifikasi asuhan keperawatan sekaligus intervensi yang efektif bagi pasien dengan diagnosis perilaku kekerasan. Penelitian bermetodekan kualitatif berbasis studi kasus, yang mengikuti lima tahapan dalam proses keperawatan: mulai dari penghimpunan beserta analisis data, perumusan diagnosis keperawatan, penyusunan intervensi, pelaksanaan tindakan keperawatan, hingga tahap evaluasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan bahwa risiko perilaku kekerasan pada klien menurun. Penerapan tahapan strategi pelaksanaan 1 sampai 5 dapat menurunkan risiko perilaku kekerasan serta edukasi kepada keluarga klien untuk pemantauan kepatuhan minum obat secara teratur agar dapat mengurangi kekambuhan. Hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengendalikan emosi sehingga dapat menurunkan risiko perilaku kekerasan.</p> <p> </p>2025-06-24T11:56:33+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6725Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Usia 47 Tahun dengan Ulkus Diabetikum melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga2025-06-24T17:12:50+00:00Charity Binda Arlandibindacharity@gmail.comFitria Saftarinalivana.ph@gmail.comImelda Carolinalivana.ph@gmail.com<p>Diabetes Melitus tipe 2 (DM Tipe 2) dapat menyebabkan komplikasi, seperti ulkus diabetikum. Pasien penderita yang mengalami komplikasi ulkus diabetikum harus mengetahui mengenai penyakitnya, serta memiliki kesadaran dan motivasi untuk melakukan modifikasi gaya hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan pelayanan dokter keluarga berbasis Evidence-Based Medicine (EBM) yang bersifat family approach, patient centred, dan community oriented. Studi ini merupakan sebuah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Data sekunder dari rekam medis pasien di puskesmas. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik secara kuantitatif dan kualitatif dari awal, proses, dan akhir studi. Pasien Ny.K, 47 tahun, mengeluhkan luka yang tidak kunjung sembuh sejak 2 bulan lalu. Keluhan tambahan berupa sering lapar, sering haus, sering buang air keci. Memiliki riwayat DM sejak 4 tahun lalu. Pada studi ini telah dilakukan diagnosis dan tatalaksana sesuai dengan teori dan jurnal terkini. Hasil intervensi menunjukkan penurunan gejala klinis dan peningkatan pengetahuan. Penatalaksanaan pada pasien secara holistik dan komprehensif, menunjukan adanya perbaikan gejala klinis, peningkatan pengetahuan, dan perubahan perilaku setelah dilakukan intervensi.</p>2025-06-24T17:12:50+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6726Holistic Management of the Elderly with Type 2 Diabetes Mellitus and Glaucoma through A Family Medicine Approach2025-06-25T02:13:05+00:00Intan Fitriyanaintanktb73@gmail.comDiana Mayasarilivana.ph@gmail.com<p>Degenerative diseases can affect quality of life. DM is a disease that can be controlled with a healthy lifestyle, and can have macrovascular and microvascular complications. This study to implement family doctor services based on Evidence Based Medicine that is patient-centred, family-approach, and community oriented. The study conducted was a case report. Primary data were obtained through history taking, physical examination and home visits. Assessment was done based on holistic diagnosis from the beginning, process, and end of the study quantitatively and qualitatively. Patient Mrs. R, 78 years old, has internal risks in the form of curative treatment patterns, lack of physical activity, lack of knowledge about the disease suffered, inappropriate dietary patterns and external risks in the form of lack of knowledge and family supervision regarding the disease, risk factors, and complications of the patient's disease. Management of patients is holistic and comprehensive, patient-centered, family approach, and community-based in literature based on EBM. From the results of the evaluation of the interventions that have been carried out, it can be seen that Mrs. R's compliance in following therapeutic recommendations, both pharmacological and non-pharmacological therapies, is good.</p>2025-06-25T02:11:15+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6728Holistic Management of 61 Year Old Mr. J with Diabetes Mellitus and Vertigo through A Medical Approach Family2025-06-25T02:24:59+00:00Afina Hasnaafinahasna16@gmail.comWinda Trijayanti Utamalivana.ph@gmail.com<p>Chronic diseases such as diabetes mellitus and vertigo are common in elderly patients and often coexist, impacting their quality of life and daily functioning. The family medicine approach emphasizes holistic care that is patient-centered, family-focused, and community-oriented, which is essential for managing multiple chronic conditions effectively. This case report describes the holistic management of a 61-year-old male patient, Mr. J, diagnosed with type 2 diabetes mellitus and recurrent vertigo. Management strategies involved pharmacological treatment, lifestyle modification, dietary counseling, education about medication adherence, family involvement, and home visit follow-ups. After intervention, Mr. J showed improved blood glucose control, reduced frequency of vertigo episodes, and better medication adherence. His understanding of the disease and self-management skills also improved, supported by enhanced family involvement and environmental modifications. The patient's quality of life and daily activity levels increased significantly. A holistic approach based on family medicine principles can significantly improve clinical outcomes and quality of life in elderly patients with comorbid chronic diseases such as diabetes and vertigo. Integrating family support and individualized education plays a crucial role in sustaining long-term health improvements.</p>2025-06-25T02:24:59+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6709Hubungan Kecemasan Sosial dan Harga Diri dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja2025-06-25T02:49:28+00:00Randy Refnandeskiranrefnandes@gmail.comAgung Galuh Pramudialivana.ph@gmail.com<p>Kecanduan media sosial menjadi masalah umum dalam kehidupan remaja dan dipengaruhi oleh kecemasan sosial serta harga diri. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kecemasan sosial dan harga diri dengan kecanduan media sosial pada siswa SMA N 9 Padang. Menggunakan pendekatan kuantitatif cross sectional, sampel terdiri dari 297 siswa kelas X dan XI yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen penelitian meliputi Bergen Social Media Addiction (BSMAS) untuk mengukur kecanduan media sosial, Social Anxiety Scale for Adolescent (SAS-A) untuk mengukur kecemasan sosial dan Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) untuk mengukur harga diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kecanduan media sosial, kecemasan sosial, dan harga diri yang tinggi, dengan nilai tengah masing-masing (56,00) (59,00) dan (28,00). Uji Rank Spearman menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kecemasan sosial dan kecanduan media sosial (p=0,001) (r=0,444), serta antara harga diri dan kecanduan media sosial (p=0,001) (r= -0,318). Artinya, semakin tinggi kecemasan sosial maka semakin besar kecanduan media sosial, sebaliknya semakin rendah harga diri semakin tinggi kecanduan.