Penatalaksanaan Holistik Pasien Anak Laki-Laki Usia 4 Tahun dengan Tuberkulosis Paru dan Gizi Buruk melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga
Abstract
Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab utama kematian akibat infeksi secara global. Di Indonesia, per Januari 2024 tercatat 110.881 kasus TB pada anak. Masalah gizi buruk juga menjadi tantangan besar, dengan sekitar 4,5 juta anak terdampak pada tahun 2022. Gizi buruk merupakan salah satu faktor risiko utama TB pada anak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor risiko, menganalisis masalah klinis, dan menyusun strategi tatalaksana holistik melalui pendekatan kedokteran keluarga. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan data primer dari alloanamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah, serta data sekunder dari rekam medis. Evaluasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada kasus An. MSF ditemukan faktor risiko internal seperti gizi buruk, kebiasaan tidak mencuci tangan, dan riwayat berat badan lahir rendah. Faktor eksternal mencakup kurangnya pengetahuan keluarga tentang TB, rendahnya penerapan PHBS, dan lingkungan yang tidak mendukung kesehatan. Setelah intervensi, terjadi peningkatan skor pengetahuan ibu sebesar 40 poin, perbaikan kepatuhan berobat dan perilaku PHBS seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjemur kasur. Asupan gizi juga membaik berdasarkan hasil food recall pasca intervensi.
References
Akbar, H., & Ramli, M. (2022). Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-59 Bulan di Kota Kotamobagu. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 5(2), 200-204. https://doi.org/10.56338/mppki.v5i2.2053
Akil, Q.M., Arifuddin, D., Nulanda, M., Jafar, M. A., & Abdullah, R. P. I. (2023). Hubungan Status Gizi Dan Riwayat BBLR Terhadap Perkembangan Anak Dengan Studi KPSP Dipuskesmas Maradekaya. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 3(4), 308-318. https://doi.org/10.33096/fmj.v3i4.198
Baga, B. M. D. J. (2018). Hubungan Status Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Posyandu V Desa Kletek Wilayah Kerja Puskesmas Taman Sidoarjo. Jurnal Kebidanan, 7(1). https://doi.org/10.47560/keb.v7i1.93
Dhanny, D. R., & Sefriantina, S. (2021). Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein dan Status Gizi Terhadap Kejadian Tuberkulosis Pada Anak. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF), 2(2), 58-68. https://doi.org/10.24853/mjnf.2.2.58-68
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2022). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2022.
Fikrina, L. T., & Rokhanawati, D. (2017). Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta). http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/2461
Fitria, A., Suhartini, T., & Supriyadi, B. (2023). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia <5 Tahun. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 6(1), 49-56. https://doi.org/10.37287/jppp.v6i1.1977
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dashboard TB Indonesia Update 2 Januari 2024. Diakses pada 13 Maret 2024 https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/dashboard
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/ MENKES/ 755/ 2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2022.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Petunjuk Teknis Tata Laksana Tuberkulosis Anak dan Remaja.
Mardianti, R., Muslim, C., & Setyowati, N. (2020). Hubungan Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Kasus di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma). Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 9(2), 23–31. https://doi.org/10.31186/naturalis.9.2.13502
Meriyanti, N. K. A. T., & Sudiadnyana, I. W. (2018). Hubungan Sanitasi Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Jurnal Kesehatan Lingkungan (JKL), 8(1).
Mushidah, M., Widiastuti, Y., & Purwati, P. (2022). Pengaruh Kondisi Sanitasi Rumah terhadap Kejadian Penyakit TB Paru. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(4), 1261-1268. https://doi.org/10.37287/jppp.v4i4.1234
Nurmayasanti, A., & Mahmudiono, T. (2019). Status Sosial Ekonomi dan Keragaman Pangan Pada Balita Stunting Dan Non-Stunting Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk. Amerta Nutrition, 3(2), 114-121. DOI: 10.2473/amnt.v3i2.2019.114-121
Nurviansyah, I.A. (2023). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kondisi Lingkungan Rumah Pasien TB Paru di Puskesmas Taman Sidoarjo (Doctoral dissertation, Stikes Hang Tuah Surabaya). https://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/id/eprint/1611
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2006). Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta, Indah Ofset Citra Grafika, hal, 1-64.
Sabila, M. S., Maywati, S., & Setiyono, A. (2024). Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Usia Produktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 20(1), 20-30.
Saputri, A., Usman, U., & Rusman, A. D. P. (2022). Analisis Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Di Daerah Dataran Tinggi Kota Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 5(1), 503-510. https://doi.org/10.31850/makes.v5i1.749
Sari, I. P., Ardillah, Y., ci, A. (2020). Berat bayi lahir dan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Kecamatan Seberang Ulu I Palembang. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 8(2), 110-118. https://doi.org/10.14710/jgi.8.2.110-118
World Health Organization (WHO). (2022). Implementing the End TB Strategy: The Essential, updated. 2022.



