Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lama Penyembuhan Luka Diabetes Mellitus
Abstract
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik terutama karbohidrat disebabkan oleh berkurangnya atau ketiadaan hormon insulin dari sel beta pankreas, atau akibat gangguan fungsi insulin, atau keduanya. Lama penyembuhan luka diabetes melitus dipengaruhi oleh faktor usia, status gizi, kadar gula darah, kepatuhan diet, aktivitas fisik, dan kepatuhan minum obat. Pada kasus ulkus kaki diabetik, penyembuhan luka sering kali terhambat sehingga meningkatkan risiko amputasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan luka pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Royal Prima Medan. Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan desain crosssectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh responden yang mengalami diabetes melitus dengan luka pada bagian tubuhnya, teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data dengan menggunakan timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, Easy Touch® GCU untuk mengetahui kadar glukosa darah, Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) untuk mengetahui kepatuhan minum obat, dan Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) untuk menilai luka. Analisis data menggunakan uji bivariat Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi berpengaruh signifikan terhadap lama penyembuhan luka (p < 0,05), dengan OR sebesar 28,884 (95% CI 2,760-302,240), status gizi baik memiliki kemungkinan pengaruh sebesar 28,884 kali lebih besar untuk sembuh lebih cepat. Kesimpulannya adalah status gizi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi lama penyembuhan luka pada pasien DM di RSU Royal Prima.
References
Akrom, A., Sari, O. M., & Saputri, Z. (2019). Analisis determinan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien diabetes tipe 2 di pelayanan kesehatan primer. JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis), 6(1), 54–62.
Amalia, D., et al. (2021). Gambaran implementasi penatalaksanaan penyakit diabetes melitus di Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor tahun 2019–2020. Promotor, 4(2), 97–105.
Amrullah, J. F. (2020). Hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah sewaktu pada lansia penderita diabetes melitus di wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Jurnal Sehat Masada, 14(1), 42–50.
Astutisari, I. D., et al. (2022). Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Manggis I. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 6(2), 79–87.
Damayanti, R. (2021). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Muara Wis. Prosiding Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, 1, 125–133.
De Sousa, et al. (2020). An update on potential links between type 2 diabetes mellitus and Alzheimer’s disease. Molecular Biology Reports, 47, 6347–6356.
Efendi, P., et al. (2020). Faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan ganggren pasien diabetes mellitus di Klinik Alfacare. MNJ (Mahakam Nursing Journal), 2(7), 286–297.
Efendi, P., Heryati, K., & Buston, E. (2020). Faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan ganggren pasien diabetes mellitus di Klinik Alfacare. MNJ (Mahakam Nursing Journal), 2(7), 286. https://doi.org/10.35963/mnj.v2i7.165
Hidayat, R., et al. (2022). Faktor-faktor yang berhubungan dengan penundaan penyembuhan luka pada pasien luka kaki diabetik di Wocare Center. Malahayati Nursing Journal, 4(6), 1451–1460.
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan gangren kaki diabetik. Cermin Dunia Kedokteran, 44(1), 399377.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Profil kesehatan Indonesia 2020.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Putri, Y. D., et al. (2022). Hubungan kadar gula darah dengan gangguan neuropati perifer pada penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 7(4).
Rahayu, et al. (2022). Hubungan aktivitas fisik dalam mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Jati Makmur Kota Binjai tahun 2021. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 7(3), 224–231.
Siahaan, H., & Hasugian, F. (2021). Analisis faktor penghambat penyembuhan luka kaki diabetik pada pasien diabetes mellitus di RSU Sembiring, Deli Tua tahun 2020. Jurnal Pionir, 7(1).
Sidrotullah, M., & Al, E. (2022). Hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Montong Betok Kecamatan Montong Gading Lombok Timur tahun 2022. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi, 10(2), 58–61.
Smeltzer, & B. (2017). Brunner & Sudarth edisi 12 keperawatan medikal bedah (12th ed.). EGC.
Spartano. (2022). Accelerometer-determined physical activity and cognitive function in middle-aged and older adults from two generations of the Framingham Heart Study. Alzheimer’s & Dementia: Translational Research & Clinical Interventions, 5, 618– 626.
Sulaiman, L. Y. (2018). Kepatuhan diet pasien diabetes melitus terhadap penyembuhan luka post-op di Rumah Sakit Bedah Surya Dharma Husada Jombang.
Sulistiani, I., & Djamaluddin, N. (2024). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian luka pada penderita diabetes melitus. Jurnal Keperawatan, 16(2), 851–856.
World Health Organization. (2020). Constitution of the World Health Organization (Edisi ke- 49). World Health Organization