</p>2025-06-25T02:49:28+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6509Intervensi Keterampilan Hidup sebagai Upaya Mencegah dan Mengatasi Masalah Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja: A Systematic Literatur Review2025-06-25T03:17:47+00:00Yolinda Suciliyanayolinda.suciliyana@gmail.com<p>Perilaku seksual berisiko pada remaja merupakan tantangan serius dalam kesehatan masyarakat yang tidak hanya berdampak pada aspek fisik, seperti kehamilan tidak diinginkan dan penularan infeksi menular seksual, tetapi juga memengaruhi kesejahteraan psikososial remaja. Remaja berada pada masa perkembangan yang kompleks, di mana pencarian jati diri dan pengaruh lingkungan sangat menentukan arah perilaku remaja. Tujuan: Sistematik review ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keterampilan hidup (life skills) dalam mencegah dan mengatasi perilaku seksual berisiko pada remaja melalui pendekatan tinjauan sistematis. Metode: Metode penelitian menggunakan tinjauan sistematis terhadap 20 artikel yang dipublikasikan pada tahun 2013–2022 dari berbagai database internasional dan nasional. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa pendidikan keterampilan hidup yang mencakup aspek pengendalian diri, komunikasi efektif, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah mampu memberikan perlindungan perilaku bagi remaja. Berbagai bentuk intervensi, termasuk pendekatan berbasis teknologi, terbukti mampu meningkatkan kesadaran, kepercayaan diri, serta kemampuan remaja dalam menghadapi tekanan sosial dan situasi berisiko. Kesimpulan: Intervensi keterampilan hidup merupakan pendekatan efektif dalam upaya preventif perilaku seksual berisiko pada remaja. Membekali remaja dengan keterampilan hidup bukan hanya sebagai strategi edukatif, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam membentuk generasi yang sehat secara fisik, mental, dan sosial.</p>2025-06-25T03:17:47+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6679Pengaruh Literasi Gizi terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa dalam Memilih Makanan Sehat dan Aman sesuai Pedoman Gizi Seimbang2025-06-25T03:39:04+00:00Ria Tri Harini Dwi Rusiawatiharini.dwi.rusiawati@undiksha.ac.idI Ketut Wijanaketut.wijana@undiksha.ac.id<p>Masa remaja merupakan tahap perkembangan manusia yang unik dan merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan kesehatan dasar yang baik, termasuk pengetahuan tentang gizi seimbang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman remaja mengenai pentingnya gizi bagi kehidupan adalah informasi dan edukasi melalui literasi gizi dengan mengacu pada pedoman gizi seimbang. Literasi gizi dapat menjadi proses berbasis keterampilan yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengubah pesan tentang makanan menjadi pengetahuan. Melalui literasi diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku masyarakat kearah yang positif guna mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh literasi gizi terhadap pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih makanan sehat dan aman sesuai pedoman gizi seimbang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif sederhana, dengan sasaran siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan sejumlah 100 orang. Pelaksanaan penelitian diawali dengan pre tes untuk mengukur pengetahuan dan sikap siswa, kemudian dilanjutkan pemberian literasi gizi sebanyak tiga kali dan terakhir dilakukan post tes. Hasil penelitian diperoleh literasi gizi berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih makanan sehat dan aman sesuai pedoman gizi seimbang.</p>2025-06-25T03:39:04+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6724Beban Kerja Perawat dengan Kejadian Low Back Pain di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Timur2025-06-25T13:42:53+00:00Desri Mataherulivana.ph@gmail.comLidia Ningsih Muntelivana.ph@gmail.comSarma Ulina Nahaklivana.ph@gmail.comJanwar olangjanwar.olang@gmail.comMega Sampepadanglivana.ph@gmail.com<p>Perawat memiliki peran penting dalam tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas. Asuhan keperawatan dipengaruhi beban kerja. Beban kerja merupakan tugas yang diberikan dalam bentuk fisik maupun psikis. Perawat sering melakukan aktivitas berulang seperti membungkuk, mengangkat, dan memindahkan pasien dengan postur tidak ergonomis, yang berisiko menyebabkan low back pain. Low back pain merupakan gangguan muskuloskeletal yang disebabkan postur tubuh yang kurang tepat, diakibatkan penerapan ergonomik yang buruk, serta tekanan berulang yang merusak otot punggung bawah dan menyebabkan nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja terhadap low back pain, menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian sebanyak 250 responden, dengan jumlah sampel sebesar 149 menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada Februari – Maret 2025 di rumah sakit Siloam Kupang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu 2 kuesioner untuk mengukur beban kerja dan low back pain pada perawat. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square. Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 149 responden sebanyak 96 perawat (64.4%) mengalami beban kerja rendah dan 53 perawat mengalami beban kerja tinggi, 74 perawat (49.7%) mengalami kejadian low back pain sedang. Berdasarkan hasil uji Chi-square, p-value 0.028 (<0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan kejadian low back pain pada perawat. Pelatihan rutin tentang prinsip ergonomik diperlukan untuk mengurangi risiko low back pain dan meningkatkan efektivitas kerja. Perawat disarankan mencatat intensitas tugas harian untuk mengidentifikasi pola beban kerja tinggi dan berkoordinasi dengan manajemen guna mencegah penumpukan tugas individu tertentu.</p>2025-06-25T13:39:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6712Hubungan Lama Menjalani Hemodialisa dengan Stres pada Pasien Gagal Ginjal Kronik2025-06-26T18:18:48+00:00Zami Nirma Okterina Hiakarmilakaban@unprimdn.ac.idKarmila Br Kabanlivana.ph@gmail.comIdaman Hati Waruwulivana.ph@gmail.comDea Audiblelivana.ph@gmail.comArmia Armialivana.ph@gmail.com<p>Gagal Ginjal Kronik (GGK) terjadi akibat ginjal kehilangan fungsi dalam membuang racun. Penyakit gagal ginjal kronis ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel. GGK bersifat menahun, tidak dapat sembuh, serta penderita harus mengatur pola makan dan akses cairan yang masuk ke dalam tubuh. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkapkan hubungan antara variable independen (hubungan lama menjalani hemodialisis) dan variable dependen (dengan stres pada pasien gagal ginjal kronik). Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian korelasional. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSU Royal Prima Medan sebanyak 56 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu sampling jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara lama menjalani hemodialisa dengan stres pada pasien gagal ginjal kronik di RSU Royal Prima Medan, semakin lama pasien menjalani terapi hemodialisis maka stress yang di alami pasien semakin ringan.</p>2025-06-26T18:18:48+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6711Peran Bidan dalam Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan2025-06-26T18:40:28+00:00Windi Astutideborapaninsari@unprimdn.ac.idDebora Paninsarilivana.ph@gmail.comPuspa Mutia Syah Putrilivana.ph@gmail.comArsita Hasugianlivana.ph@gmail.comRini Puspa Sarilivana.ph@gmail.comFaridah Faridahlivana.ph@gmail.com<p>Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan proses yang berlangsung secara alami. Setiap anak berhak atas perlindungan dan stimulasi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Peran Bidan Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan Di Klinik Pratama Cmc Baserah Kabupaten Kuantan Singingi . metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan di Klinik Pratama CMC Baserah, Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2024. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan yang berkunjung ke klinik, dengan sampel sebanyak 21 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dengan bidan dan ibu, observasi langsung, serta analisis dokumen terkait. Keabsahan data dijaga dengan teknik triangulasi sumber, metode, dan data. Hasil penelitian menunjukkan Bidan memiliki pengetahuan yang cukup dalam memberikan edukasi tentang stimulasi tumbuh kembang bayi. Sikap bidan dalam memberikan edukasi sangat baik, dengan komunikasi yang efektif dan mudah dipahami. Motivasi bidan dalam menjalankan tugas sebagai konselor masih kurang karena beban kerja yang tinggi. Media informasi dan edukasi yang digunakan sudah cukup efektif dalam membantu pemahaman ibu. Peran tenaga kesehatan secara keseluruhan di klinik sangat mendukung keberhasilan stimulasi tumbuh kembang bayi. Klinik Pratama CMC Baserah diharapkan dapat menyediakan pelatihan rutin bagi bidan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan edukasi tentang stimulasi Tumbuh kembang bayi.</p>2025-06-26T18:40:28+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6730Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Pasien Stroke melalui Video Mirror Therapy: Promosi Kesehatan Berbasis Self Care2025-06-26T19:00:51+00:00Sodikin Sodikinsodikin@ump.ac.id<p>Video terapi cermin merupakan media edukasi kesehatan yang terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga pasien stroke terkait perawatan mandiri di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi seberapa besar pengaruh video terapi cermin dibandingkan dengan pamflet dalam meningkatkan pemahaman dan sikap keluarga terhadap perawatan stroke. Metode penelitian menggunakan desain eksperimen semu dengan dua kelompok, masing-masing terdiri dari 15 responden: satu kelompok menerima edukasi melalui video terapi cermin dan kelompok lainnya melalui pamflet. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, dan analisis menggunakan uji-t sampel independen. Hasil menunjukkan bahwa kelompok video memperoleh skor pengetahuan rata-rata sebesar 10,13 dan skor sikap 31,33, sedangkan kelompok pamflet memperoleh skor pengetahuan 8,80 dan sikap 29,27. Uji statistik menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua kelompok dengan nilai p masing-masing 0,044 untuk pengetahuan dan 0,047 untuk sikap (p < 0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa video terapi cermin lebih efektif dibandingkan pamflet dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga pasien stroke, sehingga disarankan penggunaannya sebagai media edukasi utama dalam perawatan stroke di rumah.</p>2025-06-26T19:00:51+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6739Resilience of Nursing Undergraduate (S1) Students Living Away from Home2025-06-26T19:13:27+00:00Rismanudin Rismanudinrismanudin171095@gmail.com<p>The ability of migrant students to cope with stress, overcome obstacles, and recover from failure in an academic environment is known as resilience. In the field of nursing, academic resilience plays an important role because it can help students conquer complex learning challenges while improving student welfare. Objective: This study aims to delve deeper into academic resilience in Undergraduate (S1) Nursing students. Design: This study uses a qualitative approach with a case study method. Sampling was carried out purposively, and data analysis used the Amedeo Giorgi method. Results: This study identified several main themes, namely: 1) Various psychological responses such as feelings of happiness, stress, and boredom experienced by students during lectures, 2) Difficulties in managing time when facing lecture activities, and 3) Time management and increased sense of responsibility as a form of effort in facing the challenges of preparing a thesis. Conclusion: The resilience of regional students has a crucial role in supporting the academic achievement and welfare of S1 nursing students. Understanding the factors that affect academic endurance and designing appropriate interventions can help students better cope with the challenges of their studies, thereby increasing the chances of successful studies. Further research is needed to explore more detailed and effective strategies to strengthen the resilience of undergraduate nursing students who migrate.</p>2025-06-26T19:13:27+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6748Hubungan Kolelitiasis dengan Kadar Bilirubin Total, Gamma Glutamyl Transferase dan Alkaline Phosphatase2025-06-26T19:31:15+00:00Nadhira Yasminnadhira.yasmin23399@gmail.comAgustyas Tjiptanigrumlivana.ph@gmail.com<p>Kolelitiasis merupakan salah satu gangguan saluran empedu yang seringkali tanpa gejala sehingga sulit dideteksi dan kerap salah diagnosis. Gaya hidup sedenter diperkirakan menjadi salah satu pemicu utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kolelitiasis dengan kadar bilirubin total, gamma glutamyl transferase (GGT), dan alkaline phosphatase (ALP). Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan data rekam medis di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek pada periode 2019–2021. Sampel dipilih secara purposive dari pasien yang memiliki hasil pemeriksaan laboratorium bilirubin total, GGT, ALP, serta pemeriksaan pencitraan abdomen. Total 62 data pasien dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil menunjukkan bahwa kolelitiasis berhubungan signifikan dengan peningkatan kadar bilirubin total (p=0,000), GGT (p=0,000), dan ALP (p=0,000). Dengan demikian, kolelitiasis memiliki hubungan bermakna terhadap peningkatan kadar biomarker fungsi hati tersebut.</p>2025-06-26T19:31:15+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6774Gambaran Kesiapsiagaan Bencana pada Siswa SMAN2025-06-26T19:54:34+00:00Alegra Asiah Hidayatalegra21001@mail.unpad.ac.idCecep Eli Kosasihcecep.e.kosasih@unpad.ac.idAhmad Yaminahmad.yamin@unpad.ac.id<p>Indonesia merupakan negara yang cukup rawan bencana karena berada pada ring of fire atau pertemuan 3 lempeng tektonik. Termasuk wilayah Bandung raya dengan adanya Sesar Lembang. Dibuatnya penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kesiapsiagaan bencana siswa SMAN 6 Cimahi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan Teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Adapun populasi yang digunakan adalah siswa SMAN 6 Cimahi dengan sampel sebanyak 300 siswa. Kuisiner yang digunakan merupakan kuisioner yang dikembangkan oleh LIPI/UNESCO tahun 2006. Instrument ini memiliki tipe jawaban “ya” dengan poin 1, “tidak” dan “tidak tahu” dengan poin 0. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang dimasukan pada google form. Skor akhir dikategorikan menjadi “kesiapsiagaan rendah”, “kesiapsiagaan sedang” dan “kesiapsiagaan tinggi”. Teknik Analisa yang digunakan adalah Teknik univariat. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesiapsiagaan siswa SMAN 6 Cimahi masih tergolong rendah dengan skor akhir 58 poin dengan skor variabel pengetahuan 35,3 poin, rencana kegiatan 11 poin, peringatan 5,6 poin, mobilisasi 2,6 poin. Seluruh poin termasuk ke dalam kategori rendah. Rendahnya kesiapsiagaan siswa menandakan dibutuhkannya edukasi yang tepat berdasarkan kebutuhan. Setiap kelas nya memiliki tingkat pengetahuan sub variabel yang berbeda sehingga pemberian edukasi dapat disesuaikan prioritasnya agar tepat dan sesuai dengan target.</p>2025-06-26T19:54:33+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6764Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa2025-06-27T12:49:18+00:00Lisnawati Lubiskristinasilalahi@unprimdn.ac.idEvalatifah Nurhayatilivana.ph@gmail.com<p>Gagal ginjal kronik (GGK) adalah masalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi akibat berbagai penyebab sehingga berakhir pada kegagalan ginjal untuk berfungsi semestinya dan harus digantikan dengan terapi hemodialisis atau cangkok ginjal, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di RSU Royal Prima Medan, penelitian menggunakan teknik penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross-Section dengan alat instrumen kuisioner WHOQOL-BREF. Data hasil penelitian dioleh dengan menggunakan Analisa data univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang dilakukan pada 56 sampel pasien Gagal Ginjal Kronik yaitu mayoritas punya kualitas hidup yang cukup sebanyak 36 responden (64,3 %), hasil ini sudah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan mengingat para responden akan seumur hidup akan melakukan Hemodialisa.</p>2025-06-27T12:49:17+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6776Hubungan Perilaku Kurang Gerak (Sedentary) dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Usia Produktif2025-06-27T18:01:05+00:00Irwan Saputratiarnidan@yahoo.comTiarnida Nababanlivana.ph@gmail.comReza Fahrizal Sifanilivana.ph@gmail.comSri Wartinilivana.ph@gmail.comArie Abri Zatama Syahputralivana.ph@gmail.com<p>Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi prioritas pengendalian pembangunan kesehatan. Menurut Dinas Kesehatan Kota Langsa, penderita hipertensi di Kota Langsa pada tahun 2024 sebanyak 178.031 orang. Hipertensi tidak hanya masalah bagi kaum lanjut usia akan tetapi kini sudah mulai di keluhkan oleh usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku kurang gerak (sedentary) dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia produktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Langsa Kota. Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan desain penelitian yang digunakan cross-sectional. Sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive samplingyaitu seluruh pasien berusia dewasa (26-45 tahun) Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Langsa Kota sebanyak 74 orang. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kurang gerak (sedentary) pada masyarakat usia produktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Langsa Kota sebanyak 56,8%, kejadian hipertensi pada masyarakat usia produktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Langsa Kota yaitu pre hipertensi sebanyak 12 responden (16,2%), hipertensi derajat I sebanyak 19 responden (25,7%) dan hipertensi derajat II sebanyak 15 responden (20,3%). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan perilaku kurang gerak (sedentary) dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia produktif dengan p-value 0,001 (p<0,05).Diharapkan bagi Puskesmas agar meningkatkan program promosi kesehatan yang berfokus pada pentingnya aktivitas fisik rutin bagi masyarakat usia produktif, termasuk melalui penyuluhan langsung, media sosial, dan kegiatan komunitas seperti senam bersama atau kampanye jalan sehat. Selain itu, perlu dilakukan skrining rutin tekanan darah dan pemantauan tingkat aktivitas fisik masyarakat untuk mendeteksi dini risiko hipertensi.</p> <p><em> </em></p>2025-06-27T18:01:05+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6364Hubungan Harga Diri dan Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada Remaja Putri2025-06-27T23:44:48+00:00Serly Fadila Riansyahserlyfdl@gmail.comMeinarisa Meinarisameinarisa@unja.ac.idRiska Amalya Nasutionriskanasution@unja.ac.id<p>Masa remaja merupakan fase perkembangan yang sangat penting. Karakteristik yang dimiliki oleh remaja berbeda-beda, sehingga tidak semua remaja dapat melalui proses perkembangan ini dengan lancar, bahkan banyak yang mengalami permasalahan dalam hidupnya. Kemampuan seseorang dalam mengatasi permasalahan tersebut disebut dengan resiliensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi pada remaja antara lain harga diri dan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Harga Diri dan Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada Remaja Putri Kota Jambi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode korelasional dengan desain cross sectional. Populasi berjumlah 504 responden, sampel berjumlah 91 responden yang merupakan peserta didik ti tingkat sekolah menengah atas di kota Jambi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Random Sampling dengan instrumen penelitian kuesioner Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Growth-Focused Resilience Scale (GFRS). Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji korelasi gamma dengan jumlah sampel sebanyak 91 sampel dari 504 populasi. Hasil uji korelasi gamma diperoleh nilai p sebesar 0,046<0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara harga diri dengan resiliensi pada remaja putri di SMAN 5 Kota Jambi. Serta diperoleh nilai p sebesar 0,012<0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja putri di SMAN 5 Kota Jambi. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa faktor harga diri lebih besar dibandingkan dengan dukungan sosial terhadap resiliensi pada remaja putri. Terbukti dengan hasil uji statistik r 0,360>r 0,339. Disarankan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan dan memberikan pembinaan kepada remaja putri agar lebih memahami dirinya dan dukungan sosial yang diterimanya dalam menghadapi tantangan dan tuntutan hidupnya di masa yang akan datang.</p>2025-06-27T23:44:48+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6778Efektivitas Akupresur Titik ST36 dan Pc6 sebagai Terapi Non-Farmakologis dalam Mengurangi Nausea pada Pasien Gastritis: Studi Kasus2025-06-28T00:43:50+00:00Nadia Salsabilaslslblnd20@gmail.comSuci Khasanahsucikhasanah@uhb.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan teknik akupresur sebagai terapi on-farmakologis untuk mengurangi mual pada pasien gastritis. Desain penelitian menggunakan studi kasus deskriptif terhadap satu pasien dengan diagnosis gastritis yang mengalami keluhan mual. Intervensi dilakukan dengan teknik akupresur selama tiga hari berturut-turut. Hasil menunjukkan penurunan tingkat mual secara progresif serta peningkatan nafsu makan. Temuan ini mengindikasikan bahwa terapi akupresur dapat menjadi alternatif non-farmakologis yang efektif untuk mengurangi mual pada pasien gastritis.</p>2025-06-28T00:43:50+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6771Analysis of Factors Affecting the Incidence of Musculoskeletal Disorders (MSDs) among Rubber Factory Field Workers: A Literature Review2025-06-28T10:22:33+00:00Dimas ArrohmansyahDimasarrohmamsyah95@gmail.comMuhammad Aditya Utomolivana.ph@gmail.com<p>Musculoskeletal disorders (MSDs) are common complaints experienced by field workers, especially in industrial sectors such as rubber factories that require heavy, repetitive physical activity and non-ergonomic working postures. These complaints have a negative impact on work productivity and quality of life of workers. This study is a literature review study by reviewing scientific articles from databases such as PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar. Inclusion criteria include publications in the last 10 years (2015–2025) that discuss the relationship between risk factors and the incidence of MSDs in field workers in the industrial sector. Articles that are not available in full-text, are of low quality, or are irrelevant were excluded from the analysis. From the results of the review of 20 articles that met the criteria, it was found that the factors most often associated with the incidence of MSDs include ergonomic factors, individual factors. MSDs in rubber factory field workers are influenced by a combination of ergonomic, individual, and psychosocial factors. Prevention can be done through a work ergonomics approach, physical training, provision of work aids, and work stress management.</p> <p><em> </em></p>2025-06-28T10:22:33+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6639Analisis Asuhan Keperawatan melalui Intervensi Fisioterapi Dada (Clapping) pada Anak dengan Diagnosis Medis Bronkopneumonia2025-06-28T11:00:01+00:00Intan Dwi KhomalasariIntandwikhomalasari4@gmail.comNoor Yunida Trianalivana.ph@gmail.com<p>Bronkopneumonia salah satu penyakit pernapasan pada balita yang menjadi penyebab kematian tertinggi dikalangan anak - anak bronkopneumonia merupakan radang yang menyerang paru-paru. Proses peradangan dari penyakit bronkopneumonia menimbulkan manifestasi klinis yang ada sehingga muncul beberapa masalah, salah satunya bersihan jalan napas tidak efektif. Hipoksia merupakan dampak yang terjadi jika bersihan jalan napas tidak efektif dan tidak segera ditangani. Penanganan tindak lanjut secara farmakologi maupun non farmakologis, penanganan nonfarmakologis salah satunya dengan fisioterapi dada. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode study kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Subjek yang digunakan adalah satu pasien bronkopneumonia dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif di RSUD Prof. Dr. Margono Sukardjo Purwokerto. Instrumen penelitian yang digunakan berupa format asuhan keperawatan anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pengkajian, analisa data, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi dengan metode pendekatan keperawatan. Hasil penerapan terapi fisioterapi dada pada anak dengan bronkopneumonia menunjukkan bahwa evaluasi pada hari ke 3 pasien sudah bias batuk dan mengeluarkan sputum, suara ronchi berkurang dan frekuensi naas 22 x/menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fisioterapi dada efektif dalam meningkatkan bersihan jalan napas pada anak dengan bronkopnumonia.</p>2025-06-28T11:00:01+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6752Hubungan Pengetahuan tentang Pijat Bayi dengan Sikap Ibu dalam Melasanakan Pijat Bayi Secara Mandiri2025-06-28T16:42:33+00:00Fatimah Lubislubisfatimahfatimahlubis@gmail.comHendrika Hendrikalivana.ph@gmail.comIrma Arbiyah Nasutionlivana.ph@gmail.comJuliana Sarilivana.ph@gmail.comTiarnida Nababanlivana.ph@gmail.com<p>Pijat bayi merupakan teknik relaksasi yang diberikan pada anak bayi dan balita yang memiliki banyak manfaat. Sentuhan pada pijat bayi yang dilakukan oleh ibu akan memberikan stimulasi pada panca indra dan perkembangan otak. Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 14 maret 2025 hasil wawancara pada 10 ibu didapatkan 6 ibu yang tidak mengerti pijat bayi dan 4 diantaranya mengerti pijat bayi dan kadang memijatkan bayinya pada dukun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang pijat bayi terhadap perilaku ibu dalam melakukan pijat bayi di Desa Di Desa Padang Rubek Kecamatan kuala pesisir Kabupaten Nagan Raya. Jenis penelitian ini adalah analitik correlation dengan rancangan cross sectional. Populasi peneletian ini adalah semua ibu yang memilki bayi usia 0-12 bulan sejumlah 75 orang. Sampel penelitian sejumlah 63 orang diambil secara proportional random sampling. Variabel independent adalah pengetahuan ibu tentang pijat bayi dan variabel dependent adalah perilaku ibu dalam melakukan pijat bayi secara mandiri. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scooring, Tabulating dan uji statistik Chi square.. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu tentang pijat bayi didapatkan 38 responden berpengetahuan cukup (60,3%),sedangkan perilaku ibu dalam melakukan pijat bayi secara mandiri didapatkan 40 responden berperilaku negatif (63,5%). Uji statistik Chi square menunjukkan X2(0,000)<α(0,05), sehingga H1diterima. Kesimpulanya, ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan sikap ibu dalam melaksanakan pijat bayi secara mandiri.</p>2025-06-28T11:41:56+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6788Faktor yang Berhubungan dengan Acne Vulgaris Literatur Review2025-06-28T16:38:36+00:00Anggit Anindyagunaexploreyouworldwide@gmail.comAlberto Taolinlivana.ph@gmail.comSuharmanto Suharmantolivana.ph@gmail.com<p>Acne vulgaris adalah penyakit kulit kronis yang ditandai oleh peradangan pada unit pilosebasea (folikel rambut dan kelenjar minyak), yang umumnya terjadi pada remaja namun juga bisa dialami oleh orang dewasa. Kondisi ini ditandai dengan munculnya komedo (tertutup dan terbuka), papul, pustul, nodul, dan terkadang kista, terutama di wajah, dada, dan punggung. Literartur review ini bertujuan menguraikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian acne vulgaris. Literatur review ini menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian acne vulgaris. Peneliti menggunakan artikel dari <em>Google Scholar </em>dan <em>PubMed. </em>Artikel yang digunakan adalah artikel 10 tahun terakhir dari tahun 2015-2025. Peneliti menggunakan kata kunci “acne vulgaris” dan “faktor”. Artikel yang didapatkan sebanyak 25 artikel dan 10 artikel memenuhi syarat. Peneliti membuat resume dari hasil penelitian dan melakukan interpretasi dan kesimpulan dari artikel terpilih. Patogenesis acne vulgaris melibatkan beberapa faktor utama, yaitu peningkatan produksi sebum, hiperkeratinisasi folikel, kolonisasi oleh <em>Cutibacterium acnes</em> (sebelumnya <em>Propionibacterium acnes</em>), serta respon inflamasi imun. Faktor hormonal, genetik, stres, dan gaya hidup juga diketahui berperan dalam memperparah kondisi ini.</p>2025-06-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6775Skrining Perilaku Self-Harm pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan2025-06-29T12:01:54+00:00Yosalia Mahirah Salsabilayosalia21001@mail.unpad.ac.idEfri Widiantiefri.widianti@unpad.ac.idTheresia Eriyanitheresiaeriyani@gmail.com<p>Mahasiswa keperawatan rentan mengalami tekanan psikologis akibat tuntutan akademik dan tuntutan menjadi perawat profesional yang berpotensi memicu perilaku self-harm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku self-harm pada mahasiswa program studi sarjana ilmu keperawatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi 648 mahasiswa dan sampel 247 responden yang diambil melalui Stratified Random Sampling. Instrumen pada penelitian ini adalah Self-Harm Inventory (SHI) versi Indonesia yang sudah dilakukan validitas dan reliabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan mayoritas mahasiswa cenderung tidak berperilaku self-harm (74,3%), sebagian mahasiswa menunjukkan adanya kecenderungan perilaku self-harm ringan (88%) dan sebagian kecil mahasiswa berkecenderungan berperilaku self-harm dengan indikasi psikopatologi (3,9%). Faktor risiko utama meliputi stress akademik, transisi remaja menuju dewasa, dan kurangnya dukungan sosial. Penelitian ini menekankan pentingnya deteksi dini perilaku self-harm melalui skrining kesehatan mental berbasis SHI dan penguatan program konseling di lingkungan kampus untuk mencegah peningkatan gangguan mental. Temuan ini menjadi dasar rekomendasi kebijakan peningkatan layanan kesehatan mental bagi mahasiswa keperawatan.</p>2025-06-29T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6756Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Leimyoma Uterus (Post Operasi) dengan Pemberian Terapi Foot Massage untuk Mengurangi Nyeri2025-06-29T12:57:49+00:00Alfiyani Khoiriyahalvianikha121@gmail.comSiti Haniyahlivana.ph@gmail.com<p>Leiomyoma uterus merupakan tumor jinak yang paling umum pada sistem reproduksi wanita dengan prevalensi mencapai 20-30% pada wanita berusia di atas 35 tahun di Indonesia. Nyeri pascaoperasi miomektomi menjadi komplikasi utama yang memerlukan manajemen optimal. Terapi foot massage sebagai intervensi non-farmakologis menunjukkan potensi dalam mengurangi intensitas nyeri melalui mekanisme gate control theory dan pelepasan endorfin. Menganalisis efektivitas terapi foot massage dalam mengurangi intensitas nyeri pada pasien pascaoperasi miomektomi dengan leiomyoma uterus. Penelitian menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada Ny. W berusia 23 tahun post miomektomi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Terapi foot massage dilakukan selama 15 menit per sesi selama tiga hari berturut-turut. Evaluasi nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan monitoring tanda vital. Terjadi penurunan skala nyeri yang konsisten dari 7 menjadi 6 (hari ke-1), 5 (hari ke-2), dan 4 (hari ke-3). Tekanan darah mengalami penurunan signifikan dari 154/74 mmHg menjadi 116/66 mmHg. Parameter vital lainnya tetap stabil tanpa efek samping merugikan. Terapi foot massage terbukti efektif menurunkan intensitas nyeri pascaoperasi miomektomi dengan total penurunan 3 poin skala nyeri. Disarankan implementasi terapi ini sebagai modalitas komplementer dalam asuhan keperawatan perioperatif dengan melibatkan keluarga untuk kontinuitas perawatan.</p>2025-06-29T12:57:49+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6456Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an terhadap Tingkat Depresi pada Lansia2025-06-29T14:47:13+00:00Cika Fathunnisacikafathunnisa@gmail.comDinasti Pudang Binoriangdinasti.binoriang@umy.ac.idMuh Fathoni Rohmanlivana.ph@gmail.com<p>World Health Organization (WHO) telah mengidentifikasi lansia sebagai kelompok masyarakat yang mudah terserang kemunduran fisik dan mental. Salah satu gangguan mental yang sering dialami lansia adalah depresi. Salah satu cara untuk mengatasi depresi lansia adalah dengan relaksasi. Salah satu jenis terapi relaksasi yang dikembangkan oleh Benson adalah terapi relaksasi religius. Terapi relaksasi Al-Qur’an dapat mempercepat penyembuhan, lantunan Al-Quran dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat depresi pada lansia. Metode: Pendekatan studi kasus melalui proses asuhan keperawatan seperti pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi. Intervensi dilakukan selama 5 hari dengan menggunakan pre-test dan post-test kuesioner GDS. Sampel dalam penelitian ini 1 responden. Data dianalisis dengan menggunakan skoring dari setiap jawaban pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan pendek dengan masing-masing pertanyaan di setiap jawaban "Ya" pada pertanyaan yang mengarah pada gejala depresi, dan jawaban "Tidak" pada pertanyaan yang tidak mengarah pada gejala depresi, diberi skor 1. Jumlah skor tersebut dikelompokkan sebagai berikut: 0-4 normal, 5-8 depresi ringan, 9-11 depresi sedang dan 12-15 depresi berat. Hasil: Setelah dilakukan implementasi selama 5 kali pasien mengalami penurunan Tingkat depresi dengan bobot skor 1-2. Pada hari pertama score GDS awal tercatat score 9 setelah dilakukan implementasi 5 kali tingkat depresi pasien mengalami penurunan dengan score GDS 7 pada hari kelima. Simpulan: Terapi murottal Al- Qur’an efektif dalam menurunkan tingkat depresi pada lansia.</p>2025-06-29T14:47:13+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6761Rasionalitas Pemberian Obat Antinyeri di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit2025-06-30T15:03:51+00:00Maulida Puteri Fonnacoassmaulidapf@gmail.comRasmi Zakiah Oktarlinalivana.ph@gmail.com<p>Analgesik merupakan obat yang digunakan untuk penanganan dan manajemen nyeri. Terdapat beberapa golongan obat analgesik yaitu asetaminofen, obat antiinflamasi nonsteroid, antidepresan, antiepilepsi, anestesi lokal, dan opioid. Ketepatan pasien, indikasi, dosis, jenis obat, dan rute pemberian obat merupakan bentuk rasionalitas yang dapat membantu meningkatkan hasil manajemen nyeri yang maksimal. Indikasi pemberian obat antinyeri didasarkan pada kualitas nyeri yang dirasakan pasien. Pendekatan tatalaksana dengan patient oriented sangat bermanfaat dalam tatalaksana nyeri mengingat nyeri bersifat subjektif dan bergantung pada emosional setiap indivitu. Nyeri merupakan salah satu keluhan terbanyak yang datang di IGD. Oleh karena itu IGD menjadi salah satu bagian di rumah sakit yang memerlukan rasionalitas penggunaan obat antinyeri. Diperlukan pemberian antinyeri yang cepat, tepat, aman, dan efisien. Tinjauan pustaka ini membahas lebih lanjut rasionalitas obat analgesik yang diresepkan di IGD rumah sakit.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6632Efektivitas Edukasi Berbasis Diabetes Self-Management Education (DSME) terhadap Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2: Sebuah Tinjauan Literatur2025-06-30T15:02:36+00:00M. Ihsanyothersun@gmail.comAqilah Sakura Usmanaqilahsakura05@gmail.comPerawati Perawatilivana.ph@gmail.com<p>Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan kondisi metabolik kronis yang berdampak serius pada aspek fisik, psikologis, dan sosial pasien, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu strategi yang dinilai efektif untuk mengatasi dampak tersebut adalah edukasi berbasis Diabetes Self-Management Education (DSME), yang bertujuan meningkatkan kemandirian, pengetahuan, dan kemampuan pasien dalam pengelolaan diri. Penelitian ini bertujuan meninjau efektivitas DSME terhadap kualitas hidup pasien DMT2 melalui metode literature review. Kajian dilakukan dengan pendekatan PICO, diikuti proses identifikasi, skrining, serta penerapan kriteria inklusi dan eksklusi, hingga diperoleh 7 artikel dari tahun 2018 hingga 2024 yang relevan. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa intervensi DSME secara konsisten berkontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien, mencakup aspek fisik, psikologis, dan sosial. Selain membantu pemahaman terhadap penyakit, DSME juga mendorong kemandirian dan kepercayaan diri pasien dalam pengelolaan DMT2, yang berdampak positif terhadap perilaku perawatan diri dan hasil kesehatan secara keseluruhan. Dengan demikian, DSME terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DMT2.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6751Hubungan Pola Makan dan Indeks Massa Tubuh dengan Derajat Hipertensi pada Lansia2025-07-01T08:49:43+00:00Rusmawati Rusmawatiroes.medic@gmail.comMilkhatun Milkhatunlivana.ph@gmail.comNi Wayan Wiwin Asthiningsihlivana.ph@gmail.com<p>Usia lanjut ditandai dengan penurunan kemampuan fisik, kognitif, dan psikologis secara alamiah. Pada fase ini, masalah kesehatan sering muncul, salah satunya adalah hipertensi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi yakni dengan melakukan pengaturan pola makan seperti diet rendah garam, pengaturan berat badan, faktor risiko yang terjadinya peningkatan tekanan darah, salah satunya adalah kelebihan berat badan. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan pola makan dan indeks massa tubuh dengan derajat hipertensi pada lansia di Kelurahan Rawa Makmur Wilayah Puskesmas Palaran Samarinda. Penelitian ini dilakukan dengan desain deskriptif korelasional melalui pendekatan cross sectional, yaitu mengkaji hubungan pola makan dan indeks massa tubuh dengan derajat hipertensi. Jumlah populasi ialah 204 orang, sampel dalam penelitian ini yaitu lansia penderita hipertensi sebanyak 135 orang, yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2025 dan data ini merupakan kunjungan pasien berulang pada tahun 2024, sebanyak 203 pasien dengan hipertensi berada di kelurahan Rawamakmur dari Juli hingga Desember 2024, terdiri dari 74 laki-laki dan 129 perempuan, penelitian ini menggunakan uji speramen Rho. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan antara variabel pola makan dengan nilai uji rank spearman p value = 0.006 < 0.05 dan variabel indeks massa tubuh dengan nilai uji rank spearman p value = 0,704> 0,05.</p>2025-06-30T15:32:08+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6779Penatalaksanaan Pra Anestesi pada Pasien Fraktur Femur yang Menjalani Anestesi Spinal: Studi Kasus Lima Pasien2025-06-30T18:09:41+00:00Urmila Adrianirianiurmila@gmail.comFauzan Adhimalivana.ph@gmail.com<p>Fraktur femur merupakan salah satu situasi trauma ortopedi yang sering memerlukan tindakan pembedahan dengan anestesi spinal, terutama pada institusi yang berlokasi di daerah regional. Kondisi fisiologis pasien sering kali diperburuk oleh adanya nyeri hebat dan kecemasan sebelum operasi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang penatalaksanaan keperawatan pra anestesi yang diberikan kepada pasien fraktur femur yang menjalani operasi ORIF dengan anestesi spinal. Metode: Untuk keperluan penelitian ini, metodologi studi kasus deskriptif diterapkan kepada lima pasien laki-laki yang dirawat di RSUD Salatiga untuk kasus fraktur femur. Untuk mengumpulkan data, dilakukan pengkajian lengkap dengan menggunakan metodologi AMPLE dan 6B. Selain itu, dilakukan juga analisis terhadap masalah keperawatan pra anestesi dan penerapan terapi nonfarmakologis. Untuk setiap pasien, metode SOAP digunakan dalam proses evaluasi pasien. Hasil Utama: Temuan utama adalah bahwa semua pasien diklasifikasikan sebagai ASA II, mengalami nyeri sedang (diukur dengan skala nyeri 6), dan kecemasan sedang (diukur dengan skor Apais 16). Intervensi yang diberikan oleh perawat berhasil menurunkan tingkat ketidaknyamanan dan menstabilkan parameter fisiologis yang ada sebelum operasi.Kesimpulan Utama: Hal terpenting yang dapat diambil adalah bahwa intervensi keperawatan pra-anestesi yang komprehensif dan komunikatif memiliki peran penting dalam mempersiapkan pasien baik secara fisik maupun mental untuk operasi.Kontribusi di Bidang Ini: Studi ini memberikan kontribusi di bidang ini dengan memberikan landasan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan anestesiologi di rumah sakit tipe B. Selain itu, studi ini menyoroti pentingnya pendekatan non-farmakologis untuk manajemen kecemasan dan nyeri.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6812Gambaran Kualitas Tidur pada Pasien Stroke2025-07-03T13:29:14+00:00Hizrah Hanim Lubislivana.ph@gmail.comPutri Purnama Sarilivana.ph@gmail.comMaya Ardilla Siregarmayaardillasiregar@helvetia.ac.idPutri Purnama Sarilivana.ph@gmail.comMhd Adi Setiawan Aritonanglivana.ph@gmail.com<p>Stroke adalah salah satu penyakit yang paling umum menyebabkan kecacatan dan kematian di dunia yang menyumbang 11% dari total kematian global dan merupakan salah satu penyebab utama kecacatan jangka panjang. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kelelahan kronis, penurunan kognisi, dan peningkatan gejala depresi serta kecemasan, yang sering terjadi pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran kualitas tidur pada pasien stroke. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien stroke yang berada di instalasi rawat jalan berada di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia Medan yang berjumlah 90 responden. Pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria- kriteria tertentu. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan Analisa tabel frekuensi dan persentase. Hasil yang diperoleh adalah mayoritas kualitas tidur pasien stroke di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia dengan kategori buruk.</p> <p> </p>2025-06-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6833Hubungan Paparan Asap Rokok terhadap Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Hamil2025-07-03T14:45:10+00:00Oktaviana Manda Putrioktavianamanda@gmail.comFriska Oktavianalivana.ph@gmail.comPoppy Farasarilivana.ph@gmail.comSiti Suciatilivana.ph@gmail.com<p>Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada wanita hamil merupakan masalah gizi yang berdampak serius terhadap kesehatan ibu dan janin. Salah satu faktor lingkungan yang berpotensi memengaruhi status gizi wanita hamil adalah paparan asap rokok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian KEK pada wanita hamil di wilayah kerja Puskesmas Kauman Tulungagung. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan <em>case control</em>. Sampel sebanyak 34 wanita hamil dengan status KEK (LiLA <23,5 cm) trimester 1 dan 2 pada Bulan Januari-April 2025 dikumpulkan menggunakan teknik total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2025. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini melalui kuesioner paparan asap rokok dan dokumentasi data sekunder dari buku KIA. Kuesioner paparan asap rokok yang disusun berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai risiko paparan asap rokok terhadap kesehatan wanita hamil. Uji validitas dan reabilitas telah dilakukan dengan studi pendahuluan secara terbatas kepada beberapa responden di lokasi yang sama dengan lokasi penelitian namun responden dalam studi pendahuluan merupakan wanita hamil yang tidak termasuk dalam kriteria sampel penelitian utama. Pengumpulan data sekunder meliputi data status gizi (LiLA) yang terdapat dalam buku KIA wanita hamil yang telah didata setiap bulan nya oleh bidan yang bertugas sesuai prosedur standar pelayanan kesehatan ibu. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dan <em>Independent T-Test</em>. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) wanita hamil (p = 0,003), serta terdapat perbedaan bermakna rata-rata LiLA antara kelompok yang terpapar dan tidak terpapar asap rokok (p = 0,013). Simpulan dari penelitian ini adalah paparan asap rokok berhubungan dengan kejadian KEK pada wanita hamil. Penelitian ini memperkuat bukti ilmiah bahwa lingkungan bebas asap rokok penting untuk mendukung status gizi dan kesehatan maternal selama kehamilan.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/4793Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Hemodialisis pada Pasien Laki-Laki dengan Gagal Ginjal Kronik2025-07-25T08:40:26+00:00Wahid Haris Munhadiwahidharismunhadi@gmail.comMardheni Wulandarilivana.ph@gmail.comRatna Purwaningrumlivana.ph@gmail.comToni Prasetialivana.ph@gmail.com<p>Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam mempertahankan hemostasis tubuh. Secara fungsional ginjal berperan dalam membantu membuang limbah atau sisa-sisa hasil metabolisme yang tidak lagi terpakai oleh tubuh kita seperti urea, asam urat, kreatinin, bilirubin, dan metabolit hormon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan hematologi kadar eritrosit dan hemoglobin pada sampel darah pasien gagal ginjal kronik (GGK) sebelum dan sesudah proses hemodialisis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik convenience dengan jumlah total 46 responden pasien laki-laki. Data diperoleh melalui pengumpulan data sekunder, yaitu dengan mengakses rekam medis pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada bulan Februari 2024. Hasil menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin sebelum hemodialisis sebesar 8,648 gr/dl mengalami kenaikan menjadi 9,089 gr/dl setelah hemodialisis, dengan selisih rata-rata sebesar -0,4413. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah menjalani terapi hemodialisis.</p>2025-06-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/6553Hubungan Pengalaman Perawatan Intensif dengan Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Pasien2025-07-25T08:59:03+00:00Setianingsih Setianingsihningsihsetia9988@gmail.comAnggis Angelriska Setyawanlivana.ph@gmail.comLestari Eko Darwatilivana.ph@gmail.comAhmad Asyrofilivana.ph@gmail.com<p>Keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU seringkali menghadapi tekanan psikologis dan emosional akibat keadaan pasien yang kritis. Pengalaman yang mereka alami selama perawatan intensif dapat berdampak pada pandangan mereka mengenai pemenuhan kebutuhan selama mendampingi pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi hubungan antara pengalaman perawatan intensif dengan pemenuhan kebutuhan keluarga pasien di ruang ICU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dan desain cross sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner K3PI (Kuesioner Kebutuhan Keluarga Pasien di Ruang Perawatan Intensif) yang di isi oleh 53 responden yang memiliki anggota keluarga yang dirawat di ICU. Analisa data penelitian menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman perawatan intensif dengan pemenuhan kebutuhan keluarga pasien di ruang ICU (p-value ˃ 0,05). Meskipun demikian, pengalaman yang dialami oleh keluarga selama menemani pasien di ICU sangat berpengaruh terhadap persepsi mereka tentang pemenuhan kebutuhan. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan aspek emosional dan informasi yang diterima oleh keluarga agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan di ruang ICU.</p>2025-06-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/7297Kelelahan pada Awal Postpartum terhadap Motivasi Ibu Nifas dalam Pemberian ASI2025-09-26T11:03:55+00:00Wigutomo Gozaliwigutomo.gozali@undiksha.ac.idPutu Irma PratiwiIrma.pratiwi@undiksha.ac.id<p>Perempuan yang telah melahirkan mengalami berbagai perubahan dalam kesejahteraan fisik dan mental. Gejala fisik yang dialami perempuan pasca melahirkan antara lain rasa tidak nyaman. kelelahan setelah persalinan tidak hanya membahayakan kesehatan ibu tetapi juga membahayakan bayi dan anak-anaknya. Kejadian ini dapat berdampak negatif pada produksi asi, ikatan ibu dan bayi, dan interaksi antara ibu dan bayi, sehingga dapat memperlambat perkembangan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelelahan pada awal postpartum terhadap motivasi ibu nifas dalam pemberian asi di kabupaten buleleng. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus slovin berjumlah 385 ibu nifas. teknik sampling menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. instrumen yang digunakan ada dua, kuesioner pertama adalah postpartum fatigue scale (PFS) multidimensi yang dikembangkan oleh Milligan dkk pada tahun 1997 untuk menilai tingkat kelelahan pascapersalinan pada ibu dan kedua adalah breastfeeding motivational instructional measurement scale (BMIMS) yang dikembangkan oleh Janine Stockdale, kedua instrument tersebut sudah dikatakan valid dan reliabel secara internasional. Analisis data menggunakan sprearman’s rho correlation. lokasi penelitian ini adalah tempat praktik mandiri bidan (TPMB) yang ada di kabupaten bueleleng. Terdapat hubungan antara kelelahan ibu postpartum dengan motivasi pemberian asi eksklusif (p=0,001). Semakin tinggi tingkat kelelahan pascapersalinan yang dialami ibu, semakin rendah motivasi mereka untuk memberikan asi.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##